Hutanpedia
Kupas Tuntas Kecubung, Stop Menghalu! (2022)
Kecubung mungkin sering kita jumpai selama ini, hanya saja luput disadari. Keunikan bunganya dengan kelopak yang lebar serta berwarna cerah. Kemudian, buahnya yang mencolok dengan tekstur berduri menjadi daya tarik tersendiri.
Tanaman ini pun sempat viral di social media berkat reaksi halu yang beragam. Eh, memangnya kecubung boleh dimakan ya? Nah, artikel berikut akan membahas tentang tanaman kecubung, zat yang ditimbulkannya, serta cara penanganan kasusnya. Simak baik-baik, ya!
Daftar Isi
Apa itu Kecubung?
Datura metel atau yang biasa dikenal sebagai kecubung adalah tanaman yang umum dijumpai di kawasan tropis. Tanaman ini tergolong dalam famili Solanaceae, yang sebagian besar anggotanya merupakan tanaman herba, semak, pohon, ataupun liana (tumbuhan yang memanjat tumbuhan lain).
Sementara bentuk perawakannya adalah perdu, batangnya berkayu, dan tumbuh dekat dengan permukaan tanah. Memiliki tinggi kurang dari 2 meter, lebih kecil jika dibandingkan dengan pohon. Ciri khas dari tanaman ini terdapat pada bunga, bentuknya terbalik seperti terompet dengan warna yang cerah (putih kekuningan) dan ukurannya relatif besar (20-30 cm). Sedangkan buah kecubung berukuran kecil, berwarna hijau dengan tekstur berduri.
Klasifikasi kecubung lengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Kingdom | Plantae |
Division | Tracheophyta |
Class | Magnoliposida |
Order | Solanales |
Family | Solanaceae |
Genus | Datura L. |
Species | Datura metel L. |
Kenalan dengan Genus Datura
Kecubung termasuk dalam genus Datura yang sebenarnya memiliki beberapa spesies sebagai anggotanya. Dalam dunia taksonomi, jenis tanaman ini masih diperdebatkan asal usulnya. Sebab, Datura merupakan salah satu jenis tumbuhan dengan naturalisasi yang luas dan tersebar di seluruh dunia, khususnya pada kawasan beriklim sedang dan tropis. Terkadang, identitas tanaman ini juga dapat disalahi sebagai saudaranya, Brugmansia sp.
Variasi yang tinggi dalam genus Datura dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Ahli taksonom biasa membedakan tiap spesiesnya dari ukuran tanaman serta karakteristik daun dan bunganya. Namun hal ini tidaklah mudah! Sebab variasinya bisa jadi cukup ekstrem, tetapi juga banyak yang terlihat mirip. Akan tetapi, terdapat spesies yang umum dijumpai di Indonesia yaitu Datura metel dan Datura stramonium.
Baca juga: Kecombrang: Mengenal Manfaatnya dan Bagaimana Cara Menanamnya (2022)
Efek Samping Kecubung… Kenapa Bisa Begitu?
Beberapa orang di media sosial dengan iseng mempertontonkan hasil mereka mengonsumsi kecubung. Namun tahukah kalian, kecubung tidak boleh dikonsumsi sembarangan loh? Bukannya lucu, beberapa kasus malah berakhir di rumah sakit. Lantas, apa sih yang menyebabkan efek halu dari kecubung? Yuk kita bahas!
Tanaman kecubung sebenarnya merupakan jenis tanaman obat, yang juga sering dimanfaatkan secara tradisional. Namun, masyarakat modern (saat ini) berpotensi menyalahgunakan ‘zat obat’ dalam kecubung sebagai psikotropika. Efeknya seperti yang kita ketahui, membuat kebanyakan orang menjadi halu. Bahkan, dilansir dari American Poison Centers beberapa kasus dikabarkan fatal berujung pada kematian walaupun angkanya sangat rendah (0,1