Hutanpedia

Lahan Basah: Pengertian, Jenis, Persebaran dan Manfaatnya

Published

on

Lahan basah (wetland) dapat ditemukan di berbagai kawasan. Contoh-contoh lahan basah seperti kawasan bakau dan hutan mangrove, lahan gambut, rawa-rawa, sungai, danau, delta, daerah dataran banjir, sawah, dan terumbu karang.

Keberadaan wetland dapat ditemukan di berbagai wilayah negara dengan bermacam iklim.

Pengertian Lahan Basah

Pengertian lahan basah (wetland) adalah wilayah di permukaan bumi berupa daratan yakni tanah yang di genangi air baik permanen (tetap tergenang air) maupun musiman.

Wetland memiliki kandungan air yang tinggi dan termasuk lahan subur. Ciri dan karakteristik utama lahan basah adalah muka air yang dangkal, dekat dengan permukaan tanah, serta memiliki vegetasi khas.

Karakteristik wetland memang akan senantiasa tergenang air. Genangan musiman berarti daratan atau tanah tersebut tergenang air ketika musim hujan.

Kondisi tanah wetland yang jenuh memungkinkan genangan air mengelilingi seluruh permukaan lahan. Jenis tanah lahan basah ketika terjadi periodik atau musiman memiliki tekstur yang lunak hingga liat.

Bermula dari kesepakatan Konvensi Internasional tentang lahan basah yang ditandatangani pada 2 Februari 1971 di Ramsar, Iran. Konvensi tersebut juga dikenal sebagai Konvensi Ramsar. Penetapan hari lahan basah terjadi pada tahun 1996.

Saat itu, berlangsung pertemuan para anggota, dan hasil dari pertemuan tersebut menyepakati bahwa hari Lahan Basah Sedunia jatuh pada tanggal 2 Februari dan diperingati serentak oleh seluruh anggota Konvensi Ramsar satu tahun setelahnya.

Luas lahan basah di Indonesia masuk sebagai yang terbesar di dunia. Selain itu, wetland memiliki peran besar sebagai sumber pemurnian air dan penyimpan karbon.

Baca juga: Apa itu Blue Carbon? Pengertian, Persebaran dan Manfaat Karbon Biru

Jenis Lahan Basah 

Secara umum lahan basah dikategorikan menjadi lahan basah alami dan buatan. Namun, secara spesifik jenis-jenis lahan basah lebih beragam. Berikut ini beberapa jenis lahan basah dan ciri-cirinya mencakup:

1. Lahan Gambut

Lahan gambut merupakan jenis lahan basah yang terbentuk dari akumulasi bahan tanaman mati dan membusuk. Luas lahan gambut mencapai setengah luas lahan basah dunia. Jenis wetland ini menutupi 3% permukaan bumi dan lahan gambut Indonesia merupakan salah satu lahan gambut terluas di dunia. Lahan gambut mengandung bahan organik yang cukup tinggi sehingga termasuk lahan yang subur.

Lahan gambut termasuk jenis wetland yang krusial karena:

  1. Lahan gambut menjadi wilayah yang mampu menyerap air hujan, memasok air bersih untuk kebutuhan sepanjang tahun dan mencegah banjir;
  2. Manfaat lahan gambut untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti penangkapan ikan, kegiatan pertanian dan ternak;
  3. Rumah untuk beragam satwa;
  4. Menjadi penyimpan karbon yang bermanfaat untuk menjaga perubahan iklim.

2. Kawasan Rawa

Rawa juga termasuk jenis wetland karena wilayahnya yang selalu tergenang air sepanjang tahun dengan ketinggian air yang tidak menentu, kadang dangkal kadang pula tinggi dan cukup dalam.

Kawasan rawa sendiri terbagi menjadi 2 yaitu rawa air tawar biasanya terdapat di pedalaman hutan dan rawa air asin yang dapat ditemukan di wilayah pantai. Kondisi tanah rawa yang berlumpur mengakibatkan tanah menjadi jenuh akan air.

Rawa merupakan rumah untuk beragam satwa dan menjadi salah satu pembersih alami. Sayangnya banyak dari lahan rawa saat ini di wilayah Sumatra dan Kalimantan yang telah beralih fungsi menjadi perkebunan dan pertanian, sehingga dibutuhkan konservasi lahan rawa untuk dapat menjadi lahan basah yang lestari.

3. Hutan Mangrove 

Area hutan mangrove menjadi salah satu ekosistem dengan kompleksitas yang tinggi karena menjadi rumah untuk beragam flora dan fauna. Hutan mangrove menjadi salah satu jenis lahan basah yang mudah dijumpai di daerah tropis dan subtropis.

Manfaat hutan mangrove sangat penting sebagai salah satu jenis lahan basah dikarenakan sebagai ekosistem yang menunjang kehidupan satwa dan makhluk hidup lain, sebagai tempat menampung karbon, mengurangi abrasi pantai, banjir rob di kawasan pesisir serta menjadi penahan dari pasang surut air laut yang berpotensi pada gelombang besar seperti tsunami.

Selain itu, kawasan hutan mangrove termasuk daerah yang tinggi keanekaragaman hayati berupa flora dan fauna yang tinggal di jenis wetland ini.

4. Lahan Basah Mineral

Lahan basah mineral adalah sebuah ekosistem yang kerap dijumpai di pinggiran sungai, terutama wilayah perairan yang mengalami pembentukan delta. Kawasan ini terbentuk dari air laut atau banjir yang menggenangi daratan dan sifatnya hanya sementara.

Jenis wetland ini mempunyai kandungan mineral yang kurang baik dan sebagian besar didominasi oleh rerumputan yang tumbuh di lahan tersebut. Lahan basah mineral terdiri dari marsh yakni ketika tumbuhan di kawasan ini mempengaruhi laju air dan meningkatkan nutrisi akibat sedimentasi, maka akan terbentuklah marsh.

Marsh merupakan salah satu sebutan umum untuk daerah rawa yang memiliki ciri khas seperti di atas.

5. Lahan Basah Dataran Tinggi

Lahan basah dataran tinggi merupakan kawasan dengan kemampuan untuk menyimpan air dengan baik. Sumber air yang tersimpan pada lahan basah dataran tinggi adalah air hujan dan pencairan dari gletser.

Terlebih lagi, lahan basah dataran tinggi juga menyimpan air tanah, menangkap sedimen dan mendaur ulang nutrisi, meningkatkan jumlah air dan kualitas air juga.

Kawasan ini menjadi tempat pemberhentian burung migran, daerah yang baik untuk berkembangnya burung, ikan dan amfibi.

Selain itu, lahan basah dataran tinggi juga mendukung pertumbuhan vegetasi untuk mengurangi erosi dan menjaga aliran air agar lebih stabil dan tidak menimbulkan bencana seperti banjir, tanah longsor maupun kekeringan di kemudian hari atau ketika musim kemarau.

6. Kawasan Riparian

Kawasan riparian menjadi peralihan antara daerah sungai dengan daratan. Riparian memiliki ciri khas berupa wilayah yang berisikan perpaduan lingkungan perairan dan daratan. Kawasan pinggiran sungai ini menjadi tempat hidup vegetasi riparian yang kaya dan mampu beradaptasi dalam berbagai kondisi.

Vegetasi riparian memiliki fungsi diantaranya sebagai habitat untuk kehidupan beragam fauna, mencegah erosi di tepian sungai dan menjaga kualitas air sungai.

7. Lahan Basah Artik

Lahan basah artik ini terdiri atas lahan gambut, sungai, danau, dan teluk dangkal yang menutupi hampir 60% permukaan di kutub utara. Lahan basah artik menjadi penting karena menjadi habitat flora fauna yang unik, terutama fauna yang melakukan migrasi.

Terlebih lagi, artik menjadi tempat mencari nafkah untuk lebih dari 30 kelompok masyarakat adat yang ada disana. Wetland tersebut berguna untuk mencari ikan, berburu, dan memanen tanaman guna pangan ternak. Jenis lahan basah artic juga menyimpan cadangan karbon organik yang besar dalam tanah, sehingga membantu bumi untuk tidak mengalami perubahan iklim yang cepat.

Baca juga: Pengertian Hutan Menurut Para Ahli, Fungsi dan Manfaat Hutan

Persebaran Lahan Basah

Keberadaan lahan basah juga tersebar merata di setiap negara dan tiap zona iklim. Mulai dari kutub hingga wilayah tropis, dataran tinggi yang basah hingga daerah kering, semuanya memiliki lahan basah yang terbagi pada berbagai jenis wetland.

Di Indonesia, lahan basah tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi hingga Papua. Wetland terbesar berada di benua Amerika dan Asia. Kurang lebih terdapat 30 juta hektar sebaran lahan basah di Indonesia.

Beberapa contoh kawasan lahan basah di Indonesia yang telah diakui dalam Konvensi Ramsar diantaranya yaitu:

  1. Taman Nasional Berbak di Jambi,
  2. Danau Sentarum di Kalimantan Barat,
  3. Suaka Margasatwa Pulau Rambut (DKI Jakarta),
  4. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (Sulawesi Tenggara),
  5. Taman Nasional Sembilang (Sumatra Selatan),
  6. Taman Nasional Wasur (Papua), dan
  7. Taman Nasional Tanjung Puting (Kalimantan Tengah).

Peta Lahan Basah Dunia yang akan memetakan persebaran lahan basah, histosol dan stok karbon dunia.

Peta Lahan Basah Dunia yang merupakan hasil dari salah satu Program Adaptasi dan Mitigasi Lahan Basah Berkelanjutan (SWAMP). Peta tersebut merupakan kolaborasi antara Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dan Departemen Kehutanan Amerika Serikat.

Manfaat Lahan Basah

Lahan basah (wetland) mempunyai berbagai manfaat dan kegunaan. Beberapa manfaat lahan basah diantaranya, yaitu:

1. Kawasan Penyimpan Karbon

Salah satu fungsi utama lahan basah memegang peranan penting karena kemampuannya untuk menyimpan karbon. Wetland menjadi wilayah yang berfungsi besar dalam mitigasi perubahan iklim.

2. Sumber Cadangan Air Bersih

Kebanyakan jenis lahan basah memiliki kemampuan dalam memelihara air bersih dan pemurnian air secara alami. Wetland yang berupa dataran jenuh akan air. Ketika air hujan turun, kawasan ini akan sedikit-demi sedikit menyimpan air dan memberikan kebutuhan air bersih ketika musim kemarau.

Lahan basah juga mampu untuk menyerap limbah dan membantu dalam penyaringan alami, sehingga air tanah yang biasa kita konsumsi terjamin kelayakannya.

3. Membantu Mengurangi Risiko Bencana

Beberapa jenis lahan basah seperti hutan mangrove mampu untuk menghalau gelombang besar air laut seperti tsunami. Vegetasi pada kawasan puritan juga membantu dalam mengurangi laju banjir akibat luapan air sungai, serta membantu mencegah erosi pada pinggir sungai sehingga mempertahankan daratan ada.

Risiko perubahan iklim juga turut terbantu karena lahan basah mampu menyimpan karbon dengan baik. Lahan basah sangat baik dalam menerima air hujan, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya banjir.

4. Penuh Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati sangat berpengaruh pada kelestarian ekosistem. Karakteristik lahan basah yang menjadi perpaduan lingkungan perairan dan daratan menjadikan keragaman hayati pada wetland dan menghasilkan fauna dan flora yang unik.

5. Tempat Mencari Nafkah

Banyak dari masyarakat sekitar yang bergantung akan kawasan lahan basah. Masyarakat memanfaatkan wetland untuk pemenuhan kebutuhan sandang, pemenuhan ekonomi yang bersumber pada hasil tangkapan kemudian dijual dan wisata yang dapat ditawarkan. Lahan basah juga sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian dan perkebunan, asal dalam mengelola lahan dilakukan secara bijak dan tidak egois.

FAQ

Apa itu Lahan Basah?

Pengertian lahan basah (wetland) adalah kawasan dan wilayah daratan yang selalu tergenang air secara permanen atau musiman.

Apa Saja Manfaat Lahan Basah?

Lahan basah memiliki beberapa manfaat, yaitu: 1) Kawasan penyimpanan karbon; 2) Sumber cadangan air bersih; 3) Mengurangi risiko bencana; 4) Habitat keanekaragaman hayati; dan 5) Kawasan mencari nafkah. Baca ulasan lengkap mengenai fungsi lahan basah pada artikel ini.

LindungiHutan Menanam Lebih Dari 700 RIBU Pohon di 45+ Lokasi Penanaman yang Tersebar di Indonesia

Penulis: Jati Ratna Arifah

Editor: Rionaldo Andira Lesmono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending

Exit mobile version