Hutanpedia

10 Jenis Ikan di Hutan Mangrove, Mulai Dari Bandeng, Buntal, sampai Gelodok!

Published

on

Perlu kita sadari, keberadaan hutan mangrove bukan semata hanya untuk mencegah abrasi di pantai. Hutan mangrove selain bermanfaat bagi lingkungan dan manusia, ternyata juga berperan penting bagi keberlangsungan hidup biota di dalamnya, misalnya ikan. Beberapa jenis ikan memanfaatkan kawasan mangrove sebagai tempat memijah, pembesaran, hingga mencari makan.

Nah, berikut ini adalah 10 jenis ikan di hutan mangrove yang menggantungkan hidupnya pada kelestarian ekosistem mangrove. Ada apa saja? Simak penjelasan di bawah ini ya!!!

1. Ikan Bandeng

Ikan bandeng ternyata salah satu penghuni perairan hutan mangrove loh!

Jenis ikan di hutan mangrove yang pertama adalah bandeng (Chanos chanos) atau dalam Bahasa Inggrisnya Milk Fish.  Bandeng adalah ikan pangan yang disukai masyarakat Indonesia sebab memiliki daging pulen serta harga terjangkau.

Habitat ikan bandeng berada di alam bebas lautan, telurnya ditemukan pada jarak 8—26 Ion dari pantai pada laut yang dalamnya lebih dari 40 in. Bandeng akan memijah di waktu malam sekitar pukul 20.00—22.00 dan telurnya menetas sesudah 24 jam. Larva ikan bandeng dalam pertumbuhannya mendekati pantai dan ditemukan dua kali setahun di dekat pantai yang berpasir.

Ikan Bandeng sendiri termasuk jenis ikan pelagis yang mencari makanan di daerah permukaan dan sering dijumpai di perairan dekat pantai atau daerah litoral. Secara geografis ikan ini hidup di daerah tropis maupun sub tropis.

Sementara habitat benih ada di perairan pantai berkarang atau pasir yang kadang-kadang ditumbuhi vegetasi campuran atau mangrove yang subur. Benih bandeng hidup di perairan berlumpur yang sedikit mengandung lumut.

Ikan bandeng di Indonesia sangat melimpah sebab mudah dibudidayakan di tambak secara monokultur maupun polikultur dengan menggunakan pasang surut atau perairan payau. Budidaya bandeng dilakukan dalam tambak secara polikultur (dikombinasikan bersama komoditas lain).

2. Ikan Kuwe Lilin

Hutan mangrove juga menjadi habitat bagi ikan keluarga Carangidae jenis kuwe lilin. Ikan kuwe secara umum berbentuk badan pipih, punggung lebih cembung dibanding perut, terdapat scute pada ekor sebagai perpanjangan dari gurat sisi, sirip punggung kedua, dan sirip dubur memanjang sampai ekor, dua duri keras di depan sirip dubur, dan noda hitam pada tutup insang.

Habitat untuk jenis ikan ini tergantung dari spesiesnya dan sangatlah beragam. Ikan Kuwe bisa hidup mulai dari pantai hingga laut lepas (Oseanik) dan dari yang bersifat pelagis sampai mendekati dasar (Demersal). Caranx dan Gnathanodon sangat khas sebagai penghuni Terumbu Karang (Reef associated). Hampir semua ikan Kuwe memiliki sifat bergerombol (schooling) dan bersifat carnnivor. Makanan utamanya adalah ikan dan Makrofauna lainnya.

3. Ikan di Hutan Mangrove Selanjutnya Adalah Puffer fish atau Buntal

Ikan yang bentutknya lucu ini menyebar di Pulau Sumatra, Pulau Bangka, Pulau Jawa, Madura, hingga Kalimantan.

Ikan buntal atau disebut puffer fish adalah family Diodontidae dan berasal dari ordo Tetraodontiformes. Ordo tersebut berasal dari morfologi gigi ikan ini, yaitu memiliki dua gigi besar pada rahang atas dan bawahnya yang cukup tajam. Ikan ini banyak ragamnya di perairan tropis, tetapi tidak banyak di daerah subtropis maupun perairan dingin.

Ikan buntal secara umum berbentuk seperti torpedo yang pada bagian luarnya terdapat sitip yang mengandung 7-18 bagian halus. Sirip pada bagian bawah terbentang vertikal sejajar dengan sirip punggung yang juga mengandung 7-18 bagian halus. Sirip bagian belakang berbentuk bulat cekung. Sirip pada bagian dada berada di belakang insang. Gigi-gigi yang ada dalam rahang cukup kuat membentuk 4 bagian yang terlihat jelas di garis rahangnya. Gigi-gigi tersebut digunakan untuk menghancurkan cangkang moluska dan udang-udangan.

Ikan buntal menyebar di Asia mulai dari Jepang, India, Myanmar, Thailand, Singapura, dan Filipina. Di Indonesia sendiri, ikan buntal tersebar di seluruh perairan seperti Sumatra, Pulau Bangka, Pulau Jawa (Jakarta, Karawang, Subang, Cilacap, Semarang, Surabaya), Madura, dan Kalimantan.

Baca juga: Hutan Mangrove: Ciri-Ciri, Fungsi, dan Manfaatnya (Terbaru)

4. Ikan Baji-Baji

Selanjutnya, ikan di hutan mangrove yang juga menarik untuk dibahas adalah baji-baji (Platycephalus indicus). Platycephalidae sama seperti ikan flatfish yang memiliki kemampuan menyembunyikan diri dalam sedimen halus serta berkemampuan mengubah pola warna tubuh.  Platycephalidae adalah ikan demersal yang hidup di perairan dangkal dengan substrat lumpur.

Ikan baji-baji memiliki persebaran luas meliputi bagian timur Samudra Hindia mulai Teluk Bengal dan Teluk Thailand, selatan sampai utara Australia.

Ikan baji-baji sejatinya menjadi bagian dari potensi perikanan Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal karena merupakan hasil sampingan dan dikategorikan sebagai ikan rucah.  Ikan baji-baji biasanya ditangkap dengan menggunakan jaring. Ikan ini memiliki peran ekologis dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem perairan.

5. Tengadak, Asli Kalimantan dan Jenis Ikan di Hutan Mangrove

Ikan Tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) adalah ikan asli Provinsi Kalimantan yang juga menjadi salah satu penghuni ekosistem mangrove. Jenis ini tersebar di beberapa daerah di Kalimantan Barat yaitu di daerah Sekadau, Sintang, dan Kapuas Hulu.

Ikan tengadak memiliki ciri-ciri tubuh berwarna perak. Berukuran besar agak berwarna keperakan atau kekuningan waktu hidup dengan sirip punggung dan ekor berwarna jingga atau merah darah. Ikan ini memiliki delapan baris sisik antara awal sirip punggung dan gurat sisi.

Oh iya, ikan tengadak termasuk jenis herbivora yang memakan tumbuhan air dan tumbuhan darat yang terendam. Namun, ikan ini juga memakan ganggang, serangga, ikan kecil, cacing, dan udang. Jenis jantannya dapat mencapai panjang total maksimal hingga 35,0 cm dan rata-rata totalnya adalah 20,0 cm.

6. Ikan Bawal

Gambar ikan bawal jika dilihat dari dekat.

Jenis ikan di hutan mangrove berikutnya adalah bawal (Colossoma macropomum). Ikan ini memiliki badan memanjang, pipih ke samping dan lunak.

Ikan bawal sudah dibudidayakan sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Sementara di Indonesia Ikan bawal mulai dibudidayakan sekitar 1920. Ikan bawal yang terdapat di Indonesia merupakan ikan bawal asal dari Cina, Eropa, Taiwan, dan Jepang.

Ciri-ciri ikan bawal bisa dilihat dari morfologinya yang memiliki panjang tulang sirip adipose mengandung sinar kecil, berwarna abu-abu/perunggu atau bagian punggung lebih hitam dibandingkan dengan sekitar daerah perut memutih, dan sedikit warna hitam sering ditemukan di daerah anal dan sirip ekor.

Ikan bawal sendiri merupakan ikan konsumsi yang banyak digandrungi masyarakat. Sebab, daging bawal memiliki rasa yang gurih dan enak, meski cukup banyak duri pada dagingnya.

7. Ikan Sembilang

Mengutip dari dunia-perairan.com, ikan sembilang adalah salah satu ikan yang hidup di perairan pesisir atau muara sungai. Ikan ini termasuk ke dalam suku (famili) plotosidae yang merupakan kelompok ikan berkumis (siluri formes).

Bentuk tubuh ikan sembilang hampir sama dengan lele, tetapi berukuran agak besar dengan memiliki 4 sungut dan memiliki sepasang patil di bagian bawah. Patil pada catfish merupakan modifikasi sirip pectoral yang berupa duri tajam. Patil yang dimiliki catfish umumnya adalah patil yang keras, tajam, dan terdapat kelenjar racun.

8. Seriding, Ikan di Hutan Mangrove yang Bertubuh Pipih

Ikan Serinding (Ambassis nalua) memiliki bentuk tubuh pipih dengan potongan lintang dorso-ventral berbentuk elips. Ikan seriding termasuk ikan demersal yang mendiami perairan tropis.

Seriding merupakan ikan estuary sejati yaitu spesies ikan yang seluruh daur hidupnya secara lengkap berlangsung di estuari.

Makanan ikan seriding antara lain mikrokrustase, polikaeta, amfipoda, gastropoda, annelida, insekta, dan ikan kecil.

Ikan seriding bersifat nokturnal, artinya aktif mencari makan saat malam hari. Ikan ini sering berkelompok dalam jumlah besar bahkan hingga ratusan pada siang hari, tetapi akan berpencar saat malam hari.

9. Ikan Gelodok

Ikan gelodok (Periophthalmodon schlosseri) atau sering disebut dengan timpakul atau tembakul atau mudskippers berasal dari Famili Gobiidae. Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan yang biasanya dapat ditemukan pada ekosistem mangrove, serta mampu hidup pada habitat pasang surut berlumpur.

Ikan gelodok memiliki habitat dan cara hidup yang khas. Ikan ini beradaptasi seperti amphibi, artinya lebih sering menghabiskan sebagian waktunya di luar air dan jenis yang lebih aktif di luar air meskipun hewan ini tergolong ke dalam kelas pisces.

Oh iya, Ikan gelodok secara ekologi memiliki kegunaan yang penting yaitu sebagai penanda biologi (biomarker) pada habitat perairan pantai.

Baca juga: 10+ Tumbuhan Hutan Hujan Tropis Indonesia dan Ciri-Cirinya (2022)

10. Ikan Petek

Jenis ikan di hutan mangrove yang terakhir ada Petek (Leiognathus equulus). Ikan petek hidup di kedalaman 10—110 m, dan sampai kedalaman 40—60 m biasanya ditemukan dalam gerombolan besar.

Secara ekologis, ikan petek merupakan pemakan plankton dan sangat memengaruhi rantai makanan dalam ekosistem. Ikan ini juga menjadi salah satu mangsa bagi ikan karnivora, sehingga keberadaan populasi ikan diduga berpengaruh terhadap keberadaan populasi ikan karnivora.

Jika populasi ikan petek menurun, maka secara tidak langsung dapat menyebabkan populasi ikan pemangsa (karnivora) cenderung menurun.

Itulah 10 jenis ikan di hutan mangrove mulai dari yang sering kita dengar hingga yang barangkali masih asing di telinga. Terlepas dari semua itu, kita harusnya menyadari betapa pentingnya ekosistem mangrove, salah satunya bagi biota laut seperti jenis-jenis ikan di atas.

FAQ

Apa itu hutan mangrove?

Sederhananya, hutan mangrove adalah jenis hutan yang terdiri dari tumbuhan yang spesifik, dan umumnya dijumpai tumbuh dan berkembang pada kawasan pesisir yang terlindungi di daerah tropika dan subtropika.

Apa saja jenis ikan yang hidup di hutan mangrove?

Paling tidak ada 10 jenis ikan di hutan mangrove mulai dari ikan bandeng, ikan kuwe lilin, ikan buntal, ikan baji-baji, ikan tengadak, ikan bawal, ikan sembilang, ikan seriding, ikan gelodok, dan ikan petek.

Tanam Pohon dan Serap Karbon Mulai 10 Ribu Rupiah

LindungiHutan telah berpengalaman selama 5 tahun dalam upaya konservasi hutan dengan reboisasi dan penghijauan melalui skema reforestasi dan aforestasi. 30 ribu lebih pengguna telah percaya dan menggunakan layanan kami. Cari tahu lebih lanjut tentang LindungiHutan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending

Exit mobile version