Connect with us

Wilayah

Kawasan Hutan Mangrove Kabupaten Belitung Timur

Published

on

Mengenal kabupaten belitung timur lebih dekat.

Pulau Belitung merupakan salah satu pulau yang terletak di provinsi di antaranya Kepulauan Bangka Belitung, di mana terkenal sebagai salah satu daerah penghasil timah terbesar di dunia. Selain itu, Pulau Belitung juga memiliki potensi perikanan tangkap yang masih sangat baik. Potensi sumber daya hayati yang sedang berkembang pada saat ini adalah perikanan tangkap.

Kabupaten Belitung Timur merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Bangka Belitung. Daerah Kabupaten Belitung Timur yang mencakup pulau-pulau kecil di Gugusan Pulau-Pulau Momparang termasuk dalam Kawasan Konservasi Perairan Daerah Belitung Timur Kecamatan Manggar. Salah satu wilayah masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan sebagian besar bergantung pada komoditas perikanan yang ada di perairan tersebut salah satunya adalah kepiting bakau.

Daerah Belitung Timur juga merupakan daerah kepulauan dengan 85% kecamatannya menghadap ke arah laut. Akan tetapi, aktivitas warga setempat umumnya bertani dengan kelapa sebagai komoditas utamanya. Aktivitas perikanan umumnya dilakukan pada saat musim angin barat atau barat daya yaitu bulan November-April.

Kondisi Mangrove Kabupaten Belitung Timur

Kabupaten Belitung merupakan bagian dari wilayah Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung. Kabupaten Belitung terbagi atas lima kecamatan, yaitu Tanjung Pandan, Membalong, Sijuk, Badau, dan Selat Nasik.

Wilayah Belitung dengan luas 2.293,690 km2 dengan luas kawasan pesisirnya mencapai 65.658,06 ha atau 60,30% dari luas kawasan mangrove yang ada di Pulau Belitung, atau sekitar 23,99% dari kawasan mangrove yang dimiliki oleh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sementara itu, luas wilayah lautnya mencapai 14.147,29 km2 dengan garis pantai sepanjang 195 kilometer. Dengan demikian, luas seluruh wilayah darat dari laut Kabupaten Belitung mencapai 16.440,98 km2.

Baca juga: Pantai Tiwoho, Kabupaten Minahasa Utara: Praktik Kearifan Lokal dalam Menjaga Kelestarian Mangrove

Mangrove bagi masyarakat di Kabupaten Belitung bukanlah tumbuhan asing. Wilayah Belitung secara umum berdekatan dengan perairan laut mengakibatkan seluruh penduduk di Belitung akrab dengan kawasan pantai dan tumbuhan mangrovenya. Kabupaten dengan lima kecamatan ini memiliki panjang pantai sekitar 195 km dan hampir 90% di antaranya ditutupi oleh tanaman mangrove. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Pusat Survei Sumber Daya Alam Laut, BAKORSUSTANAL, tahun 2010, tutupan mangrove di Kabupaten Belitung didominasi jenis Rhizophora mucronata untuk daerah yang mempunyai aliran sungai. Adapun, jenis mangrove yang tumbuh di pantai yang tidak mempunyai aliran sungai adalah Avicennia morma.

Secara umum kawasan mangrove di Belitung terpelihara baik, tetapi untuk beberapa titik ada juga daerah pesisir yang mengalami kerusakan. Hanya saja, upaya perusakan itu tidak berlangsung lama, seperti yang terjadi di Pulau Bangka. Adanya kesadaran dari masyarakat termasuk dukungan dari Dewan Lembaga Adat Kabupaten Belitung yang menyatakan bahwa kerusakan mangrove akan mengancam kehidupan mereka di kemudian hari menjadi penting.

Bersama LindungiHutan Mari Jaga Kelestarian Hutan Mangrove Belitung Timur

Kampanye alam di Belitung Timur.
Banner inisiasi Kampanye Alam di Pesisir Belitung, Kabupaten Belitung Timur.

Kegiatan eksploitasi penambangan Timah dan pembukaan lahan untuk pertanian monokultur sawit di masa lampau, menyisakan luka yang belum sembuh. Tidak hanya di areal hutan dan darat, tetapi juga pada areal pesisir Pulau Belitung. Tingkat abrasi yang besar, penurunan fungsi lahan karena salinitas, hingga pada berkurangnya pendapatan masyarakat maupun kualitas hidup masyarakat adalah hal-hal yang sudah terjadi saat ini, karena kerusakan lingkungan.

KPLPB DPW Beltim bekerja sama dan mendampingi kelompok petani dan nelayan di berbagai daerah Belitung, termasuk di Desa Mengkubang. Melalui kegiatan restorasi mangrove, tidak hanya akan berkontribusi pada perbaikan lingkungan mangrove. Namun, juga pada penaikan kualitas dan pendapatan masyarakat pada kemudian hari, terutama masyarakat pesisir. Selain itu, melalui kegiatan restorasi ini, menjadi alat-alat untuk menginformasikan dan membangun kesadaran masyarakat terkait dengan isu-isu lingkungan hidup.

LindungiHutan membantu masyarakat untuk melakukan penanaman pohon tumbuhan berkayu/buah di sana. Pohon mangrove bermanfaat menjaga daratan dari abrasi dengan pembentukan sedimen baru. Selain itu, hasil mangrove juga dapat dimanfaatkan untuk usaha olahan masyarakat sekitar.

Partisipasi dalam program di lokasi ini turut mendukung Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan:

  • Mencegah degradasi lahan akibat abrasi dan aktivitas tambang (SDG’s 15)
  • Mengurangi dampak banjir di pemukiman warga (SDG’s 15)
  • Meningkatkan area tutupan hijau (SDGs 15)
  • Membantu pengurangan emisi karbon (SDGs 13)
  • Meningkatkan perekonomian petani dan warga sekitar (SDGs 1)
  • Menyediakan jam kerja bagi warga sekitar (SDGs 8)

Baca juga: Pesisir Pabean Ilir Indramayu: Hamparan Mangrove yang Mesti Kita Jaga

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sedekah Pohon LindungiHutan