Hutanpedia

Bunga Bangkai, Kenali Penyebab Penurunan Populasinya

Published

on

Umumnya, bunga identik dengan sesuatu yang berbau harum. Namun, tidak dengan bunga satu ini yang mengeluarkan aroma busuk seperti bau bangkai.

Alasan yang menyebabkan bunga bangkai mengeluarkan bau busuk, yakni untuk menarik perhatian serangga agar berdatangan membantu proses penyerbukannya. 

“Bau busuk bunga bangkai ini adalah cara bunga menarik perhatian serangga penyerbuk dan membantu memastikan kelanjutan spesies.” Ujar ahli bunga luar ruangan di Chicago Botanic Garden, Tim Pollak dikutip dari Kompas.com (25/11/2022).

Selain identik dengan aroma harum, biasanya bunga juga berukuran kecil sehingga mudah dipetik. Namun, tidak dengan bunga bangkai yang memiliki ukuran bisa mencapai tinggi 6 m dengan umbinya bisa mencapai lebih dari 100 kg. 

Gambar bunga bangkai jika dilihat dari dekat.

Karena keunikannya membuat bunga ini dapat menjadi tanaman hias. Dilansir dari brin.go.id (13/10/2021), menyebutkan Kebun Raya Cibodas-BRIN telah memiliki koleksi bunga bangkai sejak tahun 2000 hasil pengoleksian dari Bukit Sungai Talang, Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Sumatera Barat. 

KerajaanPlantae
DivisiMagnoliophyta
KelasLiliopsida
OrdoAlismatales
FamiliAraceae
GenusAmorphophallus
SpesiesAmorphophallus titanum
Tabel klaasifikasi bunga bangkai.

Baca juga: 10+ Tumbuhan Endemik Asli Indonesia Lengkap (Update 2022)

Apa Perbedaan Bunga Raflesia dan Bunga Bangkai?

Bunga yang berasal dari keluarga talas-talasan ini sering disamakan dengan bunga rafflesia. Padahal, ciri-ciri bunga bangkai berbeda dengan bunga rafflesia. Mulai dari nama latin, bentuk, hingga cara hidupnya.

Gambar bunga raflesia.

Bunga rafflesia memiliki nama latin Rafflesia. Sedangkan nama latin bunga bangkai, yakni Amorphophallus dengan berbagai jenis seperti Amorphophallus titanum, Amorphophallus gigas, Amorphophallus moeleri, dan Amorphophallus variabilis.

Dari segi bentuk, kedua jenis bunga ini memang berbeda. Bunga bangkai memiliki tonggol atau bagian yang menjulang ke atas. Sementara bunga rafflesia tidak memiliki bagian tersebut. Bunga tersebut justru memiliki bentuk melebar, dengan lubang besar di tengah kelopak bunganya.

Cara hidup bunga rafflesia juga berbeda dengan bunga bangkai. Terbukti dari tumbuhannya yang bergantung dengan flora lainnya. Walhasil, bunga rafflesia juga disebut tumbuhan parasit yang menyerap nutrisi tanaman inangnya.

Sekilas tentu bunga bangkai berbeda dengan bunga raflesia.

Sementara bunga bangkai memiliki umbi, batang, dan akar sendiri. Bunga tersebut tidak bergantung pada tanaman inang tetapi menyuplai makanan sendiri dari umbinya.

Tanam Pohonmu Mulai Dari Harga

Rp 10.000 ,00

Ambil Langkah Nyata dengan Menanam Pohon Bersama LindungiHutan Hanya 10 Ribu Rupiah

Apa Penyebab Di Balik Penurunan Populasi Bunga Bangkai?

Lantas, mengapa bunga bangkai mengalami penurunan populasi?

Bunga bangkai merupakan tumbuhan endemik dari Sumatera, Indonesia. Spesies ini digolongkan sebagai tumbuhan endemik di  kawasan  hutan  di Pulau  Sumatera (Arianto, 2018).

Diperkirakan populasi bunga bangkai yang tersisa di alam liar saat ini hanya tinggal 1.000 individu. Bunga tersebut juga terdaftar sebagai spesies yang terancam punah di Daftar Merah Tanaman Terancam Punah International Union for Conservation of Nature (IUCN). 

Beberapa penyebabnya mulai dari penggundulan hutan, penurunan populasi burung rangkong, hingga mitos tentang bunga bangkai.

1. Penggundulan Hutan

Di luar kontribusi hutan sebagai infrastruktur pelindung alami dari bencana alam, seperti tanah longsor, banjir, hingga pemanasan global. Hutan juga menjadi kawasan tempat tumbuhnya keanekaragaman hayati, salah satunya bunga bangkai. 

Sayangnya, saat ini kerusakan hutan yang sedang terjadi telah mencapai tingkat yang berbahaya. Alhasil, keanekaragaman hayati hutan berada pada risiko yang sangat serius.

Bunga bangkai kini terancam punah keberadaannya, terutama di habitat aslinya yakni hutan Sumatera. Penyebabnya karena penggundulan hutan atau deforestasi, yang membuat tumbuhan endemik tersebut semakin berkurang di alam liar.

Kepala Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dedy Darnaedi, yang dikutip dari lipi.go.id (12/10/2007) menyebutkan, bahwa ancaman tersebut terutama disebabkan, aktivitas manusia yang melakukan penebangan liar, eksploitasi sumberdaya alam besar-besaran. Apabila, terus dibiarkan, dikhawatirkan populasi binatang dan tumbuhan langka Sumatera itu hilang.

2. Penurunan Populasi Burung Rangkong

Berkurangnya populasi burung rangkong turut memengaruhi keberadaan bunga bangkai. Apakah benar demikian? 

“Distribusi biji ­bunga bangkai, selama ini berdasarkan penelitian hanya dilakukan oleh burung rang­kong.” Ujar Peneliti Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI Yuzammi, dikutip dari Pikiran-rakyat.com (14/01/2019).

Buah berwarna merah cerah atau oranye tua, yang menggerombol pada bunga bangkai menjadi salah satu makanan dari burung rangkong. Buah tersebut berbentuk lonjong agak membulat, dengan ujung yang meruncing. 

Di alam liar, burung rangkong membantu penyebaran bunga bangkai dengan memakan buahnya lalu mengeluarkannya melalui kotoran sehingga menumbuhkan tumbuhan baru.

Oleh karena itu, burung rangkong sering dijuluki sebagai petani hutan yang tangguh karena kemampuannya dalam menyebarkan benih tumbuhan hutan. Sayangnya, burung tersebut banyak diburu sehingga berdampak pula pada penyebaran biji buah bangkai.

Baca juga: 10+ Tumbuhan Hutan Hujan Tropis Indonesia dan Ciri-cirinya

3. Mitos Bunga Bangkai

Ketidaktahuan masyarakat bahwa bunga bangkai merupakan tumbuhan endemik  Indonesia, menjadi salah satu penyebab penurunan bunga tersebut. Mitos atau kepercayaan masyarakat, bahwa Amorphophallus titanum merupakan tumbuhan pemakan manusia perlu segera diluruskan.

Banyak orang mengira bunga ini akan memakan manusia karena ukurannya yang besar dan bentuknya yang mengerikan. Selain itu, tangkai daunnya yang memiliki corak seperti ular membuat masyarakat mengira tumbuhan pemanggil ular.

Mirisnya lagi, ada pula yang yang mempercayai bahwa di dalam bunga bangkai terdapat batu mustika ratu. Sehingga, penduduk yang termakan mitos, kerap merusak bunga tersebut. 

“Itulah sebabnya jika menemukan bunga bangkai ini, terkadang warga mencincangnya sampai habis,” Ujar Yuzammi, peneliti di Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya-LIPI, yang dikutip dari nationalgeographic.grid.id (9/1/2020).

FAQ

Apa perbedaan bunga rafflesia dan bunga bangkai?

Bunga yang berasal dari keluarga talas-talasan ini sering disamakan dengan bunga rafflesia. Padahal, ciri-ciri bunga bangkai berbeda dengan bunga rafflesia. Mulai dari nama latin, bentuk, hingga cara hidupnya.

Apa bunga bangkai itu busuk?

Ya, tumbuhannya mengeluarkan aroma busuk seperti bau bangkai.

Bunga bangkai terletak di mana?

Tumbuhan endemik dari Sumatera, Indonesia.

Bunga bangkai artinya apa?

Sebab bunganya mengeluarkan aroma busuk. Bau tersebut dimaksudkan untuk mengundang serangga agar membantunya dalam proses penyerbukan.

Apa manfaat buang bangkai?

Diketahui dapat menjadi tanaman hias, sebab bentuknya yang unik dan mampu menarik perhatian banyak pengunjung. 

Penulis: Yemita Gea

Ambil Langkah Nyata dengan Menanam Pohon Bersama LindungiHutan Hanya 10 Ribu Rupiah

LindungiHutan telah dipercaya 40 RIBU Sahabat Alam untuk menanam pohon dengan mudah, transparan, dan berkelanjutan. Kami menjalin kerja sama dengan puluhan petani bibit dan masyarakat sekitar hutan untuk memberikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending

Exit mobile version