Gue juga suka banget sama hal yang berbau sosial, karena gue ngerasa dengan membantu orang lain ya gue dapat kebahagiaan tersendiri.
Halo sahabat,
Kenalin, gue Gita Savitri. Selain lagi sibuk kuliah, gue juga suka ngasih informasi dan juga hal lainnya di Youtube Gita Savitri Devi atau Instagram @gitasav. Ini salah satunya :
Oh ya, gue juga suka banget sama hal yang berbau sosial, karena gue ngerasa dengan membantu orang lain ya gue dapat kebahagiaan tersendiri. Pas kemarin gue sharing di Semarang, ketemu sama Ben dari LindungiHutan. Kita ngobrol banyak hal, sampai ada hal yang menarik perhatian gue saat dia cerita tentang sosok Mak Jah.
Mak Jah ini seorang nenek dengan tiga anak yang tinggal di pesisir utara Jawa, lebih tepatnya di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Sama seperti wilayah pinggir pantai umumnya, masyarakat disana cenderung masuk kategori golongan menengah kebawah. Yang bikin gue lebih miris, sejak tahun 2.000-an desa Bedono jadi langganan banjir rob. Bahkan banyak rumah pendudukan disana hilang terenggut erosi.
Untuk yang belum tau, abrasi itu kejadian pengikisan tanah imbas dari fenomena pasang-surut air laut. Akibat pengikisan yang terus terjadi, masyarakat yang tinggal di sana mulai mengungsi dan pindah ke tempat lain yang dirasa aman. Namun, Mak Jah dan keluarga tetap bertahan dihantam terjangan ombak setiap hari.
Beliau bukan nggak mau pindah. Tapi kondisi ekonomi yang sulit dan pemasukkan tidak tentu jadi penghalang. Keluarga mereka emang mengandalkan tangkapan ikan sebagai sumber nafkah. Kita ngerti lah gimana susahnya nelayan nyari makan. Kadang banyak, sering kali kurang. Apalagi cuma pake perahu kecil dari kayu dan jaring tradisional. Jelas beda sama kapal modern yang bisa melaut sampai jauh ke tengah samudra.
Mak Jah punya tiga orang anak. Suami ikut bantuin nebar jala dan anak sulungnya kerja sebagai buruh pabrik biasa. Sedangkan si anak kedua dan bungsu masih mengenyam bangku pendidikan di sekolah menengah pertama (SMP) dan dasar (SD). Karena sekarang sekitar tempat tinggal tertelan abrasi, buat nganter kedua buah hati harus pake perahu. “Walaupun bukan termasuk kalangan yang melek pendidikan, beliau pengen anak-cucunya jadi orang yang intelek biar nanti berguna bagi bangsa”, lanjut Ben mengutip impian wanita renta itu.
Gue banyak banget ngambil pelajaran dari kisah Mak Jah. Meskipun cuma berpendapatan di bawah rata-rata, beliau nggak nyerah gitu aja. Selain pergi ke laut tiap hari, keluarga kecil ini juga membibitkan tanaman bakau atau bahasa kerennya sih jenis Mangrove. Bibit Mangrove dijual ke aktivis lingkungan atau komunitas yang pengen ngadain penanaman. Yah, lumayan nambah uang makan harian. Sayang, belum tentu tiap hari ada pembeli kan?!
Walaupun begitu, mereka nggak mau dikasihani. Daripada harus menunggu lama, Mak Jah dan keluarga milih untuk coba ngurangi dampak abrasi. Simple sih, beliau menanam bakau kurap (Rhizopora Mucronata) biar struktur tanah yang terkena pasang air laut bisa lebih kuat. Langkah ini emang nggak secara langsung bikin kampong halaman mereka kembali kayak sebelumnya. Tapi ya manfaat di masa mendatang bakal dirasain orang-orang yang belum terkena imbas buruknya.
“Walaupun nggak keliatan tapi effectnya (menanam pohon) bakal keliatan banget buat generasi setelahnya. Dan melakukan hal itu dari yang terkecil aja kaya hemat air, nggak buang sampah sembarangan dan juga donasi, yang penting effectnya besar (bagi bumi)”
Nah, karena gue pengen banget ngelakuin hal sederhana yang punya dampak besar juga, jadi gue bareng Ben bikin project untuk bantu Mak Jah dan pengen banget ngajak temen-teman ikutan peduli dan memberi dampak besar buat generasi kita. Terus sekalian berkontribusi buat reboisasi hutan Mangrove pesisir desa Bedono. Dengan minimal 20 ribu rupiah temen temen bakal punya peran menanam 4 pohon. Caranya gampang banget:
1. Klik “DONASI SEKARANG” 2. Masukkan nominal donasi 3. Pilih metode pembayaran (BRI/BNI/BCA/Mandiri/GO-PAY) 4. Konfirmasi Teman-teman akan mendapat laporan via email dan e-certificate di bagian profil 5. Selesai
Berapapun kontribusi dari temen-temen, gue yakin banget bakal berguna buat perbaiki kerusakan di sana. Dan gue berharap, makin banyak orang yang peduli sama isu lingkungan hidup dan kehutanan supaya masa depan lebih baik untuk kita semua. Regards, Gita Savitri Devi. LindungiHutan juga akan melakukan monitoring disetiap kampanye alam, dan kamu sebagai donatur ataupun relawan dapat melihatnya di halaman ini.
Terakhir update 24 Mar 2021
Campaign telah dilaksanakan 24-03-2021
Pohon hidup :
46
Pohon mati :
0
Rata-rata tinggi pohon :
1
cm
Diameter pohon :
1
cm
Perkembangan Pohon :
1%
Pohon hidup :
46
Pohon mati :
0
Rata-rata tinggi pohon :
1 cm
Diameter pohon :
1 cm
Perkembangan Pohon :
1%
Gita #SaveTree
Data dan Emisi/Serapan Carbon dapat berubah sesuai data update dan usia pohon
Dengan Gabung Aksi, kamu bisa berkontribusi nyata untuk pelestarian hutan dan lingkungan dengan
ikut melakukan penanaman bersama sahabat alam lainnya pada kampanye alam ini.
Ikut gabung aksi berbayar di kampanye
Gita #SaveTree
Dengan Gabung Aksi, kamu bisa berkontribusi nyata untuk pelestarian hutan dan lingkungan dengan
ikut melakukan penanaman bersama sahabat alam lainnya pada kampanye alam ini.