Notifikasi
Masuk untuk lihat info terbaru
Untuk menyusun carbon calculator yang tepat dan relevan dengan kebutuhan setiap pengguna, perhitungan yang Imbangi lakukan disesuaikan dengan buku panduan dari IPCC dan jurnal-jurnal ilmiah pendukung. Setiap kategori aktivitas dihitung berdasarkan data aktivitas yang disesuaikan dengan standarnya masing-masing. Misalnya untuk menghitung jejak karbon dari konsumsi peralatan listrik, data aktivitas yang digunakan adalah jenis alat yang akan dihitung, jumlah unit dan lama penggunaan selama satu hari.
Carbon calculator Imbangi memungkinkan Anda untuk menghitung jejak karbon dari berbagai aktivitas sehari-hari yang dilakukan. Pengguna bisa menghitung jejak karbon dan mengukur dampak lingkungan dari aktivitas penggunaan moda transportasi, peralatan listrik, konsumsi listrik wilayah, limbah sampah, bahan bakar industri, pendingin ruangan, dan emisi dari peternakan.
Tak hanya individu, organisasi/perusahaan/brand juga dapat menggunakan Imbangi untuk menghitung jejak karbon dari kegiatan pribadi atau aktivitas bisnis yang pengguna lakukan. Dengan menghitung jejak karbon, Anda akan mengetahui kontribusi dari aktivitas tersebut terhadap lingkungan. Hasil perhitungan juga memudahkan individu/brand/perusahaan untuk merencanakan dan menetapkan program penurunan emisi secara strategis.
Tiga faktor utama yang berpengaruh terhadap keakuratan perhitungan adalah faktor emisi, konversi massa karbon per unit, dan data yang dimasukkan oleh pengguna. Anda tidak perlu khawatir akan akurasi dari estimasi nilai emisi yang dihasilkan oleh Imbangi. Hal tersebut karena perhitungan carbon calculator Imbangi berkiblat dan disesuaikan dengan buku dari IPCC serta jurnal-jurnal ilmiah pendukung.
Tak hanya melakukan perhitungan jejak karbon dari berbagai aktivitas sehari-hari, Imbangi juga dilengkapi dengan fitur yang memungkinkan pengguna untuk menebus emisinya langsung dengan penanaman pohon. Tak hanya itu, Imbangi juga memberikan rekomendasi jumlah pohon yang harus ditanam yang setara dengan total jejak karbon yang dikeluarkan.
JENIS POHON
Bakau
Serapan Karbon = 0.118448385 kg CO2eq
Pohon bakau merupakan salah satu jenis mangrove yang banyak ditemukan di pesisir Indonesia. Jenis pohon yang termasuk dalam bakau-bakauan (Rhizophora sp.) di antaranya bakau minyak, bakau hitam, dan bakau kurap. Pohon bakau berhabitat di hutan mangrove yang banyak ditemui di kawasan pesisir, muara sungai dan di rawa-rawa.
Karena kemampuan adaptasinya yang baik terhadap lingkungan dengan tingkat garam tinggi, masyarakat memanfaatkannya untuk ditanam di area tambak guna menjadi tempat berlindung dan mencari makan bagi ikan dan udang.
Selain itu, bakau memegang peranan penting untuk keberlangsungan ekosistem hutan mangrove, dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Manfaat tanaman bakau secara ekologi:
Manfaat tanaman bakau secara sosial dan ekonomi:
JENIS POHON
Cemara Laut
Serapan Karbon = 0.738122425 kg CO2eq
Pohon cemara laut merupakan salah satu spesies cemara-cemaraan (Casuarina sp.) yang banyak ditanam di wilayah pesisir. Ciri-ciri fisiologisnya mirip dengan jenis cemara lain dengan batang pohon tegak dan daun-daun yang runcing, dan mampu tumbuh tinggi hingga 20-30 meter.
