Connect with us

Hutanpedia

Brotowali: Ciri-ciri, Sebaran, Manfaat, hingga Cara Mengolah (2022)

Published

on

Serba-serbi brotowali.

Sebagai negara dengan megabiodiversitas atau kepemilikan akan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia, Indonesia memiliki beragam jenis tumbuhan. Dari berpuluh-puluh tumbuhan yang ada di Indonesia, 7.000 di antaranya mempunyai khasiat obat.

Salah satu tanaman herbal yang dimanfaatkan sebagai obat alami untuk berbagai jenis penyakit adalah brotowali. Yaps, tumbuhan yang satu ini memang memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan. Yuk simak, penjelasan lengkapnya di bawah!

Apa Itu Brotowali?

Pohon brotowali dilihat dari dekat.
Brotowali merupakan tanaman merambat yang memiliki banyak manfaat.

Brotowali adalah tumbuhan yang termasuk dalam golongan tanaman merambat dan merupakan bagian dari genus tinospora. Selain di Indonesia, tanaman perdu ini juga banyak dibudidayakan di beberapa negara Asia Tenggara. Seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Famili menispermaceae tersebut dapat hidup di daerah yang kering dan panas. Karenanya, brotowali akan tumbuh dengan baik apabila ditanam di lingkungan dengan penyinaran matahari yang penuh.

Di pelbagai daerah Indonesia, sebutan untuk pohon dengan nama ilmiah tinospora crispa ini bermacam-macam. Sunda akrab menyebutnya dengan andawali, masyarakat Bali dan Nusa Tenggara dengan sebutan antawali. Di Jawa ia juga dikenal dengan sebutan putrawali atau daun gadel.

Pohon Brotowali Seperti Apa?

Bentuk daun dan batang brotowali.
Batang dan daun brotowali jika dilihat dari dekat.

Brotowali dikelompokkan sebagai tanaman perdu dengan tinggi yang bisa mencapai 2,5 meter. Agar mudah dibedakan dengan kelompok perdu lainnya, berikut ciri-ciri tanaman herbal ini!

Batangnya termasuk kelompok perdu memanjat dengan diameter kecil seukuran jari kelingking. Bentuk batang bulat dengan ciri khas permukaannya yang berbenjol-benjol rapat. Batangnya berwarna hijau, bercabang, serta mengandung banyak air.

Daunnya masuk ke dalam golongan daun tunggal. Bentuk daun brotowali menyerupai jantung yaitu runcing di bagian ujung, memiliki tepi rata, dan pangkal berlekuk. Ukuran parang berada di kisaran 2-12 cm, serta lebar daun 7-11 cm. Permukaan daun berwarna hijau muda dengan pertulangan daun menjari, serta tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya.

Bunganya termasuk jenis bunga majemuk yang berbentuk tandan. Bunga pada tanaman brotowali terletak pada batang dimana ukurannya relatif kecil. Memiliki warna hijau muda dengan enam mahkota, serta enam benang sari. Buahnya berkumpul pada batang yang memiliki ukuran kecil dan berwarna merah muda (Santoso, 2021).

Baca juga: Pohon Tabebuya, Bunganya Menawan dan Cocok Ditanam di Halaman Rumah (2022)

Klasifikasi Tumbuhan Brotowali

Taksonomi tanaman andawali dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

KingdomPlantae
DivisiMagnoliophyta
KelasMagnoliopsida
OrdoRanunculales
FamiliMenispermaceae
GenusTinospora
SpesiesTinospora Crispa L.
Tabel klasifikasi tumbuhan brotowali.

Persebaran dan Habitat

Brotowali tersebar luas di beberapa negara Asia Tenggara yang meliputi Indonesia Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Thailand. Selain itu, ia juga tersebar di wilayah Indo Cina, Semenanjung Malaya, dan masih banyak lagi. Di Indonesia sendiri, tanaman herbal ini banyak ditemukan di Jawa, Bali, dan Ambon.

Daerah yang kering dan panas serta bermandikan cahaya matahari adalah habitat alami dari jenis tinospora ini. Ia juga termasuk ke dalam tanaman liar yang banyak tumbuh di hutan. Meski begitu, brotowali juga dapat dibudidayakan dan ditanam di ladang atau di pekarangan rumah sekalipun.

Brotowali Untuk Penyakit Apa Saja?

Terdapat banyak penelitian yang menunjukkan bagaimana tumbuhan ini begitu bermanfaat bagi manusia, terutama di bidang kesehatan. Khasiat yang dimiliki brotowali dapat dijadikan sebagai obat tradisional yang bisa menumpas berbagai jenis penyakit. Baik itu penyakit dalam, ataupun penyakit luar.

Hal tersebut karena pada brotowali terdapat senyawa-senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pengobatan. Ditemukan lebih dari 65 jenis senyawa pada seluruh bagian brotowali. Di antaranya adalah senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid, harsa, alkaloid berberin, palmatin, dan kolumbin (Anggraini, 2019). Terdapat juga zat pahit pikroretin yang menjadi alasan kenapa brotowali sangat pahit.

Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan brotowali adalah gatal-gatal pada kulit, diare, kudis atau scabies, kutu air, rematik, demam kuning, hepatitis, dan diabetes (Suliswinarni, 2019).

Di samping itu, brotowali juga berkhasiat untuk melancarkan fungsi organ pernapasan, menambah nafsu makan, cacingan, serta batuk (Lestari, 2016).

Tak hanya itu, penelitian yang dilakukan oleh  Alivia pada tahun 2019, menemukan bahwa ekstrak 2 batang brotowali dengan 2 gelar air mineral dapat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh setelah pemakaian selama satu minggu. Hal tersebut karena kandungan flavonoid, tanin, alkaloid, dan saponin pada ekstrak batang brotowali (Maylina, 2019).

Di samping digunakan sebagai obat tradisional untuk penyakit-penyakit di atas, kandungan alkaloid, steroid, dan flavonoid dalam brotowali dapat digunakan sebagai pestisida alami untuk mengusir tikus pada padi dan pembasmi kutu serta semua jenis hama pada tumbuhan cabe.

Yuk, Kenalan dengan Jamu Brotowali!

Brotowali sering dimanfaatkan sebagai jamu.
Selain berkhasiat, untuk membuat jamu brotowali pun cukup mudah.

Selain dijadikan sebagai obat, brotowali juga sangat digemari untuk diolah sebagai jamu. Jamu brotowali adalah jenis jamu pahitan dengan khasiat utamanya sebagai antioksidan dan antiinflamasi. 

Salah satu cara membuat jamu brotowali dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Siapkan batang brotowali 8 cm, 15 gram daun sendok, 10 gram daun kumis kucing, 1 sendok teh adas, 1 sendok teh pulosari.

2. Rebus semua bahan dengan menambahkan 3 gelas air, tunggu hingga rebusan hanya menyisakan 2 gelas air. Setelah itu, rebusan yang sudah dingin kemudian disaring.

3. Ramuan jamu sudah bisa diminum.

Ramuan jamu tersebut dapat diminum sesudah makan yaitu 2 kali dalam sehari. Manfaat minum ramuan jamu brotowali di atas ialah dapat mencegah tubuh dari penyakit diabetes (Suliswinarni, 2019).

Setelah mengetahui rentetan manfaat tanaman brotowali yang begitu rupa, yakin nih nggak akan menanamnya di pekarangan rumah? 

Baca juga: Pohon Keruing: Penghasil Kayu Bangunan yang Berkualitas (2022)

Budidayanya juga cukup mudah lho. Dengan cara stek, kamu cukup menyiapkan batang berukuran 5 cm untuk ditaruh di tanah pekarangan rumah dan diamkan selama 2 minggu. Setelah itu, batang akan bertunas, dan siap untuk ditanam.

Perawatannya pun terbilang praktis, penggunaan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah saja sudah cukup membuat tanaman ini tumbuh subur. Mudah banget, kan? So, what are you waiting for? Yuk, sulap pekarangan rumah kamu jadi apotek alami!

FAQ

Apa itu brotowali?

Brotowali adalah tumbuhan yang termasuk dalam golongan tanaman merambat dan merupakan bagian dari genus tinospora. Famili menispermaceae tersebut merupakan tanaman herbal yang banyak digunakan untuk obat dan jamu tradisional.

Apa manfaat minum brotowali?

Sebagai tanaman herbal, ia sangat bermanfaat untuk menangkal penyakit luar maupun dalam. Di antaranya adalah gatal-gatal pada kulit, diare, kudis atau scabies, kutu air, rematik, demam kuning, hepatitis, dan diabetes.

Apa Itu Jamu Brotowali?

Jamu brotowali adalah jenis jamu pahitan dengan khasiat utamanya sebagai antioksidan dan antiinflamasi.

Penulis: Mas Wanajih

Hutan Mangrove Indonesia Perlu Bantuanmu agar Tetap Lestari

LindungiHutan adalah startup yang mempermudah individu, kelompok, bisnis, dan perusahaan terlibat langsung untuk menanam pohon dan memberikan dampak kebaikan bagi lingkungan dan masyrakat di bawah naungan LindungiHutan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan