Connect with us

Bisnis Lestari

Program Mangrove Capital LindungiHutan, Bantu Perusahaan Anda Mewujudkan Sustainable Finance

Published

on

Mangrove capital LindungiHutan

Keuangan berkelanjutan atau sustainable finance memiliki berbagai definisi. Seperti misalnya, sustainable finance adalah dukungan sektor jasa keuangan untuk pertumbuhan berkelanjutan melalui keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Istilah keuangan berkelanjutan atau sustainable finance di Indonesia beserta roadmap-nya pertama kali diperkenalkan oleh OJK berkerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2014.  Inisiatif ini diharapkan menjadi alat strategis untuk mengatasi masalah lingkungan sekaligus meningkatkan daya saing sektor jasa keuangan di Indonesia.

Namun, tantangan utama dalam implementasi keuangan berkelanjutan di Indonesia adalah meyakinkan pelaku bisnis dan masyarakat bahwa keuntungan jangka panjang dapat dicapai dengan lebih baik jika memperhitungkan keberlanjutan sumber daya alam dan dampak sosial. Prinsip ini dikenal sebagai profit, people, planet atau 3P.

Baca juga: Penanaman Mangrove, Ide Program CSR Lingkungan yang Berdampak

Ekosistem Karbon Biru, Potensi Kawasan Hutan Mangrove sebagai Penyerap Emisi

Penelitian CIFOR (2003) dalam Rahman (2023) mengkategorikan hutan mangrove sebagai ekosistem lahan basah dengan kapasitas penyimpan karbon antara 800-1200 ton per hektare. Murdiyarso et al. (2014) dalam Sondak (2015) menyatakan bahwa mangrove mampu menyimpan 20 Pg C, dengan 70-80% tersimpan dalam tanah sebagai bahan organik.

Studi lain oleh Titisar et al. (2022) mengindikasikan hutan bakau di Indonesia menyimpan sekitar 0,82-1,09 Pg C per hektare. Secara keseluruhan, karbon biru di Indonesia memiliki peran signifikan dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, dengan kemampuannya menyerap dan menyimpan CO2 dalam jumlah besar dari atmosfer.

Gayung bersambut, pemerintah melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) berkomitmen merehabilitasi 600 ribu hektare mangrove. Target ini dibagi menjadi dua.

Pertama, 200 ribu hektare untuk rehabilitasi melalui penanaman oleh masyarakat. Kemudian, 400 ribu hektare untuk pengelolaan lanskap mangrove berkelanjutan, termasuk perlindungan areal mangrove yang masih utuh melalui penguatan regulasi, kelembagaan, serta pemberdayaan masyarakat.

Baca juga: Konservasi Hutan Mangrove dan Trend Blue Carbon dalam CSR Perusahaan 2024

Mangrove Capital: LindungiHutan Bantu Wujudkan Keuangan Berkelanjutan

Bukan hanya revolusi dalam teknologi finansial (fintech), melainkan transformasi dari keuangan komersial yang berorientasi utama pada profit menuju ke arah keuangan berkelanjutan dan berdampak.

Berikut ini skema yang kami sediakan:

Skema 1 Basic Engagement

Mulai perjalanan konservasi Anda dengan menanam pohon di lokasi pilihan, pilihan sempurna untuk langkah pertama yang berdampak.

What you get?

Mulai dari penanaman 500 pohon

Lokasi penanaman:

Skema 2 Enhanced Engagement

Tanam pohon dan dapatkan seminar gratis tentang dampak lingkungan di kantor Anda, memperkuat komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan.

What you get?

Start from 1.000 trees FREE Office Based Seminar (Impact, Environment, Specific Mangrove)

Lokasi penanaman:

Skema 3 Substansial Engagement

Manfaatkan diskon khusus untuk penanaman pohon di berbagai lokasi terdampak perubahan iklim, ideal untuk kontribusi signifikan terhadap lingkungan.

What you get?

Start from 3.000 trees Diskon pohon 10%

Lokasi penanaman:

Skeman 4 Comprehensive Engagement

Dapatkan diskon plus laporan dampak eksklusif dan perhitungan karbon gratis dengan menanam pohon, tunjukkan komitmen besar Anda terhadap aksi konservasi.

What you get?

Start from 5.000 trees 10% Discount + FREE Exclusive Impact Report & Carbon Calculation (per 1 project)

Lokasi penanaman:

Baca juga: CSR Berbasis Lingkungan Solusi Bisnis Berkelanjutan bagi Perusahaan

Studi Kasus: BCA Syariah Gandeng LindungiHutan Bantu Wujudkan Inisiatif ESG

Sebagai salah satu lembaga jasa keuangan di Indonesia, aspek kelestarian dan keberlanjutan lingkungan menjadi fokus yang penting diperhatikan BCA Syariah. Terlebih menyangkut dengan pemenuhan kinerja perusahaan.

“Jadi, setelah kami review kembali kinerja ESG BCA Syariah, kami melihat S-nya sudah, G-nya sudah, sementara E-nya ini BCA Syariah masih belum optimal,” Ujar Nadia Amalia, Sekretaris Perusahaan, Perwakilan kantor pusat BCA Syariah.

Maka dalam meningkatkan kinerja ESG, utamanya aspek Environment, BCA Syariah mulai menghitung besaran emisi karbon yang dihasilkan dari proses jalannya bisnis. Emisi karbon tersebut yang kemudian akan dikompensasi melalui penanaman mangrove.

“Kami menyadari emisi yang dihasilkan dari operasional banking kami paling besar itu dari konsumsi energi listrik kemudian dari transportasi karyawan. Dengan kesadaran itu, kami mulai belajar cara mengukur dan mencatatnya. Setelah itu kami mulai berpikir bagaimana caranya untuk mengkompensasi emisi itu? Salah satu cara yang paling mudah dieksekusi adalah dengan menanam pohon sehingga kami pun mencoba mencari partner yang bisa membantu aktivitas penanaman pohon,“ sambung Nadia.Bersama LindungiHutan, BCA Syariah menjalankan program CSR “1000 Pohon untuk Tambakrejo” dalam rangka upaya pencegahan kerusakan lingkungan, abrasi, dan banjir rob di kawasan pesisir.

LindungiHutan Menanam Lebih Dari 800 RIBU Pohon di 40+ Lokasi Penanaman Bersama 500+ Brand dan Perusahaan