Cemara laut (Casuarina equisetifolia) dapat bertahan hidup dan tumbuh dengan baik di tanah berpasir, atau lingkungan yang kering sekalipun. Karenanya, jenis ini sering dijumpai di kawasan pantai dan berpasir karena bentuknya yang rimbun sehingga cocok sebagai peneduh.
Laut juga merupakan tempat tinggal bagi berbagai jenis hewan yang dapat memperkirakan datangnya bencana. Beberapa hewan yang hidup di sekitar pohon cemara laut adalah burung jalak suren, dan elang laut.
Secara ekologi, manfaat pohon cemara laut secara ekologi:
Tak hanya bagi lingkungan, cemara laut juga bermanfaat secara sosial dan ekonomi, yakni:
JENIS POHON
Trembesi
Serapan Karbon = 0.3654362926 kg CO2eq
Trembesi atau Ki Hujan merupakan salah satu jenis pohon yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Bentuk pohon yang berkayu kekar, kuat, rindang, dan memiliki kanopi yang memayung menjadikannya sebagai tumbuhan yang banyak ditanam sebagai peneduh jalan.
Tak heran, pohon trembesi termasuk tanaman penghijauan yang banyak ditemukan di daerah perkotaan. Selain perawatannya yang mudah, pertumbuhannya terbilang cepat, serta dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan yang berbeda.
Pohon trembesi memiliki daya serap karbon dioksida sangat tinggi.
Setiap tahunnya saja, satu pohon trembesi dapat menyerap hingga 28,5 ton emisi karbon.
Manfaat trembesi (Samanea saman) secara ekologi di antaranya yaitu:
Manfaat pohon trembesi secara ekonomi dan sosial yaitu:
JENIS POHON
Pinus
Serapan Karbon = 0.5917341853 kg CO2eq
Pohon pinus termasuk salah satu tanaman khas yang sering ditemui di daerah pegunungan dan dataran tinggi. Jenis pohon ini berkerabat dekat dengan tanaman cemara-cemaraan.
Pinus (Pinus merkusii) dapat tumbuh tinggi hingga mencapai ketinggian 15-30 meter. Batangnya menjulang tinggi dan lurus. Tanaman pinus biasa dimanfaatkan untuk rehabilitasi lahan dan reboisasi hutan dataran tinggi karena mempunyai perakaran tunggang yang dalam.
Hutan pinus merupakan habitat bagi berbagai tumbuhan, serangga, burung, mamalia, reptil, dan berbagai jenis fungi. Karenanya, pohon pinus sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Manfaat pohon pinus secara ekologi yaitu:
Manfaat ekonomi dan sosial pohon pinus diantaranya:
JENIS POHON
Api-api Putih
Serapan Karbon = 0.3181211162 kg CO2eq
Pohon api-api putih (Avicennia marina) termasuk salah satu spesies dari hutan mangrove, dan berhabitat di pesisir atau sekitar laut.
Lingkungan tempatnya tumbuh adalah daerah yang minim cahaya dan suhu, serta kawasan dengan kadar garam yang tinggi. Kemampuan hidup ini dipengaruhi oleh adaptasi tumbuhan mangrove secara fisiologi, morfologi, dan anatomi. Bentuk morfologinya seperti pohon darat pada umumnya dengan batang yang keras dan menjulang tinggi hingga 15 meter.
Berbeda dengan pohon bakau-bakauan yang mempunyai akar tunjang, api-api putih memiliki akar napas yang berbentuk seperti pensil dan menjulang ke atas tanah.
Akar dan rimpangnya yang kuat, menjadikan api-api putih sangat berperan penting dalam menjaga kestabilan dan keberlangsungan ekosistem hutan mangrove.
Manfaat mangrove api-api putih secara ekologi yaitu:
Manfaat api-api putih secara sosial dan ekonomi masyarakat pesisir yaitu:
JENIS POHON
Tabebuya
Serapan Karbon = 1.1463518162 kg CO2eq
Tabebuya sering ditanam untuk meningkatkan keindahan tata ruang kota. Selain keindahan warna-warni daunnya yang beragam, tabebuya juga mampu meredam polusi udara, cahaya dan suara yang sering terjadi di kawasan urban dan industri.
Karena keindahan dan kecantikan bunga yang dimilikinya, tabebuya sering disamakan dengan pohon sakura yang berasal dari Jepang. Kelebihan dari pohon tabebuya adalah daunnya yang tidak mudah rontok saat musim kemarau tiba.
Tabebuya berasal dari Brazil yang merupakan negara dengan kondisi iklim kering. Oleh karena itu, pohon ini dapat tumbuh dengan baik di cuaca kering sekalipun.
Habitat aslinya adalah hutan tropis kering dan lembap dengan ketinggian kurang dari 1.200 mdpl. Pohon ini juga memiliki tingkat adaptasi yang tinggi di berbagai jenis tanah, termasuk tanah liat, berlumpur, hingga tanah kapur.
Manfaat tanaman tabebuya secara ekologi diantaranya yaitu:
Manfaat Tabebuia sp. secara sosial dan budaya mencakup:
JENIS POHON
Alpukat
Serapan Karbon = 1.20292458 kg CO2eq
Alpukat dapat tumbuh optimal di kawasan dataran tinggi dan pegunungan, tetapi pohon ini juga mampu beradaptasi di daerah dataran rendah. Bagian tanaman alpukat hampir seluruhnya dapat dimanfaatkan mulai dari buah, batang, hingga kulitnya. Namun, komoditas utama yang dimanfaatkan yaitu buahnya yang kaya multivitamin dan serat.
Alpukat berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Pada umumnya, alpukat sering ditanam sebagai tanaman perkebunan monokultur. Namun di daerah tropis seperti Indonesia, alpukat juga sering dibudidayakan di pekarangan rumah.
Manfaat pohon alpukat (Persea americana) secara ekologi yaitu:
Manfaat pohon alpukat secara sosial dan budaya diantaranya yaitu:
JENIS POHON
Jambu Air
Serapan Karbon = 3.6931895 kg CO2eq
Jambu air mempunyai berbagai macam varian yang populer. Kandungan airnya yang tinggi, dapat dimanfaatkan untuk mengurangi dehidrasi. Habitat alami pohon ini adalah daerah yang lembap seperti tepi sungai. Jambu air dapat tumbuh optimal di dataran rendah dengan ketinggian 800 mdpl, dan sinar matahari yang cukup.
Jambu air tumbuh dengan baik di tanah yang subur, gembur, dan berhumus tinggi. Namun, pohon ini juga dapat bertahan di tanah liat dan pasir. Seperti pohon lainnya, jambu air juga dapat menyerap karbon dioksida sehingga membantu mengurangi dampak pemanasan global.
Manfaat ekologi pohon jambu air (Syzygium aqueum) diantaranya yaitu:
Manfaat jambu air secara sosial dan budaya mencakup:
Penggerak adalah individu/kelompok/organisasi yang menjalin kerjasama dengan LindungiHutan untuk mengelola daerah penghijauan dan menjalankan aktivitas penanaman pohon di area tersebut. Secara umum, penggerak sering disebut petani bibit hutan (farmer) karena mempunyai akses pada bibit pohon yang ditanam.
Jadi PenggerakPenggalang adalah individu/kelompok/organisasi yang membuat penggalangan dana (campaign) dan mengajak publik untuk berdonasi. Campaigner merupakan sebutan lain dari sosok penggalang di LindungiHutan.
Buat KampanyePendukung adalah individu/kelompok/organisasi yang berusaha menyukseskan penggalangan dana dengan berdonasi, gabung aksi dan membagikan informasi kebaikan kepada orang lain.
Dukung HutanMitra Hijau adalah brand dan perusahaan yang menjalin kerjasama dengan LindungiHutan untuk memberikan dukungan dana melalui skema CSR, Collaboratree atau bentuk lainnya guna memberikan dampak baik (positive impact) bagi lingkungan, hutan dan masyarakat.
Jalin KerjasamaInformasi Perusahaan
Tentang Kami
Solusi Bisnis
Solusi Bersama