Pulau Pari merupakan salah satu pulau kecil yang ada di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, dan pembudidaya rumput laut. Pulau ini juga terkenal sebagai kawasan wisata yang banyak menawarkan objek kegiatan rekreasi. Salah satu objek wisata yang bisa dinikmati pengunjung adalah menjelajahi hutan mangrove.

Hutan mangrove di Pulau Pari sendiri tumbuh secara alami dengan luas 9,3 ha. Namun, keasrian pulau pari dan hutan mangrove yang ada di sana terancam oleh adanya banjir rob dan abrasi. Pada tahun 2020 pernah terjadi luapan air laut yang menyebabkan pemukiman warga terendam hingga beberapa hari.

Melihat ini, LindungiHutan ikut turun tangan menjaga ekosistem mangrove di Pulau Pari dengan penanaman pohon mangrove. Bersama masyarakat lokal di sana, pelestarian mangrove adalah upaya kami untuk mengembalikan Pulau Pari yang asri.

Mangrove yang memiliki perakaran yang kuat berfungsi sebagai penyangga badai, menyelamatkan garis pantai dari banjir rob, erosi dan abrasi. Tak hanya menurunkan risiko berbagai bencana alam dan menyelamatkan ruang hidup masyarakat di sana, Mangrove juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan keanekaragaman biota laut. 

Hingga Juni 2023, LindungiHutan telah melaksanakan 17 kampanye alam dengan total 10. 962 pohon tertanam di Pulau Pari. Kegiatan ini juga telah berhasil menambah kawasan hutan mangrove menjadi 10,9 ha, dan telah menyerap karbon hingga 1151.69 Kg CO2eq .

Ekowisata Hutan Mangrove Pantai Indah Kapuk (PIK) adalah kawasan wisata yang terletak di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. PIK merupakan habitat berbagai satwa di kota metropolitan, tetapi juga bisa dijadikan objek wisata alam, ruang terbuka hijau dan spot untuk keperluan prewedding dan shooting.

Di kawasan ini, hutan mangrove tumbuh secara alami dengan luas 99 hektar dan 40% lahannya digunakan untuk konservasi pohon bakau dan tanaman mangrove. Dengan potensi mangrove seluas ini, Mangrove Edupark PIK merupakan wilayah benteng abrasi dan erosi pantai Jakarta.

Namun karena peralihan lahan menjadi tempat pemukiman, kondominium, pusat bisnis, dan lapangan golf, kawasan ini mengalami penurunan kualitas tanah dan meningkatkan risiko abrasi.

Menanggapi ancaman ini, LindungiHutan sejak 2019 telah bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk mengembalikan kawasan mangrove dengan melakukan penanaman pohon jenis Rhizophora. Ini adalah upaya kami untuk menambah dan mengganti lahan mangrove yang rusak akibat alih fungsi lahan.

Hingga bulan Juni 2023, melalui 49 kampanye alam, kami telah menanam 12.060 pohon di Ekowisata Mangrove PIK dengan karbon yang berhasil terserap 3495.04 Kg CO2eq.

Ekowisata mangrove Wonorejo terletak di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya. Dengan luas hutan mangrove 200 ha, ekowisata ini merupakan paru-paru bagi Kota Surabaya. Kawasan yang juga dimanfaatkan sebagai wisata alam edukasi mangrove ini, menawarkan pemandangan hijau yang menyejukan mata dan memberikan kesegaran udara.

Hutan Mangrove Wonorejo adalah habitat bagi berbagai jenis mangrove seperti avicennia alba blume, Nypa fruticans, dan Excoecaria agallocha. Di sini juga merupakan tempat tinggal kepiting bakau, kera ekor panjang, dan ratusan spesies burung langka dan dilindungi.

Namun karena erosi, sedimentasi, serta konversi lahan untuk pemukiman dan tambak, luasan hutan mangrove Wonorejo mengalami penurunan yang cukup dramatis. Selain mengancam keanekaragaman hayati yang ada, kawasan ini bisa kehilangan benteng pencegah abrasinya.

Karenanya, LindungiHutan berupaya menjaga keberlangsungan ekosistem mangrove Wonorejo dari ancaman abrasi dan kerusakan yang lebih parah dengan penanaman pohon. Pelestarian dengan penanaman pohon mangrove di kawasan ini sudah dilakukan sejak 2022.

Hingga Juni 2023, total 13 kampanye alam telah dilakukan dengan 12.994 pohon berhasil ditanam. Dengan jumlah pohon tersebut, emisi karbon yang berhasil terserap adalah 1264.82 Kg CO2eq.

Hutan Desa Jabungan berada di pinggiran kota Semarang tepatnya di Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah. Selain hutan lindung, kawasan ini memiliki semak belukar dan masih bebas dari timpaan beton pembangunan.

Namun, Hutan ini tak lepas dari penebangan pohon yang tak terkendali oleh masyarakat yang ingin memanfaatkan kayunya. Hal tersebut memperparah kondisi kelurahan Jabungan yang memang pada tahun 2014 diklasifikasikan sebagai daerah yang rawan longsor. Daerah ini beberapa kali dilanda longsor yaitu tahun 2015 dan 2016 yang menyebabkan amblesnya badan jalan dan ambrolnya talud sungai.

Tidak hanya longsor yang mengintai masyarakat Jabungan, banjir ternyata juga membayangi mereka. Tidak ingin bencana berulang, LindungiHutan membantu masyarakat mengurangi risiko bencana dengan melakukan penanaman pohon alpukat sejak awal tahun 2022.

Alpukat adalah pohon yang memiliki kemampuan untuk menahan tanah agar tidak mudah turun dan bergerak. Terlebih, alpukat memiliki manfaat tambahan yang mana buahnya bisa dikonsumsi sehari-hari. Masyarakat juga dapat menjadikan alpukat sebagai tanaman agroforestri karena permintaan buahnya yang tinggi, sehingga dapat menjadi sumber penghasilan tambahan.

Hingga Juni 2023, 6 kampanye alam telah dilakukan dan sebanyak 11.170 pohon tertanam, dan menyerap karbon sebanyak 2.41.18 Kg CO2eq.

Pesisir Untia terletak di Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kawasan pesisir ini menyimpan potensi lahan hutan mangrove seluas 10 ha dengan berbagai keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.

Namun sayangnya, keseimbangan ekosistem mangrove terganggu yang disebabkan oleh praktik eksploitasi kayu bakar dan peralihan fungsi lahan menjadi tambak. Dua aktivitas yang tak terkendali ini menyebabkan wilayah utara Kota Makassar kehilangan penyelamat lingkungan alaminya. Karena, kerusakan hutan mangrove membuat kawasan ini menjadi rentan akan abrasi, mengancam pendapatan nelayan dan kehidupan masyarakat yang bermukim di sana.

Menurut kajian Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar dengan citra satelit, diperkirakan akan terjadi kenaikan air laut di pesisir Makassar > 30 cm pada tahun 2025, > 60 cm pada tahun 2050, dan pada tahun 2075 mencapai > 90 cm. Pada tahun 2100 kenaikan air laut diperkirakan sudah mencapai 122 cm.

Tak hanya kenaikan air laut, deforestasi di daratan juga menjadi masalah karena berdampak pada menurunnya daya simpan air dalam tanah, dan penurunan kualitas air.

Kondisi memprihatinkan ini menjadi alasan kuat LindungiHutan untuk memulihkan kawasan hutan mangrove Pesisir Untia. Aksi penghijauan oleh LindungiHutan dimulai sejak 2021 sebagai solusi mengatasi masalah degradasi akibat abrasi, menambah area tutupan hijau, mengurangi dampak banjir, meningkatkan perekonomian petani, dan  salah satu mitigasi dalam perubahan iklim.

Hingga Juni 2023, melalui 12 kampanye alam yang dilakukan, LindungiHutan telah menanam 5.520 pohon Mangrove Rhizophora dan menyerap karbon hingga 1025.53 Kg CO2 eq.

Teluk Benoa merupakan wilayah pariwisata yang terletak di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Karena letaknya yang strategis di daerah perkotaan, kawasan hutan mangrove yang ada merupakan salah satu destinasi wisata alternatif para turis. Teluk Benoa memiliki luas hutan mangrove sekitar 1.394,5 ha atau sekitar 62% dari total hutan mangrove yang ada di Pulau Bali.

Karena aktivitas reklamasi dan alih fungsi lahan, Teluk Benoa mengalami kerusakan alam yang serius. Kurang lebih seluas 40 Ha hutan mangrove mati akibat reklamasi. Hutan mangrove yang berfungsi sebagai pencegah abrasi, penghalang angin kencang, dan filter alami, menjadi penting kelestariannya di Teluk Benoa. Terlebih, mangrove Teluk Benoa yang luas dan terletak di daerah perkotaan menjadikannya sebagai paru-paru kota.

Selain meningkatkan potensi bencana, ekosistem hutan mangrove yang rusak atau bahkan hilang dapat mengancam mata pencaharian nelayan. Karenanya, LindungiHutan dibantu masyarakat sekitar berupaya memulihkan kawasan hutan Mangrove Teluk Benoa sejak 2022. Langkah yang diambil adalah dengan restorasi ekosistem dan pengembalian fungsi ekologi penanaman pohon mangrove.

Dengan 9 kampanye alam yang sudah dilakukan, hingga Juni 2023,  sebanyak 3.525 pohon jenis Mangrove Rhizophora telah tertanam dan menyerap emisi hingga 3041.78 Kg CO2eq.

Pesisir Tambakrejo adalah kawasan pesisir yang terletak di Kelurahan Tanjungmas, Semarang Utara, Jawa Tengah. Laut menjadi tumpuan nelayan Tambakrejo untuk menghidupi keluarganya.

Karena fenomena kerusakan pantai dan lahan mangrove yang kurang, abrasi pernah terjadi di daerah ini yang mengakibatkan makam tenggelam, dan akses jalan kaki terendam air laut.  Jika dibiarkan, abrasi tersebut tak hanya mengancam pemukiman warga, tetapi juga ekosistem yang ada.

Berangkat dari keprihatinan ini, LindungiHutan melakukan konservasi hutan bakau dengan melakukan penanaman pohon.

Sejak 2016, LindungiHutan melakukan penanaman pohon Mangrove Rhizophora guna menyelamatkan wilayah pesisir Tambakrejo dari ancaman abrasi, dan membantu masyarakat di sana agar tidak kehilangan rumah dan mata pencahariannya.

Penanaman mangrove cocok dilakukan di daerah pesisir mengingat peran fisik vegetasi mangrove sebagai peredam ombak, dan pohon pencegah abrasi yang efektif.

Hingga Juni 2023, 161 kampanye alam telah dijalankan, 107.434 pohon tertanam, dan total karbon yang terserap 21374.95 Kg CO2eq.

Pesisir Pabean Ilir terletak di Desa Pabean, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu. Desa Pabean berada di pesisir pantai dengan ketinggian 0,5 mdpl. Kondisi lahan yang subur, membuat lahan di Desa ini banyak dijadikan persawahan dan tambak ikan.

Luas hutan mangrove di Pesisir Pabean adalah 367 ha yang tersebar di sepanjang pantai. Banyaknya alih fungsi lahan atau konversi hutan mangrove menjadi tambak dan pemukiman membuat Pesisir Ilir Pabean kehilangan bentengnya. Abrasi dan banjir lantas dengan mudah menerjang kawasan pesisir.

LindungiHutan kemudian merespons hal ini dengan melakukan penanaman pohon Mangrove guna mengembalikan keseimbangan ekosistem mangrove. Penanam mangrove dilakukan sebagai langkah untuk melindungi bibir pantai, mencegah abrasi, intrusi laut, dan menjaga keanekaragaman hayati yang hidup di sekitar pesisir.

Hingga Juni 2023, kami telah menanam 2.500 pohon melalui 2 kampanye alam yang telah dilakukan. Ini juga membantu dalam mengurangi jumlah emisi karbon di atmosfer, yang mana jumlah karbon terserap adalah 903.74 Kg CO2eq.