Wilayah
Pantai Lowita, Pinrang, Sulawesi Selatan: Pantai yang Indah hingga Rumah bagi Penyu dan Dugong
Pantai Lowita terletak tepat di Desa Tasiwalie, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Karena lokasinya yang strategis dan nyaman, sehingga banyak wisatawan luar daerah yang datang untuk melakukan kunjungan wisata. Pantai Lowita sendiri merupakan singkatan dari nama gabungan tiga desa di Kecamatan Suppa, yaitu Lotang Salo, Wiring Tasi, dan Tassiwalie.
Pantai Lowita mulai aktif menjadi tempat wisata pantai sejak diresmikannya pada tanggal 27 Oktober 2015, oleh bupati Pinrang dan wakilnya pada masa jabatannya.
Pantai Lowita memang menyimpan keindahan dan daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Maka tidak heran jika pengunjung yang datang dengan berasal dari luar daerah Kecamatan Suppa sendiri. Pengunjung yang datang dengan jumlah yang banyak nyatanya memengaruhi perkembangan wisata Pantai Lowita.
Mengutip dari laman sorotmakassar.com, berdasarkan data BPS Pinrang pada tahun 2015 sampai 207 mengenai jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Pinrang, Pantai Lowita memiliki kenaikan pengunjung hingga 93,4%.
Lebih tepatnya, jumlah pengunjung yang datang setiap harinya sekitar 20-50 pengunjung pada hari Senin sampai Jumat. Sedangkan, ketika hari libur tiba seperti Sabtu dan Minggu jumlahnya dapat mencapai kurang lebih 200-300 pengunjung.
Hembusan angin yang menyejukkan, pohon kelapa yang berbaris sepanjang pantai, menyajikan panorama indah yang sayang untuk dilewatkan. Tak hanya itu, fasilitas yang tersedia juga lengkap. Mulai dari kamar bilas hingga toilet dan kamar mandi yang mudah ditemui keberadaannya.
Masyarakat sekitar tempat wisata Pantai Lowita mulai memanfaatkan potensi dari Pantai Lowita untuk dikembangkan sehingga bisa menarik lebih banyak pengunjung. Maka dari itu, kawasan wisata ini terus melakukan perbaikan diri demi meraih predikat destinasi wisata populer di Sulawesi.
Daftar Isi
Rumah untuk Penyu dan Kemunculan Dugong di Pantai Lowita
Terlepas dari keindahan pantai Lowita yang mempesona, masyarakat juga bisa melihat dari dekat aktivitas pelepasliaran tukik ke laut lepas. Memang, kawasan Pantai Lowita Kecamatan Suppa ini juga menjadi lokasi ‘nesting area’ bagi spesies penyu, yang mana beberapa kali ditemukan sedang naik ke pantai pada musim tertentu.
Melansir dari laman mongabay.co.id, dari 7 jenis penyu di dunia, 6 jenis di antaranya ada di Indonesia. Sementara, di kawasan Pantai Lowita sendiri terdapat dua jenis penyu yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata dan penyu lekang (Lepidoshelys olivacea).
Upaya penyelamatan dan penangkaran tukik oleh Kelompok Konservasi Madani mendapat apresiasi dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSL) Makassar. Harapannya, Pantai Lowita bisa menjadi lokasi ekowisata terkait konservasi penyu.
Bukan hanya penyu, kemunculan dugong juga menunjukkan keanekaragaman hayati di Pantai Lowita. Mengutip dari laman kkp.go.id, Ketua Kelompok Masyarakat Konservasi Madani melaporkan kemunculan dugong sebanyak 3 ekor dengan perkiraan panjang 3 meter.
Berdasarkan hasil pengamatan, kemunculan dugong dalam beberapa kali mengindikasikan bahwa Pantai Lowita bisa jadi merupakan habitat dugong. Namun, belum dapat dipastikan apakah lokasi tersebut menjadi habitat asli atau hanya sebagai tempat persinggahan dugong saja.
Sebagai informasi, dugong merupakan jenis biota laut yang dilindungi penuh melalui UU No. 31 Tahun 2004 Juncto UU No. 45 Tahun 2009 dan Permen LHK No. P. 106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Berdasarkan peraturan tersebut maka jelas, dugong dilarang dibunuh, ditangkap, dipelihara, disimpan, dan diperdagangkan, dilakukan pada seluruh tahapan siklus hidup termasuk bagian tubuhnya dan produk turunannya.
Baca juga: Desa Batu Ampar, Kalimantan Barat dengan Kawasan Mangrove di Sungai Terpanjang Indonesia
Jaga Pantai Lowita, Bersama-sama Tanam Mangrove!
Kendati Pantai Lowita memiliki panorama alam yang indah dan menjadi rumah bagi satwa langka, sayangnya timbunan sampah masih banyak ditemukan. Sampah-sampah tersebut diperkirakan berasal dari daerah lain yang terbawa arus dan menumpuk di sekitar pantai. Belum lagi, beberapa oknum dengan sengaja merusak kawasan mangrove dengan dalih sebagai mata pencaharian. Padahal, keberadaan mangrove penting bagi ekosistem pesisir.
Tahun 2022 LindungiHutan melaksanakan aktivitas penanaman pohon bersama warga sekitar. Pohon mangrove ditanam agar keindahan Pantai Lowita tetap terjaga, mencegah abrasi, dan menjaga kebersihan air untuk biota laut di sekitarnya. Selain itu upaya penanaman juga diharapkan dapat mengurangi aktivitas pembuatan tambak yang merusak dan tidak bertanggung jawab.
Penanaman pohon di Pantai Lowita juga menjadi bentuk dukungan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs dengan:
- Mencegah degradasi lahan akibat abrasi (SDGs 15)
- Mengurangi dampak banjir di pemukiman warga (SDGs 15)
- Meningkatkan area tutupan hijau (SDGs 15)
- Membantu pengurangan emisi karbon (SDGs 13)
- Meningkatkan perekonomian petani dan warga sekitar (SDGs )
- Menyediakan jam kerja bagi warga sekitar (SDGs 8)
Baca juga: Pusat Kawasan Lingkungan Hidup Takalar: Desa Laikang dan Segala Potensi serta Kerusakannya
Tentu, segala bentuk partisipasi guna menghijaukan Pantai lowita menjadi hal yang penting dan berarti demi mewujudkan kelestarian alam. Mari bersama-sama menghijaukan Pantai Lowita, Sulawesi Selatan!