Connect with us

Penggerak

Geliat Kerja Kelompok Tani Flora Mangrove di Ekowisata Hutan Mangrove Pantai Indah Kapuk (PIK)

Published

on

Aksi penghijauan di Pantai Indah Kapuk.

Jakarta memang sarat akan gedung-gedung tinggi, banjir, serta macetnya. Apapun yang berhubungan dengan ibu kota, selalu erat dengan kesibukan, bagaimana orang-orang mengejar mimpinya dengan terburu-buru.

Namun, di tengah beton kota yang mengurung, ternyata masih ada sekelompok masyarakat yang terus menanam berusaha menghijaukan Jakarta. Siapakah mereka? 

Kepada LindungiHutan Ujang Kustiawan bersama Kelompok Tani Hutan Flora Mangrove menceritakan bagaimana perjuangannya menjaga ekosistem mangrove.

Kawasan Wisata Mangrove Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara

Kawasan ekowisata mangrove PIK.
Foto kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indak Kapuk (PIK) Jakarta Utara,

Kelompok Tani Hutan Flora Mangrove berlokasi di kelurahan Kapuk Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara atau tepatnya di kawasan Mangrove Ecotourism Center Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Menurut penuturan Ujang, kawasan ekowisata mangrove tersebut awal mulanya berisikan rawa-rawa yang digunakan oleh penggarap atau pengelola tambak liar.

“Mulai di SK-kan itu tahun 1995, nah dulu sebelum di-SK-kan, dan sebelum direhabilitasi, awal mulanya tuh rawa-rawa yang diisi atau dipakai oleh penggarap-penggarap liar atau pengelola tambak liar,” Jelas Ujang.

Setelah tahun 1995 hingga kini terus dilakukan rehabilitasi oleh instansi terkait bekerja sama dengan masyarakat setempat.

Kelompok tani hutan flora Pantai Indah Kapuk.
Foto anggota Kelompok Tani Hutan Flora Mangrove Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara.

Keterlibatan masyarakat menjadi cikal bakal lahirnya Kelompok Tani Hutan Flora Mangrove. Kelompok tersebut menjadi wadah untuk berkegiatan di kawasan ekowisata mangrove dan dibina oleh Dinas Pertamanan dan Hutan Kota.

“Jadi kami membentuk kelompok tani hutan flora mangrove yang mana dulunya penggarap-penggarap liar kita wadahi, kita dampingi di kelompok tani itu, yang betul bisa berkegiatan di kawasan ekowisata mangrove Jakarta Utara,” Jelas Ujang.

Baca juga: Perjuangan Pak Ujang Jaga Kelestarian Hutan Mangrove Jakarta

Kisah Ujang Kustiawan dan Kelompok Tani Hutan Flora

Foto Ujang Kustiawan.
Ujang Kustiawan sosok Penggerak dari Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Ujang Kustiawan atau kerap disapa Ujang merupakan secercah harapan dari pesimisme kita terhadap Jakarta yang diprediksi akan tenggelam. Ia bersama kelompoknya bahu-membahu melawan abrasi yang terjadi di kawasan Pantai Indah Kapuk.

“Saya gabung ke Kelompok Tani Hutan Flora Mangrove dari tahun 2019 sampai sekarang, dan kegiatan-kegiatan dari kelompok tani itu selain pengolahan olahan dari buah-buah mangrove, kami juga berkegiatan di pembibitan mangrove,” Tutur Pria berumur 41 tahun itu. 

Foto buah mangrove.
Foto buah mangrove.

Selain mangrove, beberapa jenis tanaman produktif seperti mangga, sirsak, dan nangka juga ditanam. Mengingat, besarnya manfaat untuk makhluk hidup maupun alam.

Tentu, apa yang Kelompok Tani Hutan Flora Mangrove lakukan tak selamanya berjalan mulus. Jakarta yang padat penduduk berbanding lurus dengan tingginya konsumsi sampah yang dihasilkan. Padahal, sampah-sampah tersebut menjadi penghambat pertumbuhan mangrove.

“Kendala-kendala yang sering kami hadapi di sini bolehlah dianggap sulit, pertama dari sampahnya, sampah plastik terutama yang di hutan lindung itu meskipun setiap hari kita bersihkan, tetapi kalau sore pasang membawa sampah dan pagi surut sampahnya itu tertinggal di tanaman mangrove yang baru kami tanam,” Ungkap Ujang.

Kendatipun tanggul-tanggul penghadang sampah dibangun, tetapi ketika air datang dan meninggi tetap membawa sampah masuk.

Harapan Kelestarian Mangrove dan Upaya untuk Terus Menanam Pohon

Penanaman mangrove di Pantai Indah Kapuk.
Penanaman hutan mangrove di Ekowisata Hutan Mangrove Pantai Indah Kapuk (PIK).

Sampai di akhir perbincangan, Ujang berharap supaya kelestarian hutan mangrove bisa terus dipertahankan dan dinikmati oleh generasi mendatang.

“Jadi harapan kami tuh generasi yang akan datang, anak-anak yang akan datang, anak cucu yang akan datang, jangan hanya melihat atau mendengar membaca ceritanya tentang hutan mangrove,” Tutur Ujang.

Aplagai, jika mangrove tergantikan oleh bangunan dirinya mempertanyakan kondisi alam ke depannya.

“Jangan sampai hutan wilayah Pantai Indah Kapuk (PIK) ini penuh dengan mangrove, beberapa tahun kemudian beralih jadi perumahan lagi, bagaimana alam ini nanti ke depannya itu,” Sambung Ujang.

Semoga apa yang Ujang lakukan bersama Kelompok Tani Hutan Flora Mangrove dan LindungiHutan dapat membawa perubahan baik bagi bumi yang kita huni. Sebab satu pohon yang kita tanam, akan membawa seribu kebaikan. Lantas, bagaimana jika seribu pohon kita tanam bersama?

“Selama lahan itu bisa ditanami mari bersama LindungiHutan kita menanam pohon, mau di Jakarta atau di tempat kosong manapun marilah kita menanam” Pungkas Ujang.

Baca juga: Kisah Dayanto dan Slamet Lestarikan Mangrove di Pesisir Tangkolak, Kabupaten Karawang (2023)

Continue Reading
1 Comment

1 Comment

  1. Rehoboth

    21/07/2023 at 00:06

    Nice article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Unduh annual report LindungiHutan