Masyarakat pesisir yang tinggal di seluruh pulau di Indonesia membutuhkan perlindungan. Hal tersebut dilakukan untuk menghalau berbagai ancaman yang datang silih berganti kepada masyarakat di kawasan tersebut.
Ancaman tersebut, bisa berupa ekonomi, kesejahteraan, sosial, kesehatan, dan lainnya. Yang paling mendasar, ancaman untuk masyarakat pesisir adalah akan kehilangan tanah dan rumah sebagai akibat dampak dari abrasi.
Desa Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang, merupakan salah satu lokasi yang terkena dampak abrasi cukup parah.
Abrasi telah menyebabkan rusaknya tempat usaha dan perekonomian warga yang sebagian besar menggantungkan hidupnya sebagai nelayan dan petani tambak. Setidaknya penuruan tanah di Kampung Tambakrejo karena abrasi, setinggi 20 cm setiap tahunnya.
Penyebab terjadinya Abrasi ini adalah naiknya permukaan laut dan penurunan tanah, kerusakan ekosistem mangrove, pendangkalan sungai, tertutupnya muara sungai, debit air hujan atau kiriman air yang berlabih, penataan ruang yang kurang tepat.
Banyak hal dilakukan untuk mencegah makam terendam banjir rob oleh pemerintah, termasuk menanam mangrove untuk menghambat laju air laut serta meninggikan permukaan tanah makam sejak tahun 2016, tetapi air laut tetap saja merendam sebagian makam dan kampung itu.
Disamping usaha dari pemerintah, pelibatan masyarakat dilakukan melalui pembentukan
kelompok tani mangrove Cinta Alam Mangrove Asri dan Rimbun (
CAMAR), pelatihan, dan pendampingan. Tak hanya memperbaiki kerusakan akibat abrasi, upaya konservasi hutan mangrove oleh masyarakat Desa Tambakrejo juga telah memberikan dampak positif lain.
Berdasarkan data Kelompok Camar, hingga kini lebih dari 117.000 pohon mangrove sudah tertanam di wilayah pesisir Tambakrejo yang ditanam oleh Jumairi dan pihak lain melalui kelompok CAMAR dibawah binaan Pertamina.
Kini melalui kelompok Camar, nelayan sekitar sudah mampu melakukan budidaya pohon mangrove dan menghasilkan bibit pohon mangrove untuk dijual maupun keperluan penelitian.
Melihat kondisi pesisir kota semarang yang semakin parah, teman-teman dari Soegijapranata Echo Life UNIKA berinisiatif mengadakan penanaman sebagai bentuk kepedulian.
Melalui Kampanye penanaman ini Relawan dari Unika Soegijapranata Echo Life dan Tim Lindungi Hutan akan melaksanakan penanaman di Kawasan Tanjung Mas yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2018 dengan target 2000 pohon mangrove.
Besaran Donasi yang diperlukan untuk melakukan penanaman dan perawatan pohon adalah Rp 5.000 /pohon. Dengan Rincian :
Biaya Tanam - Biaya Bibit
- Biaya Acir
- Biaya perawatan selama 1 Tahun (Update perkembangan pohon dapat dilihat di website ini)
- Update dilakukan selama 3 Bulan sekali
- Pengembangan Website Lindungi Hutan
Bagaimana Cara Berdonasi ?? - Klik Tombol Donasi
- Input Jumlah Pohon yang akan di donasikan
- Pilih Transaksi Pembayaran
- Konfirmasi
- Nama Anda Akan muncul di Halaman Donatur
- Selesai
Anda Juga dapat melakukan Gabung Aksi penanaman dan pendakian dengan melakukan pendaftaran di Tombol “Gabung Aksi”, biaya ditanggung peserta. Salam Lestari !! LindungiHutan juga akan melakukan monitoring disetiap kampanye alam, dan kamu sebagai donatur ataupun relawan dapat melihatnya di halaman ini.
Kampanye alam "UNIKA Peduli Tanjung Mas" telah dilaksanakan di Pesisir Tambakrejo pada tanggal 14 Juni 2018 dibantu oleh kelompok CAMAR dan juga peserta gabung aksi yang berjumlah 27 Orang dari berbagai komunitas di antaranya adalah Wanacaraka Unika, S.E.L, dan Relawan LindungiHutan Semarang".

Dokumentasi lengkap penanaman pada kampanye alam "UNIKA Peduli Tanjung Mas" dapat diakses di link berikut "Penanaman Unika"