Connect with us

Emisi Karbon

Proyek REDD+ dan Gentayang Hantu Deforestasi

Published

on

Serba-serbi proyek REDD+

Kalau mengutip dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) adalah langkah-langkah yang didesain untuk menggunakan insentif keuangan guna mengurangi emisi dari gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan.

Sederhananya, dalam rangka menekan suhu bumi yang menghangat atau sudah terlanjur hangat ini, maka diperlukan upaya untuk mengurangi emisi. Caranya yaitu dengan mengurangi emisi dari deforestasi dan mengurangi emisi dari degradasi hutan. Dalam praktik perjalanannya, ditambahkan inisiasi seperti pengelolaan hutan lestari hingga peningkatan cadangan karbon hutan.

Apa Hubungannya REDD+ dengan Mitigasi Bencana Perubahan Iklim?

Bahaya deforestasi.
Faktanya, deforestasi menyumbang sejumlah besar emisi GRK.

Kenapa skema REDD+ diperlukan? Apa hubungannya menjaga hutan dengan mengantisipasi lebih lanjut perubahan iklim?

Faktanya, UN IPCC (United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change) telah memperkirakan bahwa deforestasi dan degradasi hutan memberikan kontribusi global hingga mencapai 17%  dari seluruh emisi gas rumah kaca yang berarti melebihi sektor transportasi dan peringkat ketiga setelah energi global (26%) dan sektor-sektor industri (19%). Lebih dari 60% emisi karbon di Indonesia dihasilkan dari deforestasi dan lahan gambut.

Maka pertanyaan berikutnya, bagaimana bisa deforestasi atau penggundulan hutan menghasilkan emisi? Jadi, ketika rusak atau ditebangi, kayu yang terbakar atau membusuk melepaskan karbon yang tersimpan di pohon sebagai karbon dioksida—yang mana menjadi penyebab pemanasan global.

Yup, pohon bisa menyimpan karbon! Tumbuhan berkayu berperan penting sebagai penyerap dan penyimpan karbon terbesar di hutan sehingga bisa mengurangi efek dari pemanasan global yang terjadi. Karbon yang terdapat dalam tumbuhan tersimpan di kantong karbon. Kantong karbon terdiri dari organ tumbuhan seperti akar, batang, cabang, ranting, dan daun.

Mengapa REDD penting.
Pohon menyimpan karbon yang mana ketika ditebang karbon tersebut akan dilepas.

Selain fakta bahwa pohon menyimpan karbon, beberapa jenis hutan juga menyimpan sejumlah besar karbon di bawah tanah, contohnya hutan gambut. Hutan lahan gambut memiliki lebih banyak karbon di bawah tanah daripada di atasnya. Nah, ketika hutan-hutan tersebut digunduli, karbon yang tersimpan dalam tanah akan bocor.

Studi terbaru juga menunjukkan bahwa kurang dari lima miliar dari 32 miliar ton karbon dioksida yang dipancarkan setiap tahun melalui aktivitas manusia diserap oleh hutan. Makanya, penting sekali untuk menjaga kelestarian hutan dan sebaliknya akan sangat berbahaya jika deforestasi terus-terusan dilakukan.

Baca juga: Apa Itu REDD+? Pengertian, Sejarah, Implementasi, hingga Perkembangannya di Indonesia

Siapa Rimba Raya Conservation?

Salah satu proyek REDD+ yang ada di Indonesia dijalankan oleh Rimba Raya Conservation. Sejak tahun 2008, Rimba Raya Conservation telah melakukan proses pengenalan dan pemantauan pada areal yang kini menjadi konsesi Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan di Seruyan, Kalimantan Tengah, sesuai dengan SK 23/Menlhk/Setjen/PLA.2/1/2018.

Kisah Sukses Rimba Raya dalam Proyek Karbonnya

InfiniteEARTH selaku pengembang Proyek Keanekaragaman Hayati Rimba Raya sukses menghindari emisi sebesar 130 juta ton dari Cagar Alam Rimba Raya. Di baliknya, ada berbagai inisiatif dilakukan di antaranya dengan melakukan penanaman mangrove.

Rimba Raya Conservation pada November 2018 menanam 3.500 bibit pohon mangrove dan pada Juli 2019 kembali menanam 16.500 bibit mangrove tambahan. Total, mangrove yang ditanam dalam jangka waktu tersebut menjadi 20.000.

Selain itu, Cagar Alam Rimba Raya menampung 122 spesies mamalia, 300 spesies burung, dan 180 jenis tanaman dan pohon. Kawasan ini juga menjadi rumah bagi Orangutan yang populasinya kian hari makin langka di bumi.

Bersama LindungiHutan, Kita Serap Emisi Karbon dengan Menanam Mangrove

Apa yang dilakukan oleh Rimba Raya Conservation dengan menanam mangrove merupakan langkah yang tepat. Paling tidak, menurut Nyanga dalam Keteren (2023) menyatakan bahwa hutan mangrove dapat menyimpan karbon tiga sampai empat kali lipat dibandingkan hutan terestrial. Restorasi mangrove secara global memiliki potensi untuk menyimpan 69 juta ton karbon pada biomassa di atas permukaan tanah.

Jadi, valid untuk mengatakan bahwa menanam mangrove menjadi upaya yang efektif dalam menjaga kelestarian lingkungan utamanya kawasan pesisir, sekaligus aksi melawan perubahan iklim. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui!

Melihat pentingnya ekosistem mangrove, LindungiHutan menjadi salah satu startup yang memiliki konsen dalam penanaman dan pelestarian mangrove. Kami berupaya menanam dan merawat beberapa kawasan mangrove yang tersebar di Indonesia.

Hingga saat ini, kami telah membantu melakukan penanaman sebanyak 600.000+ pohon. Kami menjalin kerja sama dengan Mitra Petani, sehingga penanaman yang dilakukan tidak hanya berdampak baik bagi lingkungan tetapi juga masyarakat setempat.

Maka dari itu, untuk Anda/perusahaan yang ingin menyerap/mengimbangi/ melakukan carbon offsetting dapat menjalin kolaborasi bersama LindungiHutan. Kami memiliki fitur kalkulator jejak karbon Imbangi yang dapat Anda/perusahaan gunakan untuk menghitung jumlah emisi dari berbagai aktivitas. Mulai dari aktivitas berkendara, penggunaan barang elektronik, konsumsi listrik, dan lain sebagainya.

Cara memakainya pun mudah, hanya perlu memasukkan data-data yang dibutuhkan sesuai dengan kategori perhitungan yang dipilih. Setelah itu, jumlah emisi karbon dapat diketahui baik dalam hitungan harian, mingguan, bahkan tahunan.

Jika Anda penasaran, segera coba kalkulator jejak karbon Imbangi di sini GRATIS! Hitung jejak karbonnya, Imbangi bersama Kami!

Baca juga: Apa Itu Kalkulator Jejak Karbon? Manfaat, Cara Kerja, dan Tutorialnya

Gambar kalkulator jejak karbon.

Hitung Jejak Karbonya, Lakukan Carbon Offsetting Bersama Kami!

Penting bagi perusahaan untuk menghitung emisi karbon yang dihasilkan, karena hal ini dapat membantu memahami dampak aktivitas terhadap lingkungan. Menggunakan kalkulator jejak karbon Imbangi, Anda bisa menghitung besaran jejak karbon yang dihasilkan dan melakukan carbon offsetting bersama kami.

FAQ

Apa yang dimaksud dengan REDD+

Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) adalah langkah-langkah yang didesain untuk menggunakan insentif keuangan guna mengurangi emisi dari gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan.

Kenapa deforestation menyumbang emisi karbon?

Jadi, ketika rusak atau ditebangi, kayu yang terbakar atau membusuk melepaskan karbon yang tersimpan di pohon

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sedekah Pohon LindungiHutan