Pentone Craft & Paper #CardForTrees Kolaborasi Penghijauan Tanam 400+ Mangrove di Semarang

Pentone Craft And Paper merupakan perusahaan vendor percetakan undangan pernikahan yang didirikan tahun 2016 dan berlokasi di Semarang. Sebagai perusahaan yang menggunakan kertas untuk primary material dalam melangsungkan bisnis, Pentone sadar penanaman bahan baku kertas memang dialokasikan di hutan industri. Namun, Pentone tetap memiliki concern yang tinggi terhadap pembangunan keberlanjutan kelestarian lingkungan.

Dalam menjalankan praktik dan proses bisnisnya, Pentone senantiasa berkomitmen untuk memprioritaskan perlindungan dan pelestarian lingkungan serta memberikan manfaat kepada masyarakat.

Keberlanjutan dilakukan oleh Pentone dengan cara berkomitmen tinggi untuk berkontribusi penuh melaksanakan penanaman mangrove di Pantai Mangunharjo setiap bulannya.

Sudah menjadi komitmen yang terwujud dalam kebijakan dan nilai Pentone untuk turut serta mengendalikan dampak lingkungan secara signifikan yang terkait dengan kegiatannya.

Pentone Craft And Paper Inisiasi Kampanye Alam ‘Satu Pohon Sejuta Harapan #CardForTree’, Sukses Tanam 400+ Mangrove

Komitmen Pentone dalam mewujudkan lingkungan yang lestari diwujudkan dalam aksi penghijauan. Bersama LindungiHutan, Pentone Craft And Paper menginisiasi kampanye alam bertajuk ‘Satu Pohon Sejuta Harapan #CardForTrees’ sebagai bentuk kontribusi nyata pelestarian alam.

Melalui kampanye alam tersebut, 436 Mangrove Rhizophora sukses ditanam di Pantai Mangunharjo, Kota Semarang, tanggal 23 Februari 2023. Penanaman berlangsung dengan lancar dan dibantu oleh Kelompok Tani Mangrove Lestari.

Apa yang dilakukan oleh Pentone untuk turut serta #BersamaMenghijaukanIndonesia sudah semestinya kita apresiasi bersama.

Pentone Craft And Paper tak lupa akan peran dan tanggung jawabnya untuk bersama-sama ikut menjaga dan melestarikan bumi. Harapannya, inisiasi kampanye alam ini dapat memberikan manfaat baik bagi lingkungan dan juga masyarakat setempat.

Terlebih, kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam perlu ditanamkan dan dipraktikkan oleh banyak orang serta berbagai pihak. Kami percaya, makin banyak ‘tangan’ yang terlibat maka semakin banyak pula mereka yang turut menjaga.

Baca juga: Aizen Beauty “Revive The Earth”: Program Kolaborasi Penghijauan untuk Kelestarian Kota Makassar

Kerusakan Hutan Pesisir di Pantai Mangunharjo, Tugu, Kota Semarang

Pemilihan Pantai Mangunharjo sebagai lokasi penanaman tentu bukan tanpa pertimbangan, mengingat terdapat beberapa persoalan lingkungan yang melingkupinya.

Letaknya yang berada di pesisir utara Pulau Jawa membuat Kota Semarang menjadi rumah bagi ekosistem mangrove yang membentang di sepanjang pesisir pantai. Sayangnya, kondisi hutan mangrove tampaknya makin hari semakin memprihatinkan. Alih guna lahan menjadi isu utama mengapa volume hutan mangrove berkurang secara berkala.

Hilangnya hutan mangrove berimbas pada bencana seperti banjir rob, penurunan lahan, abrasi, dan intrusi air laut. Terhitung hingga tahun 2009, garis pantai di pesisir Jawa Tengah sepanjang 690,95 kilometer mengalami abrasi seluas 5.600 hektare (16%).

Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah (2012), luas area hutan mangrove Kota Semarang mencapai 94,39 Ha atau 3,84% dari total luasan area mangrove di Jawa Tengah yaitu 46,19 ha. Area mangrove tersebut tersebar salah satunya di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu. Oleh sebab itu, perlu upaya untuk menjaga keberlangsungan fungsi hutan mangrove, seperti yang dilakukan oleh Pak Sururi.

Pak Sururi sendiri telah melakukan penanaman mangrove sejak tahun 1990 akhir. Bersama Kelompok Mangrove Lestari, saban harinya Pak Sururi mengurusi bibit, mengelola bibit, dan mengganti bibit mati dengan yang baru (penyulaman). Kekhawatiran akan kampungnya yang hilang akibat abrasi membuat Pak Sururi aktif melakukan kegiatan konservasi penanaman ini.

Berkaca kepada kondisi lingkungan Pantai Mangunharjo, LindungiHutan bersama Pentone mengambil inisiasi penanaman 436 pohon Mangrove Rhizophora sebagai langkah konservasi dan restorasi lingkungan.

Selain dari sisi ekologi, partisipasi penanaman pohon ini juga telah mendukung poin-poin program Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan:

• Mencegah degradasi lahan akibat abrasi (SDG’s 15)
• Mengurangi dampak banjir di pemukiman warga (SDG’s 15)
• Meningkatkan area tutupan hijau (SGD’s 15)
• Membantu pengurangan emisi karbon (SDG’s 13)
• Meningkatkan perekonomian petani dan warga sekitar (SDG’s 1)
• Menyediakan jam kerja bagi warga sekitar (SDG’s 8)

Baca juga: KANANTRA DANANTRA: Kolaborasi Penghijauan Gelar Tanam 143 Mangrove di Jawa Tengah

Ciri-Ciri Tumbuhan Bakau Kurap dan Segudang Manfaatnya

Rhizophora mucronata merupakan tanaman bakau yang paling sering ditemukan di ekosistem mangrove Indonesia. Berdasarkan hasil penilaian kesesuaian lahan, Rhizophora mucronata sangat cocok untuk ditanam di Pantai Mangunharjo, Kota Semarang. Pohon ini memiliki ciri-ciri:

Daun berkulit dengan bentuk elips melebar hingga bulat memanjang dan ujungnya meruncing. Ukuran daun berkisar antara 11-23 cm x 5-13 cm. Gagang daun berwarna hijau dengan panjang 2,5-5,5 cm.

Buah berbentuk lonjong/panjang seperti telur, berukuran 5-7 cm, dan berwarna hijau kecoklatan. Kulit buah seringkali kasar di bagian pangkal. Buah tersebut memiliki biji tunggal (monokotil).

Batang dapat mencapai tinggi 27 m dengan diameter hingga 70 cm. Kulit kayunya berwarna coklat gelap hingga hitam. Akar berbentuk tunjang.

Akar ini tumbuh dari percabangan bagian bawah sehingga muncul di udara.

Bunga menempel pada gagang, berkelompok 4-8 buah. Dauh mahkota setiap bunga berjumlah 4, berwarna putih, dan berambut. Kelopak bunga berwarna kuning pucat dan berjumlah 4 helai.

Adapun, manfaat ekologi dari Rhizophora mucronata antara lain:

• Menghasilkan O2 dan menyerap emisi CO2
• Akarnya memperkuat struktur tanah di daerah pesisir sehingga mencegah penurunan muka tanah dan eros
• Memecah ombak, mengurangi abrasi, dan mengurangi dampak tsunami
• Buahnya menjadi sumber makanan bagi hewan mangrove seperti monyet, bekantan, kepiting bakau, dan burung
• Formasi pohon menjadi habitat tempat berlindung hewan air seperti kepiting bakau, udang, burung, dan ikan

Sementara itu, potensi manfaat ekonominya seperti:

•  Kayu digunakan untuk kayu bakar dan mebel,
• Tanin dari kayu dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami,
• Daun dapat diolah menjadi keripik,
• Memperbaiki ekosistem tambak udang dan ikan dengan menghasilkan fitoplankton dan zooplankton.

View this post on Instagram

A post shared by lindungihutan.com (@lindungihutan)

Ikuti Jejak Pantone Craft And Paper, ColaboraTree Bersama LindungiHutan Wujudkan Aksi Penghijauan Brand Anda!

Melaksanakan program kebaikan dan peduli lingkungan brand Anda tidak perlu menyita waktu dan tenaga. Melalui CollaboraTree, LindungiHutan bantu wujudkan aksi nyata brand peduli lingkungan untuk kelestarian hutan.

Sederhanannya, CollaboraTree merupakan sebuah program untuk brand peduli lingkungan agar dapat merealisasikan kepeduliannya menjadi bentuk nyata dengan aksi penghijauan bersama LindungiHutan.

Berikut ini 5 alasan brand/perusahaan Anda perlu menjalin kerja sama dengan LindungiHutan yaitu:

1. Mudah dan berkelanjutan, LindungiHutan menjalin kerja sama dengan Penggerak penghijauan dan petani hutan untuk mempermudah proses penanaman dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial kepada masyarakat sekitar hutan.
2. Meningkatkan citra baik brand/perusahaan di mata publik.
3. Menumbuhkan kredibilitas bisnis dan kepercayaan konsumen, karyawan, mitra usaha, vendor atau auditor terhadap komitmen brand/perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan publik.
4. Menaikan penilaian investor dan pemegang saham perusahaan.
5. Skema kerja sama, biaya, dan lokasi kegiatan dapat diatur dan dibicarakan.

Adapun, mengenai bentuk kolaborasi dan manfaat yang akan didapat perusahaan bisa dilihat selengkapnya di alamat berikut https://lindungihutan.com/collaboratree.