Banjir rob merupakan suatu fenomena klasik apabila kita berbicara mengenai Kota Semarang. Sejak dulu hingga sekarang, banjir rob selalu menjadi isu permasalahan di Kota Semarang, khususnya di daerah pesisir seperti Kecamatan Semarang Utara dan Genuk.
Saat ini, sekitar 1.400 Ha wilayah pesisir Kota Semarang terkena dampak banjir rob. Salah satu penyebab utama terjadinya banjir rob adalah kenaikan muka air laut yang merupakan dampak dari pemanasan global yang melanda di seluruh belahan bumi, serta penurunan muka tanah. Kenaikan muka air laut di Kota Semarang terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2100, kenaikan air laut mencapai 57,6 cm dan dapat membanjiri lahan seluas 4.235,4 Ha tutur " Suhelmi dan Prihatno".
Banjir rob juga dipengaruhi oleh penurunan muka tanah. Wilayah utara Kota Semarang terbentuk dari sedimentasi alami selama 500 tahun ke belakang. Umur endapan tersebut tergolong muda sehingga struktur tanah di bagian tersebut masih labil. Garis pantai Kota Semarang pada awal abad ke-6 berada pada daerah Gedong Batu dimana garis tersebut maju sedikit demi sedikit ke arah laut, hingga sekarang. Laju proses penurunan muka tanah dengan laju penurunan sebesar 0-9 cm per tahun (Badan Geologi, 2008). Penurunan muka tanah tertinggi terjadi di Kelurahan Tanjung Mas, Terboyo Kulon, Purwodinatan dan Semarang Tengah Tutur " Septriono" .
Tinggi banjir rob dapat mencapai 2,5 km. Namun dengan adanya berbagai program penanganan banjir, dampak banjir rob yang dirasakan masyarakat sudah sangat berkurang. Saat ini tinggi banjir rob yang menggenangi daerah pesisir Kota Semarang hanya berkisar di 0.5-15 cm dengan lama genangan 6-12 jam. Walaupun begitu, masyarakat Kota Semarang merasa bahwa proyek penangangan yang dilakukan oleh pemerintah kota belum terkoordinasi dengan baik dengan program penanganan yang dilakukan oleh pihak lain, sehingga penanganan banjir rob belum optimal hingga saat ini.
Dampak yang dirasakan oleh adanya banjir rob cukup luas, tidak hanya dirasakan oleh warga setempat yang tinggal di daerah-daerah yang disebutkan di atas, namun juga berdampak pada akses distribusi pengangkutan barang, seperti pelabuhan. Banjir rob juga terjadi di gerbang masuk pos IV Pelabuhan Tanjung Emas, dimana hal tersebut menghambat proses distribusi barang masuk (Koran Tempo, 2014). Selain itu banjir rob juga erat kaitannya dengan kemiskinan dan pengangguran.
Kelompok masyarakat miskin teridentifikasi sebagai masyarakat yang paling rentan terhadap adanya permasalahan ini, terlebih lagi kelompok usia anak dan manula. Beberapa pemuda Genuk semarang dengan komunitas yang bernama Tripari mempunyai program pelestarian hutan mangrove di pesisir genuk.
Tujuan komunitas ini adalah untuk menjaga kota semarang dari banjir rob yang terus berkepanjangan. Kegiatan mereka dimulai 3 tahun yang lalu dengan semangat dan motivasi untuk menjaga pesisir kota semarang.
Penanaman mangrove akan dilakukan bersama Kelompok Pemuda Tripari pada 25 Februari 2018 dengan target penanaman 2000 pohon mangrove. Anggaran untuk melakukan penanaman mangrove sebesar Rp 5.000/ Pohon untuk biaya operasional penanaman dan biaya pembelian bibit mangrove.
Bagaimana Cara Berdonasi :
1. Klik tombol Donasi
2. Pilih jumlah pohon yang akan di donasikan , harga per pohon Rp 5.000,00
3. Pilih metode Pembayaran
4. Selesai
Terima Kasih
Kampanye alam"Pahlawan Hutan Tripari Pantura" telah dilaksanakan diPesisir Trimulyo pada tanggal25 Februari 2018 dibantu oleh Tripari dan juga peserta gabung aksi yang berjumlah3 orang dari berbagai komunitas di antaranya adalahRelawan LindungiHutan
Dokumentasi lengkap penanaman pada kampanye "Pahlawan Hutan Tripari Pantura" dapat diakses di link berikut "Penanaman Semarang"