Connect with us

Tim Kami

Pentingnya Inovasi dan Tren Startup Lingkungan pada Masa Depan (2022)

Published

on

Startup dan Inovasi, dua hal penting berkaitan.

Fenomena maraknya startup memang menjadi satu hal yang tak bisa lagi dipungkiri. Bagaimana tidak? Seiring dengan laju perkembangan zaman dan teknologi, berimbas pada adanya tuntutan kemudahan di segala sektor, termasuk lingkungan yang kemudian memunculkan startup lingkungan.

Nah, teknologi menjadi jembatan akan hal tersebut, solusi atas permasalahan dan keribetan yang dirasakan oleh masyarakat. Di sini startup menjadi entitas yang bisa mewujudkan hal tersebut, menciptakan berbagai inovasi dan memberikan dampak positif terhadap masyarakat luas. 

Apakah Betul Startup Identik dengan Inovasi?

Nyatanya, enggak semua startup bisa sukses dengan masing-masing inovasinya yang diusung. Banyak juga yang kemudian harus gulung tikar dengan berbagai macam penyebabnya. Bahkan, beberapa pemain besar juga harus menutup operasi bisnis mereka.  Adapun, beberapa faktor penyebab kegagalan Startup antara lain seperti tidak adanya kebutuhan pasar, kehabisan uang, kalah dalam kompetisi, mengabaikan pelanggan, dan lain sebagainya.

Fakta tersebut menjadi bukti bahwa jenis perusahaan satu ini tidak selalu menjanjikan cerita-cerita manis. Justru, sebagaimana namanya—startup, yang artinya perusahaan rintisan, menjadikannya harus siap dengan segala perubahan dan terobosan baru yang mana membuat mereka harus adaptable. Sebab, value utama dari startup agar bisa bertahan ada pada kebedaan dan keunikan yang diusungnya.

Hal tersebut diamini oleh Miftachur ‘Ben’ Robbani selaku CEO LindungiHutan ketika ditanya perihal banyaknya Startup yang bermunculan saat ini. Dirinya menuturkan bahwa startup harus memiliki value proposition dan kebedaan antara satu dengan lainnya.

“Keberadaan startup mungkin akan overuse jika tidak memiliki unik value proposition atau keunikan atau kebedaan antara satu dengan yang lainnya. Kalau sektornya sama dan value-nya juga sama akan sangat overuse, walaupun di sisi yang lain ini akan menumbuhkembangkan market-nya,” Tutur Ben.

Lebih lanjut, Ben juga mengatakan bahwa inovasi memang menjadi kata kunci dari startup. Di samping itu, kebutuhan akan inovasi memang tak bisa dihindari, lantaran untuk menjawab kebutuhan customer dan kondisi pasar, inovasi adalah jawabannya.

Baca juga: Menemukan Ide Startup, Sesulit Menemukan Jodoh Kah? (2022)

“Jadi, inovasi itu memang kata kuncinya, tetapi inovasi juga harus didasarkan oleh kebutuhan atau hal yang jadi problem dari si customer-nya. Makanya, inovasi itu akan sangat berguna ketika itu menjawab kebutuhan, bukan sesuatu yang baru tetapi enggak ada yang pakai gitu, inovasi itu harus disesuaikan,” Jelas Ben.

Terkait dengan apakah pernah merasa capek untuk terus menerus melakukan inovasi, Ben menjelaskan jika itu adalah cara beradaptasi.

“Kalau pertanyaannya apakah capek? Kami sih di LindungiHutan menganggapnya itu cara beradaptasi ketimbang menyebutnya inovasi. Karena, kadang-kadang inovasi itu, apalagi di bidang lingkungan terasa terlalu masa depan dan futuristik, jadi enggak pas waktunya, tetapi kemampuan adaptasi lah yang paling penting. Untuk melihat kondisi pasar, melihat kebutuhan customer, melihat perubahan gaya hidup umat manusia, apa sih yang sebenarnya dibutuhkan sih? Jadi, itulah kemampuan yang lebih dominan dibutuhkan ketimbang hanya tentang inovasi itu sendiri,” Sambung Ben.

Prediksi Startup Lingkungan pada Masa yang Akan Datang

Istilah startup sendiri memang cukup identik dengan teknologi. Walhasil, masih banyak pula masyarakat yang barangkali menganggap bahwa startup hanya berisikan perusahaan teknologi. Kenyataannya, beberapa memiliki fokus perhatian seputar lingkungan dan sosial, salah satunya adalah LindungiHutan.

Untuk berapa jumlahnya memang tidak banyak, tetapi bukan berarti tidak prospektif dan tidak menutup kemungkinan pula akan booming pada masa yang akan datang.

“Kalau jumlah startup yang bergerak di bidang pelestarian itu enggak cukup banyak ya, mungkin masih kecil, karena kebanyakan akan fokus ke teknologi, fokus ke kebutuhan manusia, fokus ke bidang-bidang kesehatan, pendidikan, dan seterusnya, financial pasti itu, dan layanan-layanan lain yang dibutuhkan. Sedangkan lingkungan sendiri kan tidak menjadi faktor atau kebutuhan yang primer, jadi jumlahnya enggak banyak karena secara kebutuhan juga masih belum banyak gitu,” Kata Ben.

Padahal, jika kita berkaca pada kondisi geografis Indonesia, tentu startup lingkungan ini bisa menjadi sesuatu yang patut untuk dicoba. Sayangnya, banyak orang yang juga belum sadar akan potensi kekayaan alam kita.

“Kalaupun kaitannya dengan kondisi geografis, kekayaan alam ini yang orang-orang belum sadar. Makanya, startup lingkungan bukan jadi idola semua orang karena mungkin butuh resource lebih gede ketimbang ngerjain yang dibutuhkan orang ya. Jadi, ketika sektor yang dipilih adalah sektor alam dan lingkungan gitu, kan butuh effort yang lama, makanya harus dimatengin dulu. Itulah mengapa startup lingkungan enggak cukup banyak pemainnya di sini,” Tutur Ben.

Kemudian mengenai tren startup lingkungan, Ben percayanya bahwa angkanya akan meningkat. Sebab, isu lingkungan ini yang akan menjadi dorongan masyarakat berubah.

Baca juga: Tren Produk Ramah Lingkungan dan Pentingnya Perusahaan Menjaga Kelestarian Alam (2022)

“Apakah akan bertambah? Jawabannya iya, karena ada dorongan dari internal atau eksternal. Dorongan internal pasti, sebab orang dengan konsen lingkungan pasti punya dorongan untuk berbuat lebih baik, enggak Cuma terhadap dirinya tetapi terhadap bumi, dan saya rasa semua orang punya dorongan itu.

Namun, dorongan yang cukup kuat muncul dari sisi eksternal, ketika semua orang mulai ngomongin sustainability atau ramah lingkungan kemudian dia sendiri yang enggak melakukan maka dia akan ketinggalan. Sementara market berkata kita akan menuju ke hal yang lebih berlanjut,’ Pungkas Ben.

Muhamad Iqbal adalah SEO content writer di LindungiHutan dengan fokus pada tulisan-tulisan lingkungan, kehutanan dan sosial.

Rawat Bumi LindungiHutan