Lingkungan

BIOMASSA: Pengertian, Contoh, dan Perannya dalam Kehidupan Modern

Published

on

Artikel ini di-review oleh Fahriza Dwi Indahyati, Research and Development Officer at LindungiHutan

Biomassa dapat dikatakan sebagai energi terbarukan. Bahkan, pemanfaatannya disinyalir dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil.

Lantas, apa sebenarnya energi biomassa itu dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan? Simak penjelasan berikut ini!

Apa yang Dimaksud dengan Biomassa?

Biomassa adalah sebuah bentuk dari energi terbarukan yang berasal dari bahan organik seperti hewan dan tumbuhan.

Biomassa dapat dianggap sebagai energi terbarukan karena pertumbuhanya (misal tanaman atau pohon) menghilangkan gas rumah kaca seperti karbon dioksida dari atmosfer dan menyimpannya di tanah, pohon, dan vegetasi lainnya.

Membakar bahan bakar fosil dan biomassa menghasilkan karbon dioksida (CO2). Namun, tanaman sumber biomassa menangkap melalui fotosintesis hampir sebanyak CO2 yang dilepaskan saat dibakar, sehingga menjadikan biomassa sebagai sumber energi yang netral dalam hal karbon. 

Energi ini merupakan sumber bahan bakar yang penting di berbagai negara. Pemanfaatan dalam skala rumah tangga biasa digunakan untuk memasak ataupun sebagai sumber pemanas.

Juga dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar transportasi dan pembangkit listrik, seperti yang sudah diterapkan di banyak negara-negara maju.

Biomassa Digunakan untuk?

Biomassa sendiri berasal dari bahan organik seperti pohon, tanaman, dan limbah pertanian dan perkotaan. Energi tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan panas, hingga pembangkit energi.

Perlu diketahui, biomassa dapat menghasilkan emisi yang lebih rendah dalam rentang 14% hingga 90% dibandingkan dengan emisi dari bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik. 

Oleh karena itu, keberadaannya dapat memainkan peran penting dalam pembangkitan energi bersih dengan mengurangi penggunaan energi fosil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. 

Bukan hanya itu, hampir semua industri (seperti pertanian, kehutanan, perkotaan, hotel, tempat olahraga, rumah sakit dan lembaga pemasyarakatan) dapat menghasilkan limbah yang dapat diubah menjadi panas dan listrik. 

Jadi, manfaat yang paling signifikan dari penggunaan energi biomassa antara lain dapat membantu diversifikasi pasokan energi, menciptakan pertumbuhan dan lapangan kerja, serta menurunkan emisi gas rumah kaca.

Baca juga: Pengertian Blue Carbon, Manfaat, dan Elemen Ekosistem Karbon Biru

Apa Saja Contoh Biomassa?

Supaya lebih mudah memahaminya, tentu perlu juga mengetahui apa saja contoh-contoh biomassa. Dilansir dari eia.gov, berikut di antaranya:

1. Limbah dan pengolahan kayu. Contohnya seperti kayu bakar, pelet kayu, serpihan kayu, serbuk gergaji, limbah pabrik kayu dan furniture, serta lindi hitam dari pabrik pulp dan kertas.

2. Tanaman dan limbah pertanian. Jagung, kedelai, tebu, bahkan tanaman berkayu dan alga. Selain itu, sisa pengolahan tanaman dan juga makanan, dimanfaatkan pula untuk menghasilkan biofuel.

3. Bahan biogenik dalam limbah padat perkotaan, contohnya seperti produk kertas, kapas, dan wol. Sebagian juga dapat berasal dari limbah makanan, pekarangan, serta kayu.

4. Kotoran hewan (bahkan manusia) untuk memproduksi biogas/gas alam terbarukan.

Keuntungan dan Kerugian

Sekarang mari kita bahas lebih lanjut dari dua sisi yang berbeda. Memang, energi terbarukan dapat menjadi harapan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada saat ini.

Namun, seberapa besar keuntungan dari pemanfaatan biomassa? Apakah selalu sempurna? Bagaimana dengan dampak atau kekurangannya?

Melansir dari Syntech Bioenergy, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan terkait keuntungan dan kekurangannya dari penggunaan biomassa.

Keuntungan

  • Sumber energi terbarukan yang tersedia secara luas, sebab bahan organik hasil limbah sifatnya pun tak terbatas.
  • Bersifat netral karbon, maksudnya yaitu jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfer sama dengan jumlah yang diserap.
  • Dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
  • Biaya lebih murah dari bahan bakar fosil.
  • Produksi biomassa dapat menambah pendapatan produsen, misalnya dari penghasil sampah. Produksi dari limbah secara lebih menguntungkan, tentunya juga dapat memberi nilai tambah dari sampah yang dihasilkan.
  • Mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Kekurangannya

  • Tidak seefisien bahan bakar fosil, bahkan beberapa contoh biofuel harus diberi penambahan bahan bakar fosil untuk meningkatkan efisiensinya.
  • Tidak sepenuhnya ‘bersih’. Kendati netral karbon, tetapi jika dilihat kembali, penggunaan limbah contohnya dari hewan justru dapat meningkatkan jumlah gas metana yang berbahaya bagi lingkungan.
  • Dapat menuntun ke arah deforestasi, sebab kayu merupakan salah satu sumber utama energi biomassa yang paling populer.
  • Tanaman penghasil biomassa dalam jumlah besar kemungkinan besar pula akan memakan ruang yang lebih banyak.

Kendati demikian, segala bentuk inovasi guna menuju bumi yang bersih dan hijau kembali tentu perlu kita dukung bersama. Termasuk, dalam hal menciptakan dan menggunakan energi terbarukan. 

Baca juga: Climate Crisis, Potensi Besar Penyeimbangan Karbon dan Bagaimana Mengelola Hutan secara Berkelanjutan

Tanaman yang Dapat Dijadikan Sebagai Penghasil Biomassa

Vegetasi, terutama yang terdapat dalam kawasan hutan, secara ekologi berperan penting sebagai penyedia jasa lingkungan. Selain menyimpan air dalam jumlah besar, kumpulan pohon dalam jumlah yang banyak di suatu vegetasi cukup penting peranannya sebagai penyerap karbon.

Pohon menyerap karbon dan menyimpannya dalam biomassa melalui proses fotosintesis. Telah disinggung pula di bagian sebelumnya bahwa tanaman merupakan penghasil biomassa yang menjanjikan. Lantas, biomassa berasal dari apa sebenarnya?

  • Jati (Tectona grandis)
  • Jarak pagar (Jatropha curcas)
  • Kelapa sawit (Elaeis gueneensis)
  • Tebu (Saccharum officinarum)
  • Singkong (Manihot esculenta)

Intinya, biomassa adalah sumber energi terbarukan paling penting di dunia, yang seiring berjalannya waktu juga akan meningkat. Berbagai kebijakan akan lebih berfokus pada renewable energy dan konservasi. 

Apalagi, ke depannya potensinya sangat besar untuk menyediakan sumber daya yang hemat biaya dan berkelanjutan, serta mengurangi emisi gas rumah kaca dalam skala global.

Baca juga: Konservasi Hutan Mangrove, Pentingnya Menjaga Ekosistem Pesisir

LindungiHutan Menanam Lebih Dari 800 RIBU Pohon di 50 Lokasi Penanaman Bersama 500+ Brand dan Perusahaan

Penulis: Rahma Nabila

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending

Exit mobile version