Mari bantu kami melukis kembali harapan Desa Pantai Bahagia dengan merevitalisasi dan melakukan penanaman kembali lahan mangrove yang rusak.
Pernahkah kamu dengar cerita tentang desa Pantai Bahagia? Desa yang sangat makmur. Hasil tambak dan nelayan melimpah ruah, tanaman pertanian tumbuh dengan subur. Karena kemakmurannya, desa ini dijuluki “Kampung Dollar”.
Namun, keadaan berubah ketika banjir rob mulai menyerang 10 sampai 15 Hari setiap bulannya pemukiman warga, masjid, sekolah digenangi pasang air laut.
Seluruh aktivitas harian masyarakat terganggu. Tambak dan lahan pertanian hancur, hasil tangkapan ikan menurun dratis. Desa Pantai bahagia
kehilangan lebih dari 90 Persen Pendapatannya.
Foto: (Antara.com)Tidak hanya itu saja, air tanah pun berubah menjadi asin dan tidak layak untuk diminum. Abarasi menyebabkan sebagian wilayah dan
puluhan rumah menghilang ditelan laut.
Desa Pantai Bahagia tidak lagi bahagia.
Kejadian tersebut bukanlah cerita rekaan, tapi peristiwa nyata yang benar-benar terjadi di wilayah yang masih berbatasan dengan teritori ibukota Republik Indonesia, DKI Jakarta berhadapan lansung dengan Teluk Jakarta dan Laut Jawa. Desa Pantai Bahagia tepatnya berada di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi dapat ditempuh dengan waktu perjalanan sekitar 3-4 jam dari Jakarta dan Kota Bekasi.
Seluruh kejadian tersebut diakibatkan oleh rusak parahnya ekosistem mangrove akibat pembukaan lahan pertambakan dan pertanian secara ekstensif sebanyak 9.800 Hektar Hutan Mangrove menghilang dari luasan awal sebesar 10.480 Hektar.
Foto (Aktivitas Save Mugo)Mari bantu kami Dipamartani, Komunitas Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia LPDP PK-139, bekerjasama dengan masyarakat setempat beserta Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis), Aliansi Pemuda Bahagia Tangguh (Alipbata) dan Save Muara Gembong (Save Mugo) untuk melukis kembali harapan Desa Pantai Bahagia dengan merevitalisasi dan melakukan penanaman kembali lahan Mangrove yang rusak.
Apa saja manfaat kita berpartisipasi dalam gerakan ini?- Saat ini 80.161 Hektar telah ditanami mangrove kembali. Hal tersebut cukup berdampak signifikan terhadap pengurangan dampak banjir terhadap pemukiman masyarakat;
- Buah dan daun mangrove juga diolah oleh Kelompok Bahagia Berkarya (Kebaya) menjadi berbagai olahan makanan dan minuman yang mulai merambah pasar manca negara;
- Memberikan tambahan penghasilan petani mangrove dari hasil penjualan budidaya bibit mangrove dan nelayan dari hasil sewa perahu untuk kebutuhan transportasi gerakan tanam mangrove;
- Investasi ekosistem dan ekonomi dalam jangka panjang; dengan menanam mangrove diharapkan abrasi dapat diatasi serta mengembalikan kualitas air tanah menjadi layak konsumsi. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan sebagai potensi wisata sekaligus meningkatkan produksi udang, kepiting dan ikan bagi petani dan nelayan;
- Memberi rumah bagi Lutung Jawa, Satwa Endemik Muara Gembong yang terancam Punah.
Melalui Gerakan Penanaman 1000 Magrove, kita akan melukis kembali senyum Desa Pantai Bahagia. Biaya untuk pembelian bibit sebesar Rp 8.000 dan akan direncanakan untuk melakukan penanaman pada tanggal 27 April 2019.
KLIK DONASI SEKARANG!