“Sudah tidak ada harapan, sudah tidak ada yang peduli”. Itu mungkin yang kami pikirkan tentang orang lain setelah semua ajakan dan tawaran kami untuk terlibat dalam gerakan penanaman dan pelestarian alam mendapatkan penolakan.

Namun hal itu berubah setelah akhir tahun 2018, kami membuat project campaign penanaman sekaligus perayaan dua tahun perjalanan kami yang ternyata hasilnya mengejutkan. Sempat kurang lancar karena hanya terdanai di dua lokasi dari sebelas yang kami rencanakan, namun akhirnya membuat kami terharu dan merasa hal yang kami pikirkan di awal ternyata salah.

Masih banyak yang peduli, masih banyak yang berpihak pada kebaikan. Dukungan dari Pemerintah Daerah, Perusahaan, UMKM serta Media ternyata bisa mewujudkan acara bertajuk “Harapan Hutan” di daerah Mangunharjo, Semarang. Harapan itu masih ada, termasuk peserta yang datang lebih dari lima ratus orang dari beragam latar belakang : pelajar, mahasiswa, pekerja, polisi dan TNI, juga beragam komunitas.

Lalu kini saatnya membawa harapan ini ke area yang lebih luas, setelah melihat kalender, 22 April sudah masyhur diperingati hari bumi. Lalu kami jadikan momentum itu untuk mengajak masyarakat kembali peduli terhadap bumi. Dengan target jangkauan ke seluruh daerah di Indonesia.

Maka perkenalkan project terbaru kami yaitu “RawatBumi”, sebuah momentum untuk berterima kasih kepada bumi yang telah menjadi tempat yang nyaman walau penghuninya tak berlaku baik. Dengan bergerak bersama dengan seluruh elemen masyarakat dari pemerintah, swasta, komunitas, petani, pelajar dan media diharapkan kegiatan ini dapat membawa kebaikan ke masa depan bumi, masa depan kita.