Connect with us

Hutanpedia

Buah Buni: Beri Langka yang Berkhasiat Untuk Mengobati Diabetes

Published

on

Buah buni adalah

Potensi buah tropis di Asia Tenggara sangatlah besar, dengan begitu banyaknya jenis buah endemik yang hanya bisa ditemui di kawasan ini saja, termasuk buah buni yang sekarang semakin sulit untuk dijumpai.

Tidak sedikit yang mengira bahwa buah buni ini adalah anggur, karena memang sekilas bentuknya menyerupai buah berwarna ungu yang identik tersebut.

Apalagi dengan populasinya yang semakin jarang, tidak mengherankan jika keberadaanya dapat menghilang di alam liar dan musnah keberadaannya di ingatan orang-orang.

Meskipun buah buni telah diklasifikasikan sebagai komoditas yang langka, tetapi bukan berarti tidak bisa diselamatkan, sebab pohon buni yang menghasilkan buah tropis ini masih dapat dibudidayakan bahkan di lahan yang berada di halaman rumah saja.

Lantas, seperti apa buah buni itu? Apa manfaatnya? Dan bagaimana cara budidayanya? Simak penjelasannya di bawah ini!

Apa itu Buah Buni?

Seperti namanya, buah buni berasal dari pohon bernama buni, dan memiliki nama latin Antidesma bunius. Meskipun sebenarnya di masing-masing daerah memiliki nama yang berbeda-beda.

Sumber gambar: By MarvinBikolano – Own work, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=69931890

Buah buni dalam bahasa Jawa adalah buah wuni, lalu buah huni di Sunda (Jawa Barat), buah boni di Bali, bignay/bignai di Filipina, berunai di Malaysia, ma mao luang di Thailand, kho lien tu di Laos, dan choi moi di Vietnam.

Buah buni berbuah pada waktu yang berbeda, sehingga mampu menghasilkan beberapa kali panen dan tersedia sepanjang tahun. Di Asia Tenggara sendiri buah ini umumnya muncul antara bulan Februari dan September, tergantung berdasarkan wilayah dan lingkungan tumbuhnya.

Baca juga: Jadi Sumber Pangan Dunia, Iniliah 10 Macam Umbi-umbian Beserta Kandungannya

Ciri-Ciri Buah Buni

Ukuran buah buni terbilang kecil dengan berdiameter kurang dari 1 cm, dan berbentuk seragam, yakni bulat hingga lonjong.

Buah beri ini tumbuh dalam kelompok longgar yang terdiri dari 20-40 buah dan menggantung bak perhiasan di cabang-cabang pohon. Kulit buah buni memiliki tekstur halus, kencang dan tipis, namun juga cukup keras, dan ketika matang akan terlihat sedikit berkilau.

Sumber gambar: By MarvinBikolano – Own work, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=69931889

Karakteristik unik yang dimiliki buah buni adalah pematangannya yang cenderung terhuyung-huyung, karena masing-masing buahnya biasa matang pada waktu yang berbeda, sehingga dapat menampilkan tandan multi-warna pada satu pohon.

Tatkala masih mentah, buah buni berwarna hijau terang hingga kuning kehijauan, dan perlahan bertransisi melalui nuansa kuning oranye, oranye, merah, merah tua, ungu, hingga kehitaman saat matang sepenuhnya.

Daging buah buni terlihat tembus pandang, lalu lembut, berair, dan empuk yang membungkus biji gading di bagian tengahnya. Buah ini bisa dimakan, mempunyai rasa asam saat masih mentah. Namuni ketika matang, rasanya lebih manis dan tajam.

Makanya buni bisa dimakan secara langsung saat berwarna merah tua, ungu, atau kehitaman, namun disarankan menggunakan sarung tangan karena kulit buah beri ini memiliki pigmen yang dapat mengotori kulit dan kain.

Manfaat Buah Buni

Kandungan gizi yang terdapat di dalamnya sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Buah buni mengandung vitamin C yang sangat kaya dan dijadikan sumber untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Buah beri ini juga mengandung vitamin A yang berguna dalam menjaga fungsi organ yang sehat seperti mata.

Selain itu, kandungan kalsiumnya bermanfaat untuk memperkuat tulang dan gigi, dan zat besi untuk membantu perkembangan protein hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen melalui aliran darah.

Terdapat juga senyawa alami bernama antosianin di dalam daging buah buni yang memiliki sifat seperti antioksidan untuk melindungi sel tubuh dari kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas, fosfor, niasin, dan riboflavin.

Adapun, buah buni digunakan sebagai obat alami untuk mengurangi gejala yang berhubungan dengan anemia dan kondisi jantung, Sifat antiinflamasinya juga berguna dalam mengobati bisul dan gatal.

Bicara soal obat, buah ini dikenal sebagai obat herbal tradisional untuk mengatasi diabetes dan masalah pencernaan. Hal ini memungkinkan karena terdapat kandungan senyawa seperti alkaloid, terpen, saponin, tanin, glikosida, dan flavonoid yang memiliki aktivitas penghambatan α-glukosidase yang mendukung klaim kemampuan antidiabetes.

Tidak hanya memiliki nilai untuk kesehatan yang melimpah, buah buni juga memiliki nilai ekonomi yang mumpuni. Selain menjadi santapan sehari-hari atau dipadukan di sajian rujak, keberadaannya sering diolah menjadi fermentasi alkohol layaknya anggur, dan juga menjadi selai. Bahkan daun dari pohon buni dimanfaatkan sebagai salah satu olahan jamu.

Baca juga: Panduan Program Penghijauan untuk Perusahaan

Budidaya Pohon Buni

Pohon buni tumbuh subur menjulang tinggi mencapai 15-30 meter di habitat hutan tropis hingga hutan semi-gugur dan umumnya ditemukan di dataran rendah dengan suhu panas dan lembab, atau juga di dataran pegunungan setinggi 1,400 meter di atas permukaan laut.

Meskipun demikian, persebaran pohon buni terutama dapat ditemukan di alam liar dan dapat tumbuh di sepanjang tepi sungai, di tepi hutan, di tepi jalan, di tanah terbuka, bahkan di pekarangan rumah yang bisa ditemui di desa-desa di Asia Tenggara.

Dengan demikian, budidaya buah buni sangat mungkin dilakukan. Ada berbagai cara penanaman pohon buni yang bisa dilakukan.

Mulai dari mencangkok yang dilaksanakan dengan memilih cabang bibit yang sudah mempunyai akar berusia lebih dari 95 hari dan berdiameter 2-5 meter sebagai media untuk dicangkok.

Budidaya juga bisa dilakukan dengan memilih tunas sepanjang 3-4 meter yang sedikit lebih tua,  bibit yang sudah mempunyai tangkai daun dan lentisel sebagai media untuk penempelan. Selanjutnya tatkala ingin melaksanakan penanaman di lapangan, jarak tanaman buah buni harus diatur sedemikian rupa dengan jarak sekitar 6-8 meter.

LindungiHutan Menanam Lebih Dari 800 RIBU Pohon di 50 Lokasi Penanaman yang Tersebar di Indonesia Bersama 500+ Brand dan Perusahaan

Penulis: Prabu Haryo Pamungkas

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan