Connect with us

Emisi Karbon

Eco Anxiety: Pengertian, Gejala, dan Bagaimana Menanganinya!

Published

on

Eco anxiety adalah

Perubahan iklim tak hanya membawa dampak kerusakan bagi lingkungan. Efek domino berupa bencana alam ternyata memunculkan rasa cemas dan takut bagi beberapa orang. Gejala tersebut dikenal sebagai eco anxiety.

Apa itu Eco Anxiety?

Singkatnya, eco anxiety adalah kondisi di mana seseorang mengalami kecemasan akibat kerusakan lingkungan yang berdampak buruk bagi kehidupan.

Mengenai definisi lengkapnya, ada banyak penjelasan dari berbagai ahli dan juga berdasarkan penelitian. Menurut APA atau American Psychology Association menggambarkan eco anxiety sebagai ketakutan kronis akan bencana alam lingkungan yang berasal dari mengamati dampak perubahan iklim yang mana tampaknya tidak bisa terelakkan dan berakibat pada generasi berikutnya.

Sementara menurut Coffey, dkk (2021), eco anxiety adalah konsep yang digunakan untuk memahami hubungan antara perubahan iklim dan kecemasan terkait dengan persepsi tentang dampak negatif perubahan iklim.

Lebih lanjut, dalam artikel Pihkala (2018), mendefinisikan eco anxiety sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai emosi dan keadaan mental yang sulit akibat kondisi lingkungan dan pengetahuan tentangnya.

Kecemasan bisa diakibatkan langsung dari masalah lingkungan ataupun tidak langsung—Ini yang biasanya lumrah terjadi. Misalnya, seseorang bisa merasa sedih dan cemas karena area hutan didekatnya hilang akibat ditebangi. Namun, lebih banyak orang yang cemas sebab merasa bahwa perubahan iklim akan merenggut masa depan mereka.

Baca juga: Perilaku Milenial dan Gen-Z yang Tanpa Sadar Memperparah Krisis Iklim

Apa Saja Gejala dan Emosi yang Tampak?

Apa yang dimaksud cemas dalam definisi eco anxiety? Semua orang barangkali mengalami perasaan yang sama, takut akan dampak perubahan iklim, takut akan bencana alam yang terjadi sebagai efek turunannya. Akan tetapi, hal yang membedakan antara takut dan cemas dengan seseorang yang berada pada titik anxiety ada pada gejalanya.

Beberapa gejala eco anxiety antara lain:

  • Kemarahan atau frustasi, utamanya terhadap orang-orang yang tidak mengakui perubahan iklim.
  • Rasa bersalah atau malu terkait dengan jejak karbon sendiri,
  • Perasaan depresi, cemas, atau panik,
  • Pikiran obsesif tentang iklim.

Kalau menurut Agoston (2022), dirinya membagi menjadi enam komponen/gejala/perasaan eco-anxiety yang dialami oleh subyek penelitiannya.

  • Kekhawatiran akan masa depan dan generasi berikutnya yang meliputi kekhawatiran terhadap keturunannya sendiri dan generasi berikutnya secara umum.
  • Kategori yang kedua disebut empati. Cerminan dari semacam ‘penderitaan sekunder’. Artinya seseorang mengalami emosi negatif karena melihat orang lain/makhluk hidup lain. Melihat mereka mengalami dampak dari kerusakan lingkungan/aktivitas perusakan lingkungan.
  • Konflik dengan keluarga, teman, atau kolega yang berasal dari perbedaan sikap atau perilaku mengenai mitigasi perubahan iklim. Konflik ini disertai dengan emosi negatif seperti kemarahan atau frustasi.
  • Terganggu oleh perubahan kondisi lingkungan (contohnya kekeringan, musim panas yang lebih hangat, tidak ada salju di musim dingin, hilangnya tumbuhan atau hewan) yang mengakibatkan gejala fisik seperti serangan panik atau menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian.
  • Gejala kesehatan mental baik itu gangguan kecemasan maupun gangguan mood.
  • Ketidakberdayaan dan frustasi yang disebabkan oleh besarnya tantangan dan kurangnya kontrol terhadapnya.

Kenapa Gejala Eco Anxiety Bisa Muncul? Dari Mana Asalnya?

Mungkin bagi kamu perihal lingkungan, iklim, bumi, ataupun hal-hal terkaitnya bukanlah sesuatu yang menjadi concern utama. Namun relasi manusia dengan alam benar adanya. Itulah mengapa bagi beberapa orang, sakitnya bumi adalah sakitnya kita.

Berikut ini beberapa penyebab mengapa gejala eco anxiety bisa terjadi:

  • Pengalaman hidup, kehilangan mata pencaharian akibat perubahan kondisi lingkungan lantaran efek perubahan iklim.
  • Konsumsi berita, di satu sisi berita dan cerita mengenai perubahan iklim adalah awal yang baik untuk meningkatkan kesadaran kolektif. Namun, perasaan tidak bisa lepas atau terngiang-ngiang akan berita yang ada bukanlah hal yang bagus pula. Terjebak dalam banjir informasi perubahan iklim dapat menimbulkan perasaan keputusasaan. Keputusasaan menuntun pada sulitnya memulai ambil tindakan.
  • Menyesali diri sendiri, perasaan bersalah, dan malu akan perbuatan yang menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kendati perubahan iklim adalah pekerjaan rumah bersama yang membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, industri, hingga perubahan gaya hidup masyarakat, tetapi tidak ada salahnya kita memulai dari diri sendiri.

Beberapa hal berikut mungkin bisa membantu dalam menangani perasaan eco anxiety!

1. Tumbuhkan kembali perasaan optimis!

Yup, mulai dari perasaan optimis. Bayang-bayang negatif tentang dampak perubahan iklim perlu dilihat dari sudut pandang yang lain. Alih-alih merasa ketakutan, frustasi, dan menabur konflik dengan menyalahkan yang lainnya, kira-kira tindakan apa yang bisa dilakukan untuk membuat perbedaan?

2. Edukasi? Salurkan melalui konten-kontenmu!

Perasaan takut dan segala informasi yang kamu dapat terkait dengan perubahan iklim ada baiknya untuk dibagikan. Karena, dengan dibagikan mungkin akan menjadi sesuatu yang informatif bagi mereka-mereka yang belum mendapatkannya. 

3. Memulai aksi

Cari grup/komunitas/bergabung menjadi relawan, melakukan aksi nyata pelestarian lingkungan. Kamu bisa bergabung dalam aksi penanaman pohon, bersih pantai dan laut, ataupun hal-hal lainnya yang dilakukan di alam langsung.

Baca juga: 5 Dampak Emisi Karbon yang Berbahaya bagi Kita

Hitung Jejak Karbonmu dengan Imbangi, Lalu Tanam Pohonmu Bersama LindungiHutan!

Tahukah kamu, aktivitas yang kita lakukan sehari-hari nyatanya menyumbang emisi karbon yang berdampak buruk bagi lingkungan. Lantas, apakah kita tidak boleh beraktivitas? Tentu saja boleh!

Hanya saja, akan lebih baik apabila kita bisa lebih bijak dalam memilih dan melakukan aktivitas yang ramah lingkungan. Caranya dengan menghitung jejak karbon yang dihasilkan!

Menggunakan kalkulator jejak karbon Imbangi, Kamu bisa menghitung besar emisi karbon yang dihasilkan dari berbagai aktivitas. Mulai dari aktivitas berkendara, konsumsi listrik, hingga penggunaan peralatan elektronik.

Cara pakainya juga simpel, cukup masukkan data yang diperlukan sesuai dengan kategori perhitungan. Setelah itu, jumlah emisi karbonmu akan diketahui!

Oh iya, kamu juga bisa menanam pohon bersama LindungiHutan untuk menebus besaran emisi karbon yang dihasilkan. Kami, memiliki berbagai lokasi penanaman dan menjalin kerja sama dengan Mitra Petani. LindungiHutan akan menanamkan pohonmu dan memberikan laporan perkembangannya!

Coba Kalkulator Jejak Karbon Imbangi GRATIS di Sini!

Rawat Bumi LindungiHutan