Connect with us

Penggerak

Thomas Heri Wahyono, Pakar Mangrove dari Kampung Laut Cilacap Mendapat Penghargaan Nasional

Published

on

Gambar Thomas Heri Wahyono.

Pesisir Kampung Laut Cilacap menjadi saksi bahwasanya relasi manusia dengan alam bukanlah tentang siapa yang berkuasa atas apa. Namun, ini tentang bagaimana caranya kita bisa hidup berdampingan dengan yang lain. Ini bukan tentang seberapa banyak dan apa yang bisa kita manfaatkan. Sebab, perihal memanfaatkan acap kali dipahami sebagai mengeksploitasi. Selama masih bisa dibabat, kenapa tidak?

Thomas Heri Wahyono menjadi saksi melihat wajah pesisir Kampung Laut yang berubah. Hingga kini upaya dan usaha terus dilakukan. Hutan mangrove Kampung Laut mesti lestari!

Wajah yang Berubah di Pesisir Kampung Laut Cilacap

Wahyono mengingat bagaimana rimbun dan hijaunya hutan bakau di Kampung Laut Cilacap. Sayangnya, pembalakan liar terjadi mulai dari tahun 1994. Tak perlu menunggu waktu lama, puluhan hektare hutan mangrove hilang, menjelma tambak-tambak udang. Tahun 1999, roman kebangkrutan tercium, tambak-tambak gulung tikar, investor hengkang memilih angkat kaki dari Kampung Laut.

“Nah, awal pembukaan lahan untuk tambak itu ada ribuan hektare, di tahun 1998 udah mulai kena penyakit, di tahun 1999 udah fatal karena semua mati dan enggak terobati, jadi pada akhirnya gulung tikar, tambak kelar, hutan gundul bekas tambak,” Ujar Wahyono.

Ada yang lupa, hutan mangrove telanjur dibabat menyisakan gersang. Melihat kondisi tersebut, tak sedikit masyarakat yang merasa prihatin. Masyarakat lantas membentuk kelompok, mulai menggalakan revitalisasi demi kembalinya hijau hutan mangrove di pesisir Kampung Laut.

Baca juga: Mengenal Sosok Pak Wasito, Sang Pengabdi Lingkungan dari Kendal

Semesta Mangrove dan Manfaatnya

Mendengar kata mangrove, seketika muncul di kepala tentang pesisir, pohon dengan akar mencuat, atau mungkin benteng alami penahan abrasi. Faktanya, keberadaan hutan mangrove menjadi payung besar terhadap banyak kehidupan makhluk hidup. Bukan hanya manusia, tetapi juga krusial terhadap biota laut yang menggantungkan hidupnya pada ekosistem satu ini.

Ekosistem mangrove juga merupakan salah satu yang memiliki kemampuan serapan karbon sangat efektif. Berbicara tentang perubahan iklim dan masa depan bumi, kita menyandarkannya pada kelestarian hutan mangrove.

“Saya melihat manfaatnya sangat besar, karena untuk pengembangan biota laut, dan setidaknya mangrove itu bisa mengendalikan iklim, apalagi sekarang kan udah ada isu karbon, jadi kalau dikatakan bermanfaat ya sangat bermanfaat sekali,” Tutur Wahyono.

Tak melulu sesuatu yang besar, masyarakat setempat juga terbukti mendapatkan manfaat dari hutan mangrove yang lestari. Ada berbagai macam olahan mangrove yang dapat dijual. Di Kampung Laut misalnya, masyarakat mengolah mangrove menjadi beberapa jenis olahan.

“Olahan itu ada sirup dari mangrove Sonneratia caseolaris, terus ada kue-kue stick itu loh yang makanan ringan, kemudian ada kripik, dan beberapa olahan lain yang kami produksi,” Jelas pria yang sehari-harinya bekerja merawat mangrove.

Baca juga: Cerita Alpiah Mengenalkan Olahan Mangrove Bersama Kelompok Kebaya Muaragembong Bekasi

Thomas Heri Wahyono, Atas Kerja-Kerja Pelestariannya Dirinya Mendapat Penghargaan Nasional

Thomas Heri Wahyono, atau kerap disapa Wahyono adalah sosok yang menggawangi aksi revitalisasi hutan mangrove di Kampung Laut Cilacap. Dirinya bersama rekan-rekannya memilih kembali menanam, menanam harapan pada mangrove yang kelak akan tumbuh dan rimbun kembali.

Total, sudah ada lebih dari 2 juta mangrove yang Wahyono dan rekan-rekannya tanam. Berbagai inisiatif terus digulirkan. Tak hanya berhenti di menanam, proses pembibitan dan usaha untuk menjaga kelestarian serta keberlanjutan hutan mangrove juga tak luput dari perhatian Wahyono.

Bersama arboretum Kolak Sekancil, Wahyono menggandeng banyak pihak untuk memastikan semesta mangrove lestari.

“Kolak Sekancil itu merupakan gabungan dari beberapa kelompok, jadi misalkan Krida Wana Lestari lebih bergerak di bidang konservasinya, kemudian ada pandu alam yang bergerak di wisatanya, ada Patra Bina Mandiri yang bergerak di bidang olahannya, ada Mekar Canting yang bergerak di batiknya, nah 4 kelompok ini kami saling sinergi,” Terang Wahyono.

Baca juga: Kisah Dayanto dan Slamet Lestarikan Mangrove di Pesisir Tangkolak Kabupaten Karawang

Thomas Heri Wahyono Petani Kampung Laut Cilacap
Foto pemberian penghargaan oleh Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Atas inisiatif dan konsistensinya, Wahyono berhak mendapat apresiasi. Pertengahan bulan Agustus tahun ini, blio mendapatkan penghargaan terbaik ketiga pada Penghargaan Wana Lestari 2023 dengan kategori Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKHSM). Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya di Auditorium Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.

“Jadi, saya itu kemarin dihargai dari pemerintah provinsi sampai kementrian, satu minggu pergi pulang bawa dua penghargaan Mas, penghargaannya itu PKSM (Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat), di provinsi juara satu, di kementerian juara terbaik 3,” Cerita Wahyono ketika dihubungi via telepon.

Sebelumnya, Wahyono berhasil meraih penghargaan terbaik kesatu Lomba Wana Lestari 2023 dengan kategori yang sama di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Penghargaan yang diserahkan oleh Gubernur Ganjar Pranowo ini yang kemudian mengantarkannya ke tingkat nasional.“Ini kan hal-hal yang tidak diduga-duga lah ya, saya sendiri juga kaget, juga tiba-tiba dapat penghargaan yang tidak pernah dimimpikan,” Imbuh Wahyono.

Menanam Mangrove, Menanam Harapan-Harapan yang Tak Boleh Pupus

Wahyono tidak boleh sendiri, dan pastinya tidak! Kita perlu lebih banyak Wahyono yang lain. Mereka yang mau menekuni jalan sepi, menjaga asa tetap menyala demi hutan yang lestari dan bumi yang tetap layak ditinggali di masa depan.

“Harapan kami mudah-mudahan masyarakat itu mulailah mengenal mangrove dan paham mangrove serta manfaatnya, kemudian dari pemerintah juga benar-benar konsen, pemerintah juga harus ikut terlibat banyak dalam konservasi, jadi ayolah kita bersama-sama sosialisasikan kepada masyarakat,” Pungkas Wahyono.

Baca juga: 10+ Sosok Peduli Lingkungan dan Hutan yang Jarang Muncul

Atas upaya-upaya yang dilakukan oleh Wahyono bersama rekan-rekannya, LindungiHutan turut serta mendukung kegiatan penanaman di Kampung Laut Cilacap. Terhitung, sejak tahun 2019 hingga Agustus 2023, LindungiHutan sukses menginisiasi 84 Kampanye Alam dan menanam kurang lebih 21.000 pohon dengan luasan lahan tertanam 2.14 hektare. 

Bersama kami, Anda juga bisa menjadi bagian baik untuk mewujudkan pesisir Kampung Laut Cilacap yang asri dan lestari selalu. Penanaman mangrove menjadi salah satu inisiatif yang dapat perusahaan Anda lakukan di Kampung Laut. Apalagi, kawasan hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang efektif menyerap karbon biru. Alhasil, cocok sebagai solusi dalam mitigasi bencana perubahan iklim serta mendorong semangat net zero carbon!

LindungiHutan Menanam Lebih Dari 800 RIBU Pohon di 50 Lokasi Penanaman Bersama 500 Brand dan Perusahaan

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan