Connect with us

Penggerak

Kelompok Tani Hutan Remaja Tanjung Burung Jaga Keasrian Muara Cisadane (2023)

Published

on

geliat kelompok tani hutan di muara cisadane.

Berbicara peran pelestarian lingkungan, acap kali hanya berakhir pada saling tuding menuding. Siapa yang paling salah, siapa yang merasa paling benar, bahkan yang diam sekalipun tak luput dari tudingan, paling tidak atas nihilnya perhatian.

Sialnya, anak muda yang kemudian kerap dicap sebagai generasi apatis mengingat eratnya hubungan dengan gawai dan media sosial. Kalaupun ada partisipasinya, biasanya dianggap sebagai angin lalu atau remah-remah kecil yang dampaknya tidak  besar.

Padahal, anak muda juga punya kontribusi atas upaya pelestarian lingkungan dan konsen lainnya yang patut untuk diperhitungkan. Meskipun hanya bermodal media sosial, tetapi daya kejutnya terkadang efektif untuk membuat khalayak melirik apa yang sedang terjadi. Masih ingat dengan tagar #SavePapuaForest bukan?

Selain di media sosial, banyak juga kok anak muda yang turun di lapangan dan melakukan kerja-kerja pelestarian alam. Kelompok Tani Hutan Remaja Tanjung Burung adalah salah satu contoh bagaimana anak muda turut berpartisipasi aktif dalam upaya penghijauan dan pelestarian alam.

Penasaran bagaimana kisahnya? Simak apa yang Ahmad Marbawi lakukan bersama teman-temannya!

Baca juga: Kondisi Kritis Muara Cisadane, Tengerang: Dari Tambak Kembali ke Mangrove

Kawasan Hutan Mangrove Desa Tanjung Burung, Kabupaten Tangerang

Ahmad Marbawi adalah salah satu dari sekian anak muda yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Remaja Tanjung Burung yang berada di Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten.

Kepada LindungiHutan, Ahmad bercerita bagaimana kondisi lingkungan di tempatnya berubah, utamanya perihal hutan mangrove yang mengalami perubahan fungsi.

“Dulunya Desa Tanjung Burung itu banyak kawasan hutan mangrove di sepanjang pantai, ditambah di wilayah desanya terdapat sungai besar bernama Sungai Cisadane,” Ungkap Ahmad.

Gambaran lingkungan Muara Cisadane.
Foto kawasan lingkungan di Desa Tanjung Burung, Kabupaten Tangerang, Banten

Sungai Cisadane mengalir dan bermuara di Kecamatan Teluk Naga. Muara Cisadane merupakan kawasan yang ditumbuhi oleh mangrove. Sayangnya, jumlah mangrove yang ada saat ini sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Dulunya, kondisi lingkungan Muara Cisadane sangatlah baik dan penuh dengan mangrove. Namun, pada tahun 1990-an, banyak yang berubah menjadi tambak udang. Dampaknya, kualitas lingkungan menurun dan banyak mangrove yang hilang.

Ahmad juga menjelaskan bahwa status perhutanan sosial di Tanjung Burung kurang lebih sekitar 41 hektare, tetapi secara data fisiknya hanya seluas 36,10 hektare.

 “Nah, kalau status kawasan hutan mangrove di Desa Tanjung Burung ini ada dua, yang pertama sepanjang pantai, yang kedua di dalam kawasan perhutanan sosial dengan statusnya hutan lindung,” Jelas Ahmad.

Geliat dan Asa Kelompok Tani Hutan Remaja Tanjung Burung

Foto Ahmad Marbawi.
Sosok Ahmad Marbawi, salah satu pemuda yang aktif bersama Kelompok Tani Hutan Remaja Tanjung Burung.

Menurut penuturan Ahmad, Kelompok Tani Hutan Remaja Tanjung Burung memulai kegiatan konservasi mangrove sejak tahun 2016 dengan nama Remaja Tabur Mangrove. Berjalan selama tiga tahun, kegiatannya fokus di Muara Cisadane.

Apa yang dilakukan oleh mereka mulai dari edukasi, pengelolaan kawasan hutan, hingga peningkatan perekonomian masyarakat.

Foto penanaman mangrove.
Foto penanaman mangrove bersama Kelompok Tani Hutan Remaja Tanjung Burung.

“Tahun 2020 awal sampai sekarang, kami terus menjalankan kegiatan edukasi mangrove, kami sering sharing kepada peserta atau mereka yang datang ke tempat kami baik itu pelajar, komunitas, maupun instansi yang ingin mengetahui tentang mangrove,” Tutur Ahmad.

Selain dari kelompok tani, masyarakat setempat juga ikut dalam pengelolaan kawasan hutan dengan melakukan pembibitan. Pembibitan dilakukan dari buah mangrove yang jenisnya bakau atau rhizophora, avicennia, sonneratia, maupun pidada.

Foto bibit mangrove.
Salah satu petani sedang berfoto memegang bibit mangrove.

“Bibit tersebut dikelola oleh masyarakat langsung dengan konsep bank bakau atau persemaian di mana nanti hasilnya akan dijual kepada para peserta yang ingin melakukan penanaman di dalam kawasan hutan mangrove Desa Tanjung Burung,” Jelas Ahmad

Pemanfaatan kawasan hutan juga dilakukan dengan cara budidaya perikanan mulai dari jenis bandeng, kakap, dan juga udang. Hanya saja, budidaya dilakukan dengan program silvofishery.

Mengutip laman mongabay.co.id, silvofishery adalah penghijauan sekaligus budidaya bandeng, udang windu, dan kerang hijau yang dilakukan di kawasan mangrove, tanpa harus mengkonversi, terlebih mengancam fungsi ekologi mangrove.

Pengelolaan tambak silvofishery.
Pengelolaan tambak oleh masyarakat Desa Tanjung Burung.

Masyarakat Desa Tanjung Burung juga tertarik untuk memanfaatkan buah mangrove menjadi olahan makanan.

“Sampai saat ini, kami masih terus melakukan penelitian dan pengembangan untuk pengolahan buah mangrovenya” Terang Ahmad.

Baca juga: Perjuangan Pak Ujang Jaga Kelestarian Hutan Mangrove Jakarta

Harapan dan Harapan, Mengupayakan yang Terbaik untuk Muara Cisadane

Di penghujung perbincangan, Ahmad berharap kawasan mangrove di Desa Tanjung Burung yang berstatus sebagai hutan lindungi bisa dipertahankan dan ditetapkan sebagai kawasan yang dikelola oleh masyarakat.

Dengan demikian, masyarakat setempat bisa memajukan kawasan hutan secara lestari dan memanfaatkannya untuk peningkatan perekonomian.

“Karena sekarang ini, kawasan hutan mangrove di Desa Tanjung Burung itu cuma ada satu, dengan luasan secara data 41 hektare, tetapi secara fisik 36,10 hektare, seandainya kawasan hutan mangrove bisa ditetapkan sebagai hutan kemasyarakatan dengan legalitas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kami bisa memajukan kawasan hutan ini secara lestari dan juga memanfaatkannya untuk pembukaan lapangan pekerjaan, serta sarana edukasi anak cucu kita ke depannya,” Pungkas Ahmad.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sedekah Pohon LindungiHutan