Ketidaktahuan masyarakat dan kemiringan lokasi yang curam membuat kami khawatir akan terjadi longsor, hal tersebut tentunya akan mengganggu satwa liar yang ada di taman nasional ini
Taman Nasional Bogani Nani Wartabone adalah taman nasional darat
terbesar di Sulawesi, luasnya mencapai 282.008.757 Ha dengan
biodiversty tinggi dan habitat penting bagi spesies khas Sulawesi. Taman Nasionalini memiliki manfaat yang sangat besar bagi masyarakat sebagai
tempat wisata dan pemanfaatan air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan untuk dikonsumsi, pertanian maupun sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
Terdapat sekitar 125 desa yang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional. Taman Nasional ini mencakup dua wilayah yaitu Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Provinsi Sulawesi Utara.
Foto: Plang TN Bogani Nani WartaboneNamun Taman Nasional tersebut
menghadapi berbagai ancaman seperti
perambahan, penebangan liar, penambangan tampa izin, hingga perburuan liar.
Sejak era 1980-an telah
terjadi perubahan penggunaan lahan akibat eksploitasi hutan skala besar, yang kemudian terus berlanjut di era 1990-an. Terjadinyaboomingpenggunaan lahan untuk keperluan monokultur (terutama komoditi sawit, kopi, coklat, dan karet) dan dengan berkembangnya pengembangan pembangunan infrastruktur, lahirnya kota-kota baru, serta mobilitas dan pertumbuhan penduduk telah menyebabkan perubahan cukup luas dan mengakibatkan kawasan konservasi mendapatkan tekanan yang lebih besar dan kompleks menyebabkan timbulnya fenomena ‘
Island Ecosystem’ dan fragmentasi habitat.
Pengelolaan kawasan konservasi
memerlukan dukungan disiplin ilmu yang beragam, pendekatan multipihak dan dukungan kebijakan yang konsisten oleh pemerintah mulai dari pusat , propinsi , kabupaten , kecamatan, desa sampai ke tingkat tapak, dengan pendampingan yang konsisten dari CSO, Universitas setempat,local championdan para aktivis.
Masyarakat diposisikan sebagai subyek atau pelaku utama dalam berbagai model pengelolaan kawasan, pengembangan daerah penyangga melalui ekowisata, pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), jasa lingkungan, patroli kawasan, penjagaan kawasan, restorasi kawasan, pengendalian kebakaran, budidaya dan penangkaran satwa, penanggulangan konflik satwa, pencegahan perburuan dan perdagangan satwa. Ditjen KSDAE hanya akan bekerjasama dengan desa dan kelompok masyarakat. Hanya dalam kelompoklah dapat dibangun nilai – nilai kelompok, misalnya kegotongroyongan, kebersamaan, kerjasama, tanggung renteng, dalam rangka membangun tujuan kelompok dan pembelajaran bersama. Secara tidak langsung model ini dapat didorong dilaksanakannya prinsip – prinsip demokrasi di tingkat lokal sebagaimana yang
dicita-citakan oleh para pendiri bangsa 72 Tahun yang lalu.
Taman Nasional Bogani Nani Wartabone tidak semata hanya melindungi kekayaan alam berupa flora dan fauna, tetapi juga mempunyai jasa ekologis sebagai daerah resapan air, sebagai contoh daerah aliran sungai (DAS) Dumonga yang berada di Kabupaten Bolaang Mangondow Selatan mampu memenuhi kebutuhan irigasi bagi pertanian lalu (DAS) Bone dapat meopang kebutuhan air bersih untuk wilayah kota Gorontalo.
Taman nasional ini menjadi habitat bagi salah satu spesies khas Sulawesi yaitu Maleo (Macrocephalon maleo).
Foto: Burung MaleoKhawatir dengan kerusakan yang terjadi di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, saya Roysul dan teman-teman aktivis
Komunitas Peduli Lingkungan ARECACEAE ingin mengadakan kegiatan penyelamatan hutan di habitat Burung Maleo tersebut bersama pemerintah daerah Bolsel, Balai TNBNWB resort pantai selatan dan KPHP wilayah II.. Komunitas kami yang berdiri sejak Agustus tahun lalu ini memang bergerak di
bidang penghijauan dan edukasi ke masyarakat untuk melestarikan alam.
![](/public/img-campaign-desc/lindungi_hutan_1548405178DY2EWOgcun.jpeg)
Foto: Kegiatan Komunitas ARACEAEYuk ikut andil dengan menjadi relawan atau juga bisa dengan cara berdonasi untuk penanaman dan perawatan pohon. Kegiatan ini diharapkan dapat menjembatani para pihak dalam merawat serta melestarikan guna
mempertahankan fungsi dan keutuhan ekosistem Taman Nasional Bogani Nani Wartanabe. Penanaman ini akan dilakukan bersamaan dengan momentum Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 21 April 2019, yang oleh
LindungiHutan dikemas melalui
“Gerakan Rawat Bumi” dengan melakukan penanaman pohon di 100 daerah, salah satunya Bolaang Mongondow Selatan. (Deandra)
Foto: Lokasi penanamanBesaran Donasi yang diperlukan untuk melakukan penanaman dan perawatan pohon adalah Rp 18.000/pohon. Penanaman akan dilaksanakan di Bolsel.Dengan Rincian : - Biaya Bibit
- Biaya Tanam
- Biaya perawatan selama 1 Tahun (Update perkembangan pohon dapat dilihat di website ini)
- Update dilakukan selama 3 Bulan sekali
- Pengembangan Website Lindungi Hutan
Bagaimana Cara Berdonasi ?? - Klik Tombol Donasi
- Input Jumlah Pohon yang akan di donasikan
- Pilih Transaksi Pembayaran
- Konfirmasi
- Nama Anda Akan muncul di Halaman Donatur
- Selesai
Anda Juga dapat melakukan Gabung Aksi penanaman dengan melakukan pendaftaran di Tombol “Gabung Aksi”, biaya ditanggung peserta.Salam Lestari !!
Kampanye alam"Bolaang Mongondow Selatan #RawatBumi2019: Lestarikan Habitat Maleo di Bumi Celebes" telah dilaksanakan diBumi Cilebes pada tanggal21 April 2019 dibantu olehRelawan LindungiHutan Bolaang Mongondowdan juga peserta gabung aksi yang berjumlah4 orang
![](/public/img-campaign-desc/lindungi_hutan_1591071375wqv06txYvt.jpg)
Dokumentasi lengkap penanaman pada kampanye ini dapat diakses di link berikut RawatBumi Bolsel