Connect with us

Bisnis Lestari

Environmental Social Governance atau ESG, Langkah Penerapan dan Checklist untuk Perusahaan Anda

Published

on

Contoh penerapan ESG di Indonesia

Di era bisnis modern, konsep environmental social governance atau ESG makin menjadi fokus utama bagi perusahaan yang ingin beroperasi secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. ESG mencakup tiga pilar utama yaitu lingkungan, sosial, dan tata kelola yang semuanya berperan penting dalam memastikan perusahaan tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga berkontribusi positif bagi masyarakat dan planet kita.

Berikut ini, merupakan ulasan mengenai pentingnya ESG di mata para investor, dan bagaimana perusahaan dapat mengintegrasikannya dalam strategi bisnis, serta checklist untuk memulai awareness ESG.

Apa yang Dimaksud dengan ESG?

ESG singkatan dari environmental social governance, adalah sebuah proses yang melibatkan pengukuran sumber daya dan hasil yang relevan, menganalisis alokasi sumber daya untuk mencapai hasil yang optimal, mengelola sumber daya untuk meningkatkan hasil, serta mengkomunikasikan pengelolaan sumber daya dan hasil kepada pemangku kepentingan (Serafeim, 2023).

“Sebetulnya perusahaan itu berdiri harapannya bisa atau mampu menciptakan value yang jangka panjang dan berkelanjutan. Oleh karena itu, tiga pilar inilah yang menjadi tools untuk kemudian melihat indikasi-indikasi bagaimana perusahaan atau sebuah industri mampu menciptakan value yang jangka panjang,” Jelas Moch. R. Hakim. Adhyguna, Co Founder Enviro Strategic Indonesia dalam series webinar “Green Skilling #7: ESG Sebagai Tiga Konsep Utama Standar Perusahaan dalam Bisnis Berkelanjutan”.

Kenapa ESG Itu Penting?

Praktik dan penerapan ESG berkaitan dengan keberlanjutan sebuah perusahaan. Perusahaan yang aware terhadap pentingnya konsep environmental social governance dinilai lebih berkelanjutan termasuk juga dalam profitabilitas.

“Ada beberapa urgensi penerapan tentang ESG dari sudut pandang para pemangku kepentingan, nah saat ini ESG itu menjadi salah satu pertimbangan utama bagi para investor, makanya di highlight ini aku mendefinisikan bahwa ESG ini menjadi standar dalam praktik Investasi, karena jadi salah satu pertimbangan utama bagi para investor untuk menanamkan modal ke perusahaan,” Ungkap Hakim

ESG semakin penting seiring dengan makin banyaknya investor yang ingin menyelaraskan strategi Investasi mereka dengan nilai-nilai dan keyakinan mereka. Investor makin menyadari pentingnya mempertimbangkan keberlanjutan jangka panjang dan dampak etis saat mengevaluasi perusahaan.

“Aku coba adopsi dari Global ESG Trend bahwa di sini 80% bahkan investor melihat ESG ini sangat penting menjadi faktor penentuan keputusan kenapa dia harus berinvestasi di suatu perusahaan,” Terang Hakim.

Sementara dari sisi konsumen, juga ada trend yang positif terhadap perusahaan yang menerapkan konsep environmental social governance dalam proses bisnisnya.

 “Kalau kita melihat publik, konsumen, salah satu hasil riset dari Petro tahun 2021, 75% Gen Z itu justru menjustifikasi bahwa mereka ingin perusahaan itu juga memastikan well being ke masyarakat bahkan bukan hanya ke pekerjanya saja, termasuk soal keamanan dan kualitas produk yang masyarakat atau konsumen terima,” Jelas Hakim.

Hasil riset Petro sebagaimana dijelaskan oleh Hakim ternyata sejalan dengan temuan dalam penelitian McKinsey (2019) yang menunjukkan bahwa pelanggan bersedia membayar lebih untuk “beralih ke produk ramah lingkungan”.

Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa lebih dari 70 persen konsumen yang disurvei dalam berbagai industri, termasuk otomotif, bangunan, elektronik, dan kemasan, mengatakan mereka akan membayar tambahan 5 persen untuk produk ramah lingkungan jika memenuhi standar kinerja yang sama dengan alternative non ramah lingkungan.

Baca juga: Panduan Pemberdayaan Masyarakat dan Implementasinya dalam Program CSR Perusahaan

Contoh Penerapan ESG di Indonesia Serta Tantangannya

Mengetahui bahwa ESG penting belumlah cukup, karena barangkali yang lebih penting adalah bagaimana penerapannya? Bagaimana Anda bisa memulai awareness ESG di perusahaan Anda? Langkah-langkah apa saja yang mesti dilakukan?

Perusahaan perlu menyusun list assessment agar bagaimana ESG ini bisa terinternalisasi bahkan terintegrasi dengan manajemen risiko perusahaan, lalu disusun ESG materiality-nya, kemudian menyusunRoadmap-nya dan ini cukup challenging karena sangat erat kaitannya dengan performance board baik dari direksi lalu juga upaya untuk menginternalisasikan dengan setiap departemen atau divisi itu mampu memiliki KPI yang berorientasi pada capaian ESG tadi, lalu implementasi dan pemantauan, sampai komunikasi, laporan/pengungkapan evaluasi ESG, nah di level ini biasanya kita lakukan melalui scoring card, nah biasanya akan banyak menemukan institusi-institusi atau penyedia layanan evaluator bagi pengungkapan ESG,” Jelas Hakim.

Sementara dalam praktiknya, tak jarang terdapat beberapa salah paham terkait dengan implementasinya.

 “Tantangan dalam penerapan ESG yang pertama adalah kita perlu melakukan breakdown atau melakukan review ulang tentang praktik bisnis selama ini dan aspek atau indikator ESG di pilar apa yang bisa di-improve nah ini yang kadang-kadang jangan serta merta kita misleading bahwa seolah-olah penerapan aspek atau pilar environmental social governance itu harus dilakukan secara parallel,” Terang Hakim.

Hakim menegaskan, juga dalam berbagai forum, bahwa perusahaan dapat mengidentifikasi terlebih dahulu sektor atau aspek yang sekiranya sudah memiliki konsep dan improvement serta tolok ukur yang jelas dan terarah.

 “Jadi identifikasi, bidang apa yang mampu kita improve terlebih dahulu, misalnya di internal well being karyawannya terlebih dahulu di aspek sosial, atau misalnya ketika kita sudah punya justifikasi tentang bagaimana level kesejahteraan karyawan, bagaimana inisiatif kita terhadap masyarakat dan konsumen, nah baru kita coba lihat aspek lain di sisi lingkungan, bagaimana kita bisa menginisiasikan program biodiversity action plan atau hal-hal yang sifatnya climate change,” Sambung Hakim.

Baca juga: Laporan CSR, Panduan, Langkah-Langkah Pembuatannya, dan Best Practice-nya

Tips Perusahaan Melakukan atau Memulai Awareness Environmental Social Governance

Berikut ini terdapat beberapa checklist dari masing-masing aspek environmental social governance yang dapat perusahaan Anda ikuti. Apakah dari beberapa checklist berikut sudah dilakukan oleh perusahaan Anda? Atau mana yang perusahaan Anda ingin improve kedepannya?

Environmental checklist

  • Greenhouse gas emission: Mengukur scope emission 1,2, 3.
  • Energy usage: Melacak penggunaan energi, harapannya perusahaan bisa mengadopsi energi terbarukan.
  • Water management: Memantau penggunaan air dan mulai implementasi strategi konservasi, jadi bagaimana berupaya meningkatkan kesempatan masuknya air ke dalam tanah.
  • Waste management: Bagaimana menerapkan praktik pengurangan limbah, melakukan daur ulang, dan coba memulai menghindari praktik pembuangan.
  • Biodiversity and land use: Menilai dan memitigasi dampak terhadap keragaman hayati. Apa yang bisa perusahaan lakukan terkait dengan biodiversity action plan.

Social checklist

  •  Labor practice: Bagaimana perusahaan concern terhadap well being karyawan, tidak serta merta berjalan satu arah. Karena justru ketika perusahaan meningkatkan kesejahteran karyawan maka performance kinerjanya makin tinggi pula.
  • Customer responsibility: Quality control dan transparansi produk itu juga menjadi awareness yang perlu diterapkan mulai sekarang.
  • Community engagement: Memulai kolaborasi atau mendukung kegiatan atau mendampingi komunitas lokal dalam berbagai sektor kebutuhan masyarakat/komunitas lokal (Kebutuhan sifatnya jangka panjang).

Governance checklist

  • Board structure: Independensi direksi dan memiliki orientasi praktik bisnis berkelanjutan. Untuk menjadikan direksi independen dan memiliki dorongan orientasi berkelanjutan bisa dengan menggunakan skenario bonus performance terhadap capaian ESG.
  •  Ethics dan compliance: Upaya kebijakan akuntabilitas dan prinsip keterbukaan harus sangat kuat. Sebab greenwashing menjadi lawan dari penerapan ESG.
  • Risk Management: Perlu mengintegrasikan risiko ESG yang ada ke dalam kerangka risiko manajemen perusahaan
  • Stakeholder engagement: Level akhir paling penting, sebab performance atau capaian environmental social governance ini perlu perlu dipublikasikan secara komprehensif, formal, dan terarah.

Baca juga: 8 Poin SDGs yang LindungiHutan Raih dalam Prosesnya

LindungiHutan Menanam Lebih Dari 800 RIBU Pohon di 50 Lokasi Penanaman Bersama 500+ Brand dan Perusahaan

Muhamad Iqbal adalah SEO content writer di LindungiHutan dengan fokus pada tulisan-tulisan lingkungan, kehutanan dan sosial.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jalin kerja sama CSR CorporaTree