Kota Semarang memiliki 19.541 Ha ruang terbuka hijau dari 37.303,9 Ha keseluruhan luas kota (52,31 %). Area hijau tersebut meliputi hutan, perkebunan, taman kota, pemakaman, lapangan olahraga, dan lain-lain (BPS Kota Semarang).
Salah satu daerah yang masuk dalam ruang terbuka hijau adalah hutan mangrove. Wilayah ini membentang di kawaran pesisir Kota Semarang, tepatnya di utara Pulau Jawa. Ekosistem mangrove berperan besar dalam menjaga kestabilan daratan dari abrasi oleh air laut. Namun, kian hari kondisi hutan mangrove saat ini semakin memprihatintan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh iklim maupun tingkah laku manusia.
Hutan Mangrove Terkisis Perlahan
Kerusakan hutan mangrove di Kota Semarang diawali dengan adanya booming budidaya udang pada tahun 1980 β 1990. Masyarakat diberi modal untuk menguasai kawasan hutan mangrove dan membukanya untuk tambak udang. Kerusakan hutan mangrove di pesisir jawa bagian utara juga diakibatkan oleh alih fungi lahan untuk industri.
Hingga tahun 2009, garis pantai di pesisir Jawa Tengah sepanjang 690,95 kilometer telah mengalami abrasi seluas 5.600 hektar (16%). Angka ini belum termasuk kerusakan terumbu karang sekitar 4.000 hektar dan lahan bekas galian tambang sekitar 400 hektar. Berbagai upaya penghijauan garis pantai telah banyak dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat sejak tahun 1990βan. Namun, kegiatan ini belum dapat mengatasi bencana yang terjadi akibat hilangnya hutan mangrove, seperti banjir rob, abrasi, penurunan lahan, dan intrusi air laut.
Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah (2012), luas area hutan mangrove Kota Semarang mencapai 94,39 ha atau 3.84% dari total luasan area mangrove di Jawa Tengah dengan 46,19 ha. Area mangrove tersebut tersebar salah satunya di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu. Terdapat dua spesies mangrove dominan yang hidup di wilayah ini, yaitu Rhizophora mucronata dan Avicennia marina. Pohon-pohon mangrove ini tumbuh hingga diameter berkisar 4cm – 16cm dan tinggi 1m – 5m.
Baca juga: Pesisir Trimulyo Semarang: Penurunana Ekonomi Akibat Kerusakan Mangrove (2022)
Mangrove Pantai Mangunharjo Harus Diselamatkan


Keberadaan pohon mangrove berperan dalam membentuk struktur sabuk pantai yang dapat menghalau gelombang besar. Sedimen-sedimen baru yang terkumpul akibat terperangkap oleh akar-akar mangrove menyebabkan pertumbuhan garis pantai. Dengan demikian, kikisan daratan oleh air laut dapat terhindari.
Mangrove juga memiliki fungsi ekologis dalam menyediakan habitat bagi biota di sekitarnya. Ketika mangrove sudah lebat dan kuat, kepiting bakau, ikan gelodok, biawak, dan ular laut akan bermunculan. Ekosistem mangrove juga kerap kali dikunjungi oleh berbagai jenis burung laut. Tercatat ada 66 jenis burung dari 32 familia di temukan di Pantai Mangunharjo. Biota-biota ini mencari makan, berkembang biak, dan melangsungkan hidupnya di sekitar akar pohon mangrove.
Kehidupan manusia tentunya juga ditunjang dari keberadaan mangrove. Biota-biota laut yang hidup di kawasan mangrove menjadi alternatif konsumsi protein bagi masyarakat sekitar. Selain itu, hasil produksi pohon mangrove juga dapat diolah menjadi sirup, dodol, teh, keripik, teh, hingga bahan pewarna batik. Apabila dikembangkan dengan baik, olahan-olahan tersebut dapat memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar.
Demi berlangsungnya fungsi hutan mangrove tersebut, masyarakat sekitar Pantai Mangunharjo, Semarang melakukan berbagai upaya pelestarian. Pak Sururi merupakan pelopor dalam kegiatan pelestarian mangrove ini. Beliau telah melakukan kegiatan penanaman mangrove sejak tahun 1990 akhir. Berbagai kegiatan sosialisasi tentang pentingnya mangrove bagi kehidupan pesisir juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran warga. Kelompok Mangrove Lestari kemudian juga dibentuk oleh Pak Sururi untuk membesarkan gerakan peduli mangrove. Kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Mangrove Lestari menjadi inisiasi dan percontohan pelestarian ekosistem untuk wilayan pesisir Semarang lainnya.
LindungiHutan turut mendukung kegiatan Pak Sururi dan kawan-kawan dengan melakukan Kampanye Alam untuk pengumpulan donasi pohon. Aktivitas ini dilakukan untuk mengurangi dampak banjir rob di sekitar pemukiman warga. Hingga Juni 2022, LindungiHutan telah menanam sebanyak 11.604 pohon Rhizophora sp. dari 58 Kampanye Alam yang terbentuk. Seluas 1,2 ha Pantai Mangunharjo telah hijau kembali dan sebanyak 1.374,52 kg CO2eq terserap dari kegiatan penanaman pohon.
Baca juga: Pantai Baros Kabupaten Bantul (2022)
Tuliskan Sebuah Ulasan