Besar harapan saya, mangrove-mangrove yang tumbuh di Bajoe dan kampung Appe nantinya bisa melindungi dari ombak dan angin yang tak bersahabat. Mari lindungi Bajoe dan kampung Appe' Polewali!!
Halo, Sahabat LindungiHutan, di mana pun berada! Apa kabar?
Perkenalkan nama saya, Bang Lupus. Begitulah kawan-kawan saya biasa memanggil. Saya aktif terlibat di beberapa komunitas pelestari lingkungan. Sudah banyak kegiatan bertema lingkungan yang telah saya ikuti, dua di antaranya adalah penanaman pohon dan bersih gunung. Bagi saya, melakukan kegiatan-kegiatan tersebut tak ubahnya seperti
memenuhi panggilan alam.Dan kini, setelah lama berkecimpung dalam kegiatan pelestarian, tiba-tiba muncul sesuatu yang mengusik benak saya:
kenapa saya justru tak banyak berkontribusi untuk daerah asal saya, Polewali Mandar? Padahal, di sana masih
banyak daerah-daerah tertinggal dan rawan bencana yaitu Bajoe, desa Rea, kec. Binuang dan Kampung Appe Kelurahan Polewali, kec. Polewali yang butuh didengar dan mendapat perhatian kita semua.
Foto: Kampung di pesisir PolewaliSalah satu daerah itu adalah
Bajoe. Bajoe merupakan sebuah dusun yang terletak di
Desa Rea, Kecamatan Binuang. Berlokasi di pinggir pantai, membuat Bajoe
rentan terhadap bencana abrasi. Apalagi beberapa waktu lalu saya sempat mendengar kabar jika
angin kencang dari laut menerpa Bajoe. Ombak setinggi 2 meter juga berulang kali menerjang bibir pantai, membuat
warga merasa khawatir jika kondisi ini terus dibiarkan akan mengancam keselamatan mereka.
Jiwa saya terusik membayangkan warga Bajoe yang tak lagi bisa tidur nyenyak tiap kali mendengar deburan ombak. Keelokan dan keramahan Pantai Bajoe yang selama ini saya kenal tiba-tiba menghilang begitu saja dalam benak saya. Bajoe seolah telah
memanggil saya untuk kembali mengabdikan diri pada tempat saya berasal, tanah Binuang. Bajoe seolah
meminta saya membantu
menyelamatkan masa depannya agar senantiasa menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk para penghuninya.
Foto: Pesisir Bajoe minim penahan ombakTetapi saya menyadari,
saya tak bisa sendirian menyelamatkan Bajoe.
Bajoe butuh kita semua. Dan untuk itulah, saya mengajak para sahabat di mana pun berada melakukan
donasi serta aksi penanaman mangrove untuk pesisir Bajoe yang lebih baik.
Penanaman akan dilaksanakan didua lokasi, yaitu Dusun Bajoe dan Kampung Appe, polewali. Sedangkan aksi bersih pantai dipusatkan disepanjang Pantai Bahari Polewali pada tanggal 21 April 2019 nanti.Penanaman ini diselenggarakan sebagai bagian dari
Gerakan Rawat Bumiyang diinisiasi oleh
LindungiHutan untuk memperingati Hari Bumi. Semoga dengan penanaman ini bisamemunculkan lagi senyum warganya untuk kembali merajut mimpi-mimpi indah mereka.
Bajoe menanti Anda semua.(Dinny)
Foto: Lokasi penanamanBesaran Donasi yang diperlukan untuk melakukan penanaman dan perawatan pohon adalah Rp 5.000/pohon.Dengan Rincian : - Biaya Bibit
- Biaya Tanam
- Biaya perawatan selama 1 Tahun (Update perkembangan pohon dapat dilihat di website ini)
- Update dilakukan selama 3 Bulan sekali
- Pengembangan Website Lindungi Hutan
Bagaimana Cara Berdonasi ?? - Klik Tombol Donasi
- Input Jumlah Pohon yang akan di donasikan
- Pilih Transaksi Pembayaran
- Konfirmasi
- Nama Anda Akan muncul di Halaman Donatur
- Selesai
Anda Juga dapat melakukan Gabung Aksi penanaman dengan melakukan pendaftaran di Tombol “Gabung Aksi”, biaya ditanggung peserta.Salam Lestari !!
Kampanye alam"Polewali Mandar #RawatBumi2019: Tanam Mangrove untuk Lindungi Daerah Pesisir" telah dilaksanakan diPesisir Polewali Mandar pada tanggal21 April 2019 dibantu olehRelawan LindungiHutan Polmandan juga peserta gabung aksi yang berjumlah15 orang.
Dokumentasi lengkap penanaman pada kampanye ini dapat diakses di link berikut RawatBumi Polewali Mandar