Indonesia darurat sampah plastik.
Indonesia menjadi penyumbang sampah terbesar kedua di dunia, setelah China, dengan jumlah mencapai 175.000 ton per hari,dengan masing-masing orang rata-rata menyumbangkan 0,7 kilogram sampah. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Greeneration pada 2009,
setiap orang di Indonesia rata-rata menggunakan 700 kantong plastik per tahun. Pada 2016 ada sekitar 65 juta ton sampah per harinya yang diproduksi masyarakat Indonesia. Jumlah ini naik satu ton dibandingkan produksi 2015 sekitar 64 juta ton sampah perhari, Kondisi tambah memprihatinkan, kala negeri ini menghasilkan 187,2 juta ton sampah plastik di lautan.
Foto: kura-kura yang kena plastik di lautKementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut plastik hasil dari 100 toko anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu tahun saja, sudah mencapai
10,95 juta lembar sampah kantong plastik. Jumlah itu setara dengan luasan 65,7 hektare kantong plastik atau sekitar
60 kali luas lapangan sepak bola. Atau jika dari 32.000 gerai akan menghasilkan 9,6 juta kantong plastik perhari atau 21.024 hektar per tahun.
Jika kantong plastik dibuang begitu saja, bisa menutup seluruh Bandung. Ini belum termasuk sampah plastik dari pasar tradisional.
Berdasarkan data timbulan sampah 2017 dari sumber yang sama, sampah plastik berada di urutan kedua dengan berat mencapai 10.337.180 ton atau 15,71% dari seluruh total timbulan sampah nasional. Timbulan tertinggi ialah sampah sisa makanan, sebesar 42,22% atau 27.780.760 ton. Meski bukan mayoritas, timbulan sampah plastik merupakan jenis sampah yang sulit tertangani karena sifat materialnya. Salah satu populasi terbesar dari sampah plastik ialah sampah kantong plastik. Berdasarkan riset, 9,85 miliar lembar sampah kantong plastik dihasilkan setiap tahun dan mencemari lingkungan
selama lebih dari 400 tahun. Parahnya, hanya sekitar 5% dari sampah kantong plastik yang bisa didaur ulang. Sisanya menguasai hampir separuh lahan tempat pembuangan akhir (TPA) dan butuh
lebih dari 100 tahun untuk bisa terurai.
Foto: monyet yang terkena limbah plastikDeretan angka dan fakta inilah yang melatarbelakangi LindungiHutan untuk mendukung pengurangan penggunaan plastik maupun paper bag saat membawa barang. Salah satu yang alternatif solusi yaitu penggunaan
totebag yang bisa dipakai berulang kali.
Totebag mampu mengurangi pemanfaatan kantong plastik secara signifikan sehingga lebih ramah lingkungan.
LindungiHutan berkolaborasi dengan KresKros menghadirkan merchandise yang
terbuat dari daur ulang sampah plastik. Dikemas dengan tampilan yang
trendi berwarna hitam serta
tagline "HALF OF MY BAG IS MADE OF YOUR PLASTIC WASTE" guna menyebarluaskan pesan ramah lingkungan.
Tersedia dengan ukuran 31 x 43 cm,serta dilengkapi reslesting dan menggunakan kain furing dibagian dalamnya.
Totebag ini dapat digunakan untuk menyimpan barang berharga : dompet, hp,
powerbank, kunci kendaraan dan kenangan.
Foto : tampilan aslitotebag
Dapatkan Totebag keren ini dengan klik tombol "Donasi Sekarang". Selain itu, kamu telah menyumbang 5 pohon untuk kegiatan konservasi alam dan hutan di Indonesia.
Miliki sekarang dan Bonus "REUSABLE POUCH" senilai Rp. 100.000 GRATIS. Dengan Rp. 150.000 kamu memperoleh:
- 1 Totebag kece
- 1 Reusable Pouch
- Donasi 5 bibit pohon
- Sticker dari LindungiHutan
Persedian Bonus terbatas!
Saatnya ganti ke #BukanPlastik, untuk masa depan bumi makin asik!
Kampanye alam "#PakeTote, Sampaikan Pesan Ramah Lingkungan" telah dilaksanakan di Pesisir Trimulyo pada tanggal 15 Desember 2019 dibantu oleh Tripari dan juga peserta gabung aksi yang berjumlah 400 orang.
Dokumentasi lengkap penanaman pada kampanye ini dapat diakses di link berikut HarapanHutan 2019