Connect with us

Tim Kami

Soal Menanam Pohon dan Keyakinan Aminul Ichsan bahwa Hidup Itu Harus Menghidupi (2022)

Published

on

Soal Menanam Pohon dan Keyakinan Aminul Ichsan bahwa Hidup Itu Harus Menghidupi.

Di pengujung obrolan Aminul Ichsan atau kerap disapa Mas Ai, mengungkapkan keyakinannya bahwa hidup itu harus menghidupi. Baginya, selama apa yang dilakukan masih bermanfaat bagi orang lain ia akan meneruskan jalan perjuangannya, dan LindungiHutan jadi salah satu tempat di mana ia bisa bermanfaat untuk banyak orang.

LindungiHutan adalah platform crowdplanting atau penanaman massal yang hadir sejak tahun 2016 dan hingga saat ini telah membantu ratusan ribu penanaman dan menjembatani miliaran nilai donasi demi kelestarian alam.

Menariknya, di balik kesuksesan LindungiHutan saat ini, ada campur tangan seorang Mas Ai di sana. Pria berumur 20-an akhir ini memilih jalan sunyinya untuk menanam pohon di berbagai daerah di Indonesia.

Penasaran dengan ceritanya selama ini, kami mengajak Mas Ai berbincang mengenai kesibukan, pengalaman, hingga pendapatnya terhadap isu lingkungan. Simak obrolan berikut!

Foto Mas Ai mewakili LindungiHutan dalam pelaksanaan penanaman pohon.
Mas Ai mewakili LindungiHutan dalam pelaksanaan penanaman pohon.

Akhir-Akhir Ini Sibuk Ngapain Aja Mas Ai?

Paling kemarin lagi sibuk bikin sheet kampanye yang versi dua biar memuat lebih banyak informasi supaya mudah digunakan oleh tim-tim internal, jadi bisa lihat lokasinya dimana saja, pohonnya apa, posisi penanamannya dimana, harganya berapa, semua sudah ke-cover di situ. Selebihnya paling menyelesaikan masalah-masalah di tim operasional sama di tim lain kalau butuh bantuan.

Terakhir Melakukan Penanaman Kemana?

Terakhir itu aku menanam di Kabupaten Kendal tanggal 6 Agustus ini, penanamannya Somethinc (brand) sejumlah 5.000-an pohon.

Sebagai Manajer Operasional di LindungiHutan, Apa Saja Lingkup Kerja Divisi Tersebut?

Kalau di divisi operasional lebih ke persiapan-persiapan gitu sih, misalkan tim lain itu butuh apa? Terus kalau misalkan butuh lokasi-lokasi penanaman baru di kota mana, kita cariin. Kita itu lebih apapun yang dibutuhin itu bisa ke tim operasional. Nah, kalau dari aku pribadi itu lebih ngarahin apa-apa saja yang harus dilakukan sama tim operasional.

Baca juga: Perjuangan Pak Ujang Jaga Kelestarian Hutan Mangrove Jakarta

Mengingat Salah Satu Tugasnya yaitu Melakukan Penanaman dan Sering Berpindah-Pindah Kota, Apakah Selama Ini Pernah Merasa Kerepotan dan Capek?

Kalau capek sih sering ya mungkin karena perjalanan jauh, naik kereta lama, tetapi aku enggak harus mengeluh gitu loh, padahal yang lain juga sama capek-nya gitu, meskipun enggak fisik tetapi mereka itu lebih capek pikiran.

Sedangkan menurutku, capek pikiran itu lebih capek ketimbang fisik. Kalau fisik mah buat tidur selesai, tetapi kalau pikiran dibuat tidur enggak begitu terselesaikan. Tetapi kalau mau ngomongin capek ya capek cuman karena itu kerjaan yang kita lakukan, ya dedicated aja si.

Selama 4 tahun Mas Ai Bergabung dengan LindungiHutan Sudah Berapa Kota yang Didatangi untuk Penanaman ataupun Monitoring Pohon?

Kayaknya sih sekitar 9 atau 10-an kota deh, tetapi itu di sekitaran Jawa Tengah ke barat sampai Jakarta. Paling baru itu selain ke Kendal juga ke Bali.

Faktor-Faktor Apa saja yang Menentukan Sebuah Daerah bisa Dijadikan Lokasi Penanaman?

Selama ini itu selain ada petaninya yang memang fokus untuk melakukan penanaman dan punya pembibitan, petaninya juga harus responsif paling tidak kalau dihubungi itu gampang dan enggak suka hilang-hilangan.

Nah kalau dari lokasinya itu sendiri tuh legalitasnya itu jelas dan enggak yang tanah sengketa soalnya kalau tanah sengketa kan perizinannya kan pasti sulit banget, makanya kita tuh enggak ke situ. Kita itu lebih ke wilayah-wilayah yang memang diperuntukkan untuk konservasi. Contohnya di pesisir kan wilayah bebas konservasi, nah kita bisa gunakan lokasi itu buat penanaman pohon.

Selain lokasi dan petaninya juga ada jenis pohon yang ditanam. Pohon yang ditanam itu harus sesuai dengan kriteria pohon di LindungiHutan misalkan kita itu enggak menanam pohon yang diproduksi kayunya seperti sengon atau jati, mungkin lebih ke apapun yang dimanfaatkan untuk produksi, paling maksimal itu buahnya dan itu juga enggak boleh ditebang.

LindungiHutan Melibatkan Petani sebagai Mitra, Bagaimana Bentuk Kerja Samanya?

Kalau kerja sama kita dengan mitra-mitra lapangan atau petani, mereka dari petani melakukan penanaman, merawat pohon yang ditanam, monitoring pohonnya. Lalu dari sisi LindungiHutan-nya membantu untuk mencarikan funding supaya pohon-pohonnya itu bisa ditanam.

Nah, mereka kan sudah melakukan pembibitan, kita yang beli pohonnya biar ditanam mereka dan dirawat.

Baca juga: Kelompok Camar Selamatkan Pesisir Semarang dari Abrasi

Kalau Setelah Penanaman, di LindungiHutan Ada Fitur Pantau, Lalu dalam Jangka Berapa Bulan Petani Melakukan Monitoring Pohon?

Pemantauan berlangsung  satu tahun dengan rentang waktu 3 bulan selama 4 kali. LindungiHutan juga punya skema baru yaitu harga pohonnya itu termasuk dengan harga penyulaman atau penanaman kembali (replanting) dan itu sebesar 20%.  Jadi misalnya harga pohonnya Rp20.000,00 nanti 20% itu bakal digunakan untuk penyulaman pohon.

Penanaman kembali tuh sebagai tanggung jawab kita LindungiHutan untuk terus merawat dan juga menjaga pohon yang sudah ditanam.

Dengan Adanya LindungiHutan, Menurut Mas AI, Apakah Mitra-Mitra Petani Ini Terbantu?

Menurutku sih kurang lebihnya terbantu, karena mitra petani tuh kadang bertanya kapan ada penanaman lagi. Berarti dengan adanya LindungiHutan dan kegiatan penanaman pohon petani tuh merasa terbantu. Paling tidak ada sedikit yang bisa kami bantu untuk hidup maupun lingkungan mereka.

Lantas, Seberapa Besar Jasa Mitra Petani Ini dalam Pelestarian Lingkungan?

Itu kaya enggak bisa diukur sih, karena yang jelas besar banget ya kalau enggak dari mereka-mereka yang memulai duluan tuh mungkin lokasi yang sekarang enggak bakal serimbun ini. Misalnya di Tambakrejo tuh kalau enggak ada Kelompok CAMAR mungkin enggak ada lagi daratan di Semenanjung Pantainya, terus di Trimulyo juga enggak ada kawasan industri lagi di sampingnya.

Nah, kalau enggak ada mereka-mereka ini mungkin enggak ada lagi yang namanya hutan bakau. Lebih jauhnya lagi, LindungiHutan berdiri di tahun 2016 dan kehadiran petani-petani tersebut jadi satu hal yang fundamental banget karena mereka yang membantu kita selama ini loh.

Menurut Mas Ai Apa Akar Masalah Lingkungan di Setiap Lokasi-Lokasi Penanaman LindungiHutan?

Kalau di wilayah pesisir sebenarnya masalahnya sama sih yaitu abrasi. Jadi, pada tahun 1998-an itu masif pertambakan Udang Windu, cuman karena satu dan lain hal yang aku dengar tambak Udang Windu ini collapse masal antara tahun 1998-1999.

Imbasnya, Udang Windu mulai ditinggalkan. Nah, setelah Udang Windu ditinggalkan tambaknya juga ditinggalkan dan tidak diurus kembali. Tambak, ditinggalkan, tidak diurus, dan pohon mangrovenya juga sudah enggak ada. Alhasil terjadilah abrasi.

Nah, itu kalau di wilayah pesisir. Sementara di wilayah gunung, hutan, atau lembah ceritanya itu lebih variatif dan setiap lokasi ceritanya itu berbeda-beda. Ada yang karena kebakaran lahan ada juga yang terkena erupsi gunung, jadi bermacam-macam.

Nilai atau Keyakinan Apa yang Mas Ai Pegang sampai Saat ini Terus Semangat Melakukan Penanaman Pohon?

Ini tuh lebih ke moto hidup ku, Urip itu kudu Urup, hidup itu harus menghidupi. Selama masih bisa bermanfaat  untuk orang lain ya diterusin aja dan aku rasa LindungiHutan jadi salah satu tempat di mana aku bisa bermanfaat untuk banyak orang.

Muhamad Iqbal adalah SEO content writer di LindungiHutan dengan fokus pada tulisan-tulisan lingkungan, kehutanan dan sosial.

Rawat Bumi LindungiHutan