Connect with us

Hutanpedia

Pohon Jengkol: Ciri-ciri, Manfaat dan Cara Menanam Jengkol

Published

on

Pohon Jengkol

Pohon jengkol atau juga dikenal dengan pohon jering adalah pohon yang termasuk ke dalam famili Fabaceae (suku  biji-bijian). Tumbuhan  ini  memiliki  nama  latin Pithecellobium  jiringa dengan nama sinonimnya yaitu A.Jiringa, Pithecellobium Lobatum Benth, dan Archidendron Pauciflorum. 

Tumbuhan  ini  merupakan  tumbuhan  khas  di  wilayah  Asia  Tenggara. Nama lain jengkol di berbagai daerah disebut juga joghing (Riau), jering (Gayo), joring (Batak), jarieng (Minangkabau), jaring (Lampung), blandingan (Bali),  lubi (Sulawesi  Utara) dan jingkol (Jawa).

Ciri-Ciri Morfologi Pohon Jengkol

Pohon jengkol memiliki ukuran yang cukup tinggi bisa mencapai kurang lebih 20 meter dan termasuk ke dalam jenis tanaman semak berkayu. Bentuk pohon tegak bulat dan berwarna coklat gelap dengan percabangan simpodial. Tekstur kulit batang pohon terasa licin bila diraba.

Jenis daun pohon jengkol majemuk yang tumbuh secara berhadapan satu sama lain. Daunnya berbentuk lonjong dengan bagian pangkal membulat, sedangkan ujungnya runcing. 

Panjang daun jengkol sekitar 10 cm sampai 20 cm dan lebarnya sekitar 5 cm sampai 15 cm dan tepian rata. Sistem pertulangan daun yaitu menyirip berwarna hijau tangkai  panjang  0,5 cm sampai 1 cm.

Bunga jengkol adalah jenis bunga majemuk yang tumbuh di wilayah ujung batang atau ketiak daun. Pertumbuhan bunga ini menyerupai struktur tandan. Terdapat tangkai berukuran kurang lebih 3 cm yang menjadi tempat tumbuh bunga.

Baca juga: Mengenal Pohon Petai Mulai Dari Morfologi, Jenis-Jenis, dan Manfaat

Warna ungu merupakan ciri dari bunga jengkol, sedangkan mahkota bunga yang dimiliki berbentuk lonjong dan berwarna putih kekuning-kekuningan. Benang sarinya berwarna kekuningan dan putiknya berbentuk silindris dengan warna yang serupa.

Selain bunga, pohon ini juga menghasilkan buah dan biji. Bagian inilah yang paling digemari oleh masyarakat Asia Tenggara. Buah jengkol berwarna cokelat kehitaman dengan bentuk bulat pipih. Di dalam buah ini terdapat biji yang merupakan jenis biji berkeping dua.

Secara ilmiah, jabon memiliki klasifikasi sebagai berikut:

KingdomPlantae
SubkingdomTracheobionta
DivisiMagnoliophyta
KelasMagnoliopsida
OrdoFabales
FamiliFabaceae
GenusArchidendron
SpesiesArchidendron jiringa

Asal dan Sebaran Pohon Jengkol

Pohon dengan buah beraroma khas yang tidak disukai oleh sebagian orang ini berasal dari negara-negara tropis di kawasan Asia Tenggara, seperti Myanmar, Thailand, Malaysia, dan juga Indonesia.

Kemudian tersebar di berbagai kawasan Asia Tenggara. Mulai dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, dan Thailand. Dengan nama yang berbeda pula, seperti di Malaysia pohon ini dikenal dengan nama jering, di Myanmar disebut da nyin thee, serta di Thailand jengkol disebut luk nieng atau luk neang.

Habitat Pohon Jengkol

Pohon jengkol tumbuh dengan mudah, hidup pada berbagai tipe tanah mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1.000 mdpl. 

Pada iklim tropis tumbuhan jengkol memerlukan cukup pasokan air serta hidup di lingkungan yang lembab. Tanaman jengkol memerlukan intensitas cahaya matahari yang cukup untuk menunjang pertumbuhannya.

Pohon jengkol adalah jenis tanaman yang dapat beradaptasi hampir diseluruh wilayah tropis. Selain itu, tanaman ini dapat tumbuh secara liar, misalnya di pekarangan rumah atau areal persawahan. Oleh sebab itu, masyarakat yang membudidayakan jengkol umumnya tidak melakukan perawatan khusus.

Pohon jengkol memiliki musim bunga setiap tahun, terutama pada Juli dan Agustus. Berkembang secara generatif melalui biji, namun juga bisa melalui vegetatif, yaitu melalui cangkok, okulasi dan sambungan.

Baca juga: Konservasi In Situ dan Ex Situ, Arti, Contoh, dan Perbedaan

Manfaat Jengkol

Jengkol terdiri dari berbagai vitamin, asam jengkolat, mineral, dan serat yang tinggi. Jengkol memiliki khasiat diuretic yang dapat membantu melancarkan pembuangan urine, dan hal ini sangat menguntungkan bagi penderita penyakit jantung koroner. 

Seratnya dapat melancarkan buang air besar. Manfaat jengkol untuk kesehatan lainnya seperti mencegah penyakit diabetes atau kencing manis dikarenakan kandungan asam dan mineralnya.

Jengkol juga terdapat glikosida, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A dan B1, minyak atsiri, saponin, alkaloid, terpenoid, flavonoid, serta tanin yang berpotensi sebagai insektisida, larvasida, dan zat toksik terhadap wereng coklat.

Ekstrak etanol kulit jengkol juga dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans dan Escherichia coli. Senyawa aktif yang terdapat dalam tumbuhan jengkol hampir selalu memiliki toksik pada dosis tinggi.

Dalam 100 gram jengkol terdapat kandungan gizi sebagai berikut:

  • 133 kkal energi
  • 23,3 gram protein
  • 20,7 gram karbohidrat
  • 240 SI Vitamin A
  • 0,7 mg Vitamin B
  • 80 mg Vitamin C
  • 166,67 mg Fosfor
  • 140 mg Kalsium
  • 4,7 mg Zat Besi
  • 49,5 gram Air.

Selain itu, para petani biasa menyimpan kulit buah jengkol selama beberapa waktu. Sebab manfaat jengkol lainnya antara lain menjadikannya sebagai bahan pestisida alami untuk membantu mengusir hama tanaman perkebunan dan pertanian. 

Baca juga: Serba-Serbi Tanaman Herbal, Ringan di Tanaman, Berat di Khasiat

Budidaya Jengkol

Indonesia Sebagai salah satu daerah penyebaran jengkol, memiliki keragaman jengkol yang cukup banyak. Jengkol menjadi sebuah bahan baku yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi di masyarakat.

Buah Tanaman jengkol (Archidendron/ Pauciflorum) banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai jenis menu memenuhi keperluan sehari-hari.

Pada awalnya tanaman jengkol merupakan tanaman tahunan yang selama ini tidak dibudidayakan secara optimal. Tanaman ini umumnya tumbuh di hutan-hutan dan di kebun milik masyarakat namun tidak terawat. 

Namun tingginya permintaan masyarakat akan buah jengkol sebagai bahan konsumsi pangan mengakibatkan ketersediaan di pasar sangat terbatas.

Hal ini membuktikan bahwa komoditas ini mempunyai nilai tambah yang tinggi. Keterbatasan ketersediaan biji jengkol disebabkan karena belum adanya penanaman jengkol skala kebun. Sangat dimungkinkan tidak tersedianya benih unggul bermutu menjadi kendala dalam budidaya jengkol.

Budidaya Jengkol

Berikut ini tutorial dan hal-hal yang bisa kamu siapkan sebelum dan sesudah menanam pohon jengkol:

Syarat Tumbuh

Pohon jengkol dapat tumbuh di mana saja asal dekat dengan sumber air. Pastikan bahwa lahan untuk membudidayakan tersebut mendapat paparan sinar matahari yang cukup. Dan memiliki kadar kelembaban yang cukup ketika memilih lahan.

Berdasarkan sistem Schmidt Ferguson, habitat pohon jengkol cocok berada di wilayah beriklim C dan D dengan kondisi lembab atau agak lembab. Tumbuhan jengkol tidak terlalu cocok dengan kondisi kemarau yang panjang

Jenis tanah yang baik untuk menanam pohon jengkol adalah tipe tanah latosol, jika jengkol ditanam di tanah berpasir maka pertumbuhannya tidak akan optimal. 

Pembibitan

Proses pembibitan jengkol bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara generatif atau menggunakan biji dan vegetatif atau dengan cara okulasi.

Pembibitan tanaman jengkol dengan menggunakan biji:

  1. Siapkan biji dari indukan yang memiliki kualitas yang baik.
  2. Siapkan kantong plastik atau polybag yang telah berisi tanah.
  3. Tanam biji pada kantong plastik tersebut.
  4. Siram secara teratur hingga tumbuh kecambah yaitu sekitar 2–3 minggu.
  5. Bibit jengkol siap di pindah ke lahan.

Berikut cara pembibitan tanaman jengkol dengan cara okulasi atau cangkok :

  1. Siapkan batang bawah tanaman jengkol hasil dari penyemaian biji atau biji jengkol yang tumbuh secara liar.
  2. Siapkan polybag yang telah diisi oleh tanah.
  3. Masukkan atau tanam bibit pada polybag.
  4. Siapkan tunas dari pohon jengkol yang sudah memiliki buah.
  5. Sayat kulit batang pada pohon semaian dengan ukuran tertentu.
  6. Sayat kulit tunas dari pohon yang sudah berbuah tadi dengan ukuran yang sama.
  7. Tempelkan sayatan tunas dari pohon berbuah ke pohon jengkol hasil semaian.
  8. Ikat menggunakan tali agar kedua batang bisa menyatu.

Baca juga: Mengenal Manfaat Kecombrang dan Bagaimana Cara Menanamnya?

Penanaman

Lahan yang akan ditanam harus dibersihkan dari rumput, semak, dan tanaman pengganggu dengan cara mencangkul atau membajak dengan traktor. Kemudian dialnjutkan dengan membuat lubang tanam:

  1. Lubang tanam berukuran 40 x 40 x 40 cm atau 60 x 60 x 60 cm. 
  2. Buat jarak antar lubang sekitar 5–6 meter.
  3. Isi lubang tanam dengan pupuk kandang hingga 2/3 bagian. Pada setiap lubang diberi pupuk kandang.
  4. Biarkan lubang tanam selama 1 bulan agar pupuk kandang benar-benar meresap dan juga menambah unsur hara dalam tanah.

Tanamlah bibit jengkol pada waktu pagi atau sore pada cuaca cerah. Letakkan bibit berusia 3 atau 4 bulan setelah melepas plastik polybag yang membungkus tanahnya dan timbun dengan tanah kemudian padatkan.

Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan agar tanaman cukup air dan berada dalam kondisi tanah yang lembap.

Perawatan

Meskipun pohon jengkol termasuk pohon yang dapat mudah tumbuh, untuk menghasilkan buah yang lebat dan baik, diperlukan kegiatan penyiangan, pemupukan, pemangkasan dan pengendalian hama penyakit. 

Penyiangan dilakukan dengan membasmi gulma dengan mencangkul tanah atau menggunakan herbisida.

Tanaman jengkol dapat diberi pupuk agar kebutuhan unsur haranya tercukupi. Dengan campuran pupuk kandang, urea, TSP, dan KCL dengan perbandingan 2:1:1:1.

Pemangkasan dilakukan ketika pohon jengkol berumur 2 sampai 3 tahun agar pohon tidak tumbuh terlalu tinggi, percabangan tumbuh seimbang dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. 

Selain itu, pengendalian hama dan penyakit juga perlu dilakukan. Beberapa hama perkebunan jengkol adalah semut, tupai dan ular. Sedangkan penyakit yang kerap menyerang adalah jamur dan blendok.

Pemanenan

Pohon jengkol yang berasal dari bibit vegetatif sudah dapat dipanen saat berusia 4 hingga 5 tahun karena umumnya telah menghasilkan buah.

Sedangkan dengan bibit generatif, pemanenan dilakukan pada usia pohon 7 atau 8 tahun. 

Jengkol dapat terus berproduksi hingga berumur 30 tahun jika dalam prosesnya dilakukan dengan baik.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan