alam tidak pernah gagal untuk memberi, lalu apa yang sudah kita berikan terhadapnya?
Hai teman-teman!
Perkenalkan, saya Zalfa Daulah, Mahasiswa Kedokteran Universitas Brawijaya. Selain saya perhatian dalam bidang kesehatan saya juga
awareterhadap masalah sosial dan lingkungan. Saya merasa resah terhadap manusia yang memanfaatkan alam tetapi lupa untuk menjaga alam, untuk menguntungkan dirinya sendiri, bahkan sampai merugikan banyak pihak, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya dengan membenarkan segala cara. Sebagai contoh, Cagar Alam Mandor yang dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka melakukan penambangan emas tanpa izin (PETI) secara masal. mulai tahun 2015 lalu, sudah dilakukan penertiban PETI. Tetapi pada Desember 2018, saat operasi dilakukan oleh tim gabungan, ditemukan satu set alat domping yang diguga kuat digunakan untuk aktivitas PETI.
Perlu diketahui Cagar Alam Mandor seluhat 3800 hektar ini, didominasi oleh jenis pohon seperti Meranti, Rengas, Jelutung, dan Tengkawang serta jenis yang memiliki nilai ekonomis seperti Merbung dan Agatis, selain itu terdapat 15 jenis anggrek.potensi fauna yang dulunya pernah ditemukan di Cagar Alam yang terletak di Kalaimntan Barat in antara lain, Beruang Madu, Kelempiau, Kancil, Rusa Sambar, Binturong, beberapa jenis musang dan landak. Salah satu keunikan habitat dan tipe ekosistem yang terdapat di kawasan ini adalah hutan rawa gambut, hutan hujan dataran rendah dan hutan kerangas. Kampanye alam#satuhutan Kembalikan Kehidupan Cagar Alam Mandor telah dilaksanakan diBukit Puntong Sumiak pada tanggal27 Juni 2020dibantu olehRelawan LindungiHutan Landakdan juga peserta gabung aksi yang berjumlah40orang dari berbagai komunitas di antaranya adalahpemuda Desa Sumiak
Dokumentasi lengkap penanaman pada kampanye ini dapat diakses di link berikut
Penanaman Sumiak