Connect with us

Mitra Hijau

Sisa Benang: 1 Pakaian = Menanam 1 Pohon Mangrove

Published

on

Sisa Benang dan LindungiHutan berkolaborasi untuk menanam ratusan mangrove.

Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga keseimbangan alam membuat gaya konsumsi kita pun ikut berubah, termasuk dalam hal belanja fesyen. Kini, tak sedikit orang mulai beralih menggunakan merek busana yang mengusung visi slow fashion atau fesyen lambat.

Di Indonesia terdapat salah satu brand bernama Sisa Benang yang menerapkan eco fashion, slow fashion, dan ethical fashion pada produknya.

Slow fesyen merupakan bentuk antitesis dari fast fashion yang memproduksi item fesyen secara berlebihan sehingga merugikan lingkungan imbas dari limbah yang dihasilkan. Konsep fesyen lambat lebih menekankan pada produk yang berkualitas tinggi dan proses produksi yang ramah lingkungan.

Sisa Benang adalah merek pakaian yang terbentuk pada Juni 2020. Mereka memproduksi pakaian dengan memanfaatkan sisa kain pabrik berkualitas sebagai bahan dasar utama produk-produknya. Sebelum kain-kain sisa terbuang, Sisa Benang mengolahnya kembali menjadi pakaian bernilai jual dan layak pakai.

Selain untuk menjaga lingkungan, konsep mengolah kembali bahan tak terpakai merupakan cara untuk meningkatkan kesadaran konsumen akan konsep mode berkelanjutan.

Dalam proses produksinya, Sisa Benang berkerja sama dengan masyarakat di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur. Warga yang terdiri dari ibu-ibu kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tersebut memiliki keterampilan menjahit. Alih-alih menggunakan mesin-mesin besar layaknya produksi pabrik, Sisa Benang lebih memilih untuk memberdayakan warga lokal.

Baca juga: Hino Finance Indonesia Gelar Penanaman 2.000+ Mangrove di Jakarta dan Tangerang

Sisa Benang Galakan “Tanam Satu Tumbuh Seribu” untuk Meningkatkan Kesadaran Publik

Proses penanaman mangrove hasil kerjasama LindungiHutan dan Sisa Benang di Demak, Jawa Tengah.
Mitra penggerak penghijauan LindungiHutan sedang menanam pohon mangrove kolaborasi LindungiHutan dan Sisa Benang di pesisir Bedono, kecamatan Sayung, kabupaten Demak, Jawa Tengah (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Bagi brand slow fashion ini, ada dua hal besar yang menjadi fokus utama mereka yaitu fesyen dan lingkungan. Selain menjalankan praktik usaha yang eco friendly, Sisa Benang juga turut memberikan kontribusinya dengan menanam pohon demi memperbaiki ekosistem lingkungan.

Bersama LindungiHutan, Sisa Benang menginisiasi kampanye alam bertajuk “Tanam Satu Tumbuh Seribu”, yang mana #TimSisa bisa ikut serta berpartisipasi dengan melakukan pembelian satu produk Sisa Benang. Setiap pembelian satu produk Sisa Benang sama dengan menanam satu buah pohon.

Melalui kampanye alam ini, Sisa Benang sukses mengumpulkan 638 pohon Mangrove Rhizophora dan telah ditanam di Desa Bedono Kabupaten Demak pada 8 Mei 2021.

Banyaknya aktivitas manusia yang meninggalkan dampak pada alam, membuat brand slow fashion lokal ini sadar bahwa sudah menjadi tugas baru kita bersama untuk memperbaiki dan menjaga keindahan alam.

Baca juga: SAE Wooden Menanam Ratusan Mangrove di Demak, Jawa Tengah

Bersama LindungiHutan, Sisa Benang Menanam Ratusan Pohon Mangrove di Pantura

Desa Bedono, kecamatan Sayung, kabupaten Demak, dipilih sebagai lokasi penanaman karena kondisinya yang terdampak abrasi. Setiap tahunnya, luasan lahan yang terendam banjir rob makin bertambah. Rumah penduduk perlahan tenggelam dan hilang ditelan air laut. Mereka terpaksa untuk pindah dari desa tersebut untuk bisa melanjutkan hidup.

Namun, ada satu keluarga yang memilih bertahan. Mak Jah bersama 6 anggota keluarganya memilih tetap bermukim di desanya yang tenggelam.

Keluarga Mak Jah bukannya tidak ingin pindah, tuntutan ekonomi memaksanya untuk bertahan. Mereka mengandalkan hasil tangkapan ikan menjadi sumber pendapatan keluarga mereka. Tak ingin dikasihani, Keluarga Mak Jah memilih untuk berjuang memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar.

Selain melaut, Keluarga Mak Jah juga menjual bibit bakau kepada aktivis dan pecinta lingkungan untuk kegiatan penanaman. Mak Jah juga salah satu orang yang ikut membantu LindungiHutan dan seluruh campaigner kampanye alam LindungiHutan pada beberapa aksi penanaman di kabupaten Demak.

Sementara itu, bagi Ihwanudin Demak bukan hanya sekadar tempat kelahiran, melainkan tempat di mana ia tumbuh dan berproses. Sebagai anak pesisir utara Pulau Jawa, Demak khususnya pantai dan lautan memberi banyak kekayaan alam baik tumbuhan maupun hewan.

Sayangnya, rasa syukur tersebut harus dibarengi dengan rasa ikhlas, sabar, dan sedih karena tempat ia tinggal sedang terancam bahaya.

Berkaca pada kondisi tersebut, LindungiHutan bersama Sisa Benang melakukan penanaman 638 pohon Mangrove Rhizophora sebagai upaya restorasi. Pohon mangrove diketahui memiliki banyak manfaat antara lain:

  • Efektif menyerap emisi karbon,
  • Mencegah intrusi air dan abrasi,
  • Sebagai habitat ikan,
  • Hutan mangrove akan menjaga kualitas air,
  • Sumber pendapatan nelayan,
  • Hutan mangrove dapat dijadikan sebagai tempat wisata.

Baca juga: Scarlett Whitening Tanam 1.666 Pohon di Pantai Bahagia Bekasi

Semoga upaya dan tekad Sisa Benang dalam menjaga serta melestarikan lingkungan bisa kita ikuti. Sudah saatnya kita bersama-sama menghijaukan Indonesia!

Ambil Peran untuk Menghijaukan Indonesia dengan Berkolaborasi Bersama LindungiHutan

LindungiHutan merupakan startup yang mempermudah individu, brand, perusahaan dan multinational corporations untuk menjalankan program hijau dengan menanam pohon di 40+ daerah yang mudah, berkelanjutan dan transparan.

Muhamad Iqbal adalah SEO content writer di LindungiHutan dengan fokus pada tulisan-tulisan lingkungan, kehutanan dan sosial.

Sedekah Pohon LindungiHutan