Connect with us

Emisi Karbon

7 Negara yang Berhasil Mencapai Net Zero Emission, Indonesia Ada Enggak?

Published

on

7 Negara yang Berhasil Mencapai Net Zero Emission

Salah satu dari isi Perjanjian Paris berupaya untuk membatasi kenaikan suhu global sampai di angka minimum 1,5o  Celcius dan di bawah 20 Celcius untuk tingkat praindustri. Indonesia merupakan salah satu yang meratifikasi perjanjian tersebut. Berbagai negara di dunia kini sedang berupaya untuk mencapai net zero emission.

Menurut World Economic Forum, pengertian net zero emission  adalah ketika lebih banyak karbon dioksida yang diserap dari atmosfer setiap tahunnya daripada yang dihasilkan. Mencapai net zero emission menjadi hal penting dalam upaya mencegah pemanasan global melebihi target 1,50 Celcius.

Lantas, apakah sudah ada negara yang berhasil mencapai net zero emission? Bagaimana jalannya race to net zero demi mencapai target yang disepakati dunia?

Berikut tujuh negara yang berhasil mencapai net zero emission menurut World Economic Forum!

7 negara net zero emission
7 Negara yang berhasil mencapai Net Zero Emission,

1. Bhutan

Terletak di pegunungan Himalaya, Bhutan sejak lama menerapkan kebijakan yang mempromosikan pengelolaan hutan. Taman nasional yang dilindungi mendominasi dua per lima kondisi geologi negara tersebut. Mengingat, negaranya yang sebagian besar berhutan, masyarakatnya juga kebanyakan bekerja di sektor pertanian dan kehutanan.

Berbicara emisi, pada tahun 2025, ekspor pembangkit listrik tenaga air Bhutan diproyeksikan untuk mengimbangi emisi CO2 sebesar 22,4 juta ton.

2. Komoro

Kepulauan vulkanik kecil ini terletak di Samudra Hindia di lepas pantai timur Afrika tepat di utara Madagaskar. Komoro termasuk ke dalam negara termiskin di dunia dengan besar populasi 800.000 yang terkonsentrasi padat di kota-kota pesisir utama dari empat pulau.

Emisi rendah dari aktivitas pertanian, perikanan, dan peternakan dibarengi dengan perlindungan lingkungan yang ketat untuk hampir seperempat daratan, mendukung capaian net zero emission.

3. Gabon

Negara asal benua Afrika ini terletak di cekungan Kongo yang merupakan salah satu ‘penyerap karbon’ terbesar di dunia. Gabon mengeluarkan sangat sedikit karbon dioksida sambil menyerap jumlah yang besar. PBB bahkan menyebut Gabon sebagai model konservasi lingkungan.

Saat ini, 88% permukaan Gabon ditutupi oleh hutan yang merupakan pencapaian luar biasa dan tentunya membutuhkan Investasi selama beberapa dekade. Terhitung, Gabon dapat menunjukkan penyerapan hampir 200 juta ton karbon yang bisa dijual di pasar karbon dan telah disertifikasi.

Baca juga: Apa itu Net Zero Emission? Pengertian dan Penerapannya di Indonesia

4. Guyana

Negara yang terletak di pantai utara Amerika Selatan ini secara geografis dikelilingi oleh hutan hujan Amazon. Guyana mengklaim telah mencapai net zero emission pada tahun 2021 dan berencana untuk mengurangi emisi hingga 70% pada tahun 2030.

Barangkali bukan suatu yang muluk-muluk bagi Guyana. Sebab, menurut Strategi Pembangunan Karbon Guayan 2030, 18 juta hektare hutan negara tersebut menyimpan lebih dari 19,5 gigaton karbon dioksida.

5. Madagaskar

Dikelilingi oleh Samudera Hindia, Pulau Madagaskar terletak di lepas pantai timur Afrika dan bergantung pada pertanian dan perikanan sebagai hasil ekonomi utamanya.

Kendati saat ini merupakan net zero emitter, deforestasi skala besar telah menyebabkan seperempat tutupan kanopi hutan negara tersebut menghilang sejak tahun 2000, menurut Global Forest Watch. Jika hal tersebut terus berlanjut, Madagaskar akan menjadi penghasil karbon dioksida bersih pada tahun 2030.

Baca juga: Mengapa Perusahaan Penting Melakukan Carbon Offsetting? Salah Satunya dengan Menanam Pohon

6. Panama

Dalam KTT Iklim COP26 di Glasgow, Panama bergabung dengan Suriname dan Bhutan membentuk aliansi negara-negara negatif karbon, menyerukan dukungan perdagangan dan penetapan harga karbon dan mendorong upaya yang lebih besar untuk mencapai nol bersih.

Panama berencana merestorasi 50.000 hektare hutan nasional, yang akan menyerap sekitar 2,6 juta ton CO2 ekuivalen pada tahun 2050.

7. Suriname

Negara kecil dari kawasan Amazon ini termasuk dalam negara paling kaya hutan di dunia dengan kerapatan kanopi menutupi 93% daratannya.

Suriname merupakan negara tutupan hutan tinggi dan deforestasi rendah yang menyumbang 0,01% emisi GRK global. Hal tersebut membuat Suriname dianggap sebagai negara negatif karbon, karena hutannya yang melimpah menyerap lebih banyak karbon.

Hutan Suriname diketahui menyerap miliaran ton CO2 dan mendukung keanekaragaman hayati yang kaya, yang mendorongnya membentuk kemitraan kredit karbon untuk mengimbangi emisi dan membantu melestarikan ekosistem hutannya.

Dukung Indonesia Capai Net Zero Emission dengan Menghitung Jejak Karbonmu, Lalu Tebus Bersama LindungiHutan!

Mungkin saat ini Indonesia belum masuk ke dalam daftar negara yang mencapai net zero emission. Maka dari itu, kita bisa berkontribusi membantu untuk mencapai target tersebut dengan meminimalisir emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas kita sehari-hari dan melakukan carbon offsetting. Caranya bagaimana?

Baca juga: Apa itu Carbon Offset (Tebus Karbon)? Manfaat, Skema dan Cara Menghitungnya (Update 2023)

Kenalan dulu sama Imbangi, fitur kalkulator jejak karbon milik LindungiHutan yang akan menghitung emisi karbon aktivitas harianmu! Dengan Imbangi, kamu bisa tahu berapa sih jumlah emisi yang dihasilkan dari menggunakan AC selama 8 jam? Bukan cuma itu, masih ada banyak kategori perhitungan lainnya yang bisa kamu coba di Imbangi!

Penasaran? Segera coba kalkulator jejak karbon Imbangi di sini GRATIS! Jangan lupa juga tanam pohonmu bersama LindungiHutan agar emisi karbon yang dihasilkan bisa diserap kembali!

FAQ

Apa yang dimaksud net zero emission?

Kondisi ketika lebih banyak karbon dioksida yang diserap dari atmosfer setiap tahunnya daripada yang dihasilkan.

Negara mana saja yang mencapai net zero emission?

Bhutan, Komoro, Gabon, Guyana, Madagaskar, Panama, Suriname.

Hitung Jejak Karbonmu, Lakukan Carbon Offsetting Bersama Kami!

Penting bagi perusahaan untuk menghitung emisi karbon yang dihasilkan, karena hal ini dapat membantu memahami dampak aktivitas terhadap lingkungan. Menggunakan kalkulator jejak karbon Imbangi, Anda bisa menghitung besaran jejak karbon yang dihasilkan dan melakukan carbon offsetting bersama kami.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan