Hutanpedia
Kenalan dengan Pohon Gaharu, Harum Kayunya Luar Biasa Nilainya (2023)
Posisi gaharu sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) memang berpotensi besar meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar hutan. Terlebih, pohon satu ini terkenal akan harga jualnya yang sangat tinggi.
Nah, artikel kali ini akan membahas from A to Z dari pohon gaharu. Mulai pengertian, morfologi, manfaat, hingga budidayanya. Yuk simak penjelasan lengkapnya!
Daftar Isi
Apa Itu Pohon Gaharu?
Pohon gaharu adalah pohon dengan penghasil gaharu berupa aromatik resin atau damar wangi. Resin tersebut terdapat pada bagian kayu yang berwarna kehitaman. Umumnya, gaharu digunakan untuk bahan dasar dalam pembuatan parfum, obat-obatan, kosmetik, serta biasa dijadikan dupa untuk ritual keagamaan.
Terdapat tujuh genus tumbuhan yang berasal dari famili thymelaeaceae, dan diketahui sebagai penghasil gaharu, yakni aquilaria, gyrinops, gonystylus, aetoxylon, claoxylon, enkleia, dan wikstroemia. Dari tujuh genus itu, jenis aquilaria dan gyrinops merupakan penghasil gaharu yang utama (Susilo, 2018). Dan, dari dua tersebut, yang menghasilkan gaharu paling berkualitas adalah aquilaria jenis malaccensis.
Sebutan gaharu berasal dari bahasa Melayu yang berarti harum, sedangkan di dunia perdagangan ia dikenal sebagai agarwood, aloeswood, atau eaglewood.
Ciri-Ciri Pohon Gaharu
Seperti yang dipaparkan sebelumnya, gaharu yang dihasilkan dari aquilaria malaccensis adalah yang terbaik. Maka, untuk membedakan dengan gaharu dari famili thymelaeaceae yang lain berikut ciri-ciri morfologi dari jenis ini.
Pohonnya memiliki tinggi yang bisa mencapai 40 meter dengan diameter batang sebesar 40-60 cm. Permukaan batangnya bergaris, licin, berwarna cokelat keputihan, dan kayunya bersifat keras.
Daunnya berbentuk lonjong dengan ujung meruncing, memiliki panjang 7 cm dan lebar 4 cm. Permukaan daun mengkilap yang berwarna abu kehijauan, tulang daun sekunder yang berjumlah 12-14 pasang.
Bunganya tumbuh pada ketiak daun dan ujung ranting, berbentuk lancip yang berukuran lebih dari 5 mm, berwarna hijau kekuningan, dan beraroma harum. Sedangkan buahnya menyerupai bentuk bulat telur atau lonjong yang panjangnya mencapai 4 cm, lebar 2,5 cm, serta biji yang tertutup oleh rambut berwarna merah (Taswaya, 2019).
Baca juga: Pohon Kelor: Si Paling Serbaguna dari India (2023)
Klasifikasi Pohon Gaharu
Taksonomi gaharu dari aquilaria malaccensis dapat dilihat pada tabel berikut.
Kingdom | Plantae |
Divisi | Spermatophyta |
Kelas | Dicotyledoneae |
Ordo | Myrtales |
Famili | Thymeleaceae |
Genus | Aquilaria |
Spesies | Aquilaria Malaccensis |
Persebaran, Habitat, dan Status Kelangkaan
Pohon gaharu tersebar secara alami di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Untuk jenis Aquilaria malaccensis daerah persebarannya meliputi India, Burma, Cina, Indonesia, Malaysia, Kamboja, Singapura, Filipina, dan New Guinea. Sedangkan untuk genus gyrinops tersebar di Sri Lanka, kepulauan Sunda kecil, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Secara alami famili thymelaeaceae tumbuh dengan baik pada tanah podsolik dengan struktur tanah liat berpasir, lingkungan dengan kisaran suhu 24-32 derajat celcius, curah hujan 1.000-1.500 mm/tahun, dan kelembapan udara antara 80-90%. Selain itu, ia dapat hidup dengan baik di dataran rendah dengan ketinggian yang tidak lebih dari 400 mdpl.
Dengan nilai jual yang tinggi, laju deforestasi pohon gaharu juga tak kalah tingginya. Sontak saja hal tersebut membuat kelestariannya terancam. Melansir dari IUCN Redlist, status kelangkaannya saat ini adalah Vulnerable (Vu), yaitu status yang menunjukkan risiko rentan dari kepunahan.
Apa Manfaat dari Pohon Gaharu?
Selain terkenal dengan nilai jualnya yang tinggi, nyatanya ia juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Mulai dari bidang kecantikan, kesehatan, hingga keperluan ritus agama.
Pada dasarnya, gaharu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam bentuk kayu bulatan, bubuk, cacahan, maupun fosil kayu yang masih terkubur. Berikut ini 4 manfaat di antaranya:
1. Bahan baku industri Parfum dan Kosmetik
Sebagai penghasil gubal berupa kayu yang mengandung resin, gaharu memiliki aroma wangi yang khas. Di negara-negara Timur Tengah, gaharu banyak dijadikan sebagai bahan baku untuk industri parfum. Ia sangat diminati untuk dijadikan pengharum tubuh, ruangan, dan bahkan digunakan sebagai aromaterapi di spa-spa kelas.
Selain itu, ia juga digunakan sebagai bahan pengikat harum untuk berbagai produk kosmetika seperti sabun atau sampo. Limbah penyulingan berupa serbuknya juga dapat digunakan sebagai pencuci wajah yang baik untuk memelihara dan menghaluskan kulit.
2. Bahan Pengawet
Selain dijadikan bahan untuk produk kosmetika, kandungan zat antimikroba dan antitoksin dalam gaharu dijadikan masyarakat Cina, Korea, Taiwan, dan Jepang sebagai bahan pengawet berbagai aksesoris. Sedangkan oleh bangsa Mesir Kuno, gaharu digunakan untuk pengawetan mumi.
3. Ritus keagamaan
Dalam ritus beberapa keagamaan seperti Hindu, Budha, dan Konghucu, gaharu berbentuk serbuk dimanfaatkan untuk nantinya dibakar. Aroma khasnya dipercaya dapat menyucikan tempat upacara atau alat peribadatan lainnya. Selain serbuk, kayu gaharu juga digunakan untuk bahan baku pembuatan tasbih.
4. Obat Tradisional
Campuran dari akar, kulit, daun, dan buah pohon gaharu dapat dimanfaatkan sebagai ramuan obat tradisional untuk berbagai keluhan penyakit. Beberapa penyakit yang bisa diatasi oleh gaharu di antaranya adalah:
- Antiasmatik,
- Antimikroba,
- Sebagai stimulan kerja saraf dan pencernaan,
- Obat untuk sirosis hati, liver, dan limpa,
- Menyembuhkan luka di lambung,
- Pengobatan untuk tumor dan kanker,
Di samping itu, gaharu yang telah diolah menjadi minyak atsiri dan dikembangkan sebagai obat herbal berkhasiat untuk menghilangkan stres, rematik, asma, gangguan ginjal, sirosis hati, dan bahan antibiotik TBC (Saparinto, 2014).
Sementara itu, ekstrak daun gaharu yang diolah menjadi minuman teh atau minuman herbal memiliki aktivitas sebagai antiradikal bebas. Hal tersebut karena kandungan di dalamnya yang terdapat senyawa metabolit sekunder flavonoid, tanin, steroid, triterpenoid, dan senyawa glikosida (Nusa, 2020).
Kenapa Gaharu Disebut Pohon Surga?
Selain dijadikan ritus keagamaan oleh agama Hindu, Budha, Kristen, dan lainnya, ternyata gaharu juga memiliki tempat khusus pada kepercayaan umat islam.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwasanya dari Abi Hurairah ra, Rasulullah saw. bersabda, “Golongan penghuni surga yang pertama kali masuk surga adalah berbentuk rupa bulan pada malam bulan purnama, nyala pedupaan mereka adalah gaharu.”
Karena itulah, pohon gaharu dipercaya sebagai pohon yang berasal dari surga. Ia juga digunakan sebagai pewangi di sekitar Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.
Tak hanya itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Abdul Halim mengungkapkan beberapa hadis yang menjelaskan bahwa gaharu memiliki khasiat obat. Berdasarkan sabda Rasulullah, penyakit yang dapat diobati di antaranya adalah amandel, dan radang selaput dada (Abdul Halim, 2022).
Cara Budidaya
Perbanyak tanaman gaharu dapat dilakukan dengan cara generatif melalui biji dan vegetatif menggunakan turus, cangkok, serta kultur jaringan. Berikut tahapan budidaya dengan cara biji anakan:
1. Penyiapan Bibit
- Pilihlah biji dari buah gaharu yang sudah matang, cuci benih tersebut dan diamkan dalam air yang sudah dicampur 5-10 gram/liter.
- Buatlah bandengan berpetak seluas 1-2 meter persegi, kedalaman 20 cm, serta terdiri oleh campuran tanah dan pasir dengan perbandingan 1:1.
- Taburkan benih di atas bidang bedengan persemaian secara merata, lalu timbun dengan tanah setebal 2 cm.
- Pastikan persemaian untuk tetap basah dan bebas dari hama/penyakit.
- Setelah 1-1,5 bulan, benih akan berkecambah dan siap dipindahkan ke polybag.
2. Persiapan Media Tanam
Gaharu tidak memerlukan lahan khusus, ia bisa ditanam baik di lahan subur, atau lahan kritis sekalipun. Namun, buatlah lubang tanam ukuran 50×50 cm, dan beri pupuk organik/kompos sebanyak 3 kg per lubang. Biarkan selama sebulan sebelum penanaman dilakukan.
3. Penanaman
Idealnya kepadatan tanaman per hektare adalah 400-1.000 tanaman. Karenanya jarak antar lubang tanam sebaiknya dibuat dengan ukuran 3×3 m atau 5×5 m. Setelah itu, letakkan bibit di tengah-tengah lubang tanam dengan posisi tegak. Tutuplah kembali lubang sampai menutup leher akar.
4. Pemeliharaan Tanaman
- Buatlah pelindung untuk menaungi gaharu agar terhindar dari sinar matahari secara langsung. Pelindung bisa dibuat dengan daun kelapa atau jerami.
- Berikan pestisida butiran sesuai dosis yang dianjurkan untuk menghindari serangan hama.
- Pemberian pupuk dilakukan dua kali dalam setahun, yakni saat awal dan menjelang akhir musim penghujan.
- Penyiangan dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan.
Permintaan pohon gaharu yang begitu tinggi untuk dijadikan bahan baku produk berbagai industri, serta teknik pembuatan yang sulit, membuat tanaman ini rentan akan kepunahan.
Baca juga: Pohon Delima: Taksonomi, Status Kelangkaan, Jenisnya, dan Manfaat (2023)
Oleh sebab itu, kebutuhan akan kayu tersebut sudah seharusnya diimbangi oleh upaya pelestarian untuk mencegahnya dari kepunahan. Jangan sampai, manfaat pohon gaharu hanya bisa dinikmati oleh generasi kita saja.
FAQ
Berapa Harga 1 kg Gaharu?
Harga untuk setiap 1 kg gaharu dibanderol mulai dari Rp500.000 – Rp50.000.000. Namun, kisaran harga tersebut bervariasi tergantung pada kelas, dan daerahnya.
Apa yang Membuat Pohon Gaharu Mahal?
Selain karena kegunaanya sebagai bahan baku industri parfum dan kosmetik, harga jual yang fantastis tersebut dikarenakan oleh tidak seimbangnya kebutuhan pasar dengan ketersediaannya yang terbatas, dan teknik pembuatannya yang sulit.
Pohon Gaharu Isinya Apa?
Pohon gaharu berisi gubal berupa kayu penghasil resin dengan aroma wangi khas. Resin tersebut terdapat pada bagian kayu yang berwarna kehitaman.
Penulis: Mas Wanajih
Ingin Menanam Pohon Tanpa Ribet? Bareng LindungiHutan Aja!
LindungiHutan adalah website donasi online, galang dana, dan kerja sama untuk kelestarian hutan Indonesia yang telah mempunyai izin dan terpercaya. Salurkan niat kebaikan untuk membantu sesama dan alam dengan sedekah pohon untuk keberlangsungan masa depan kita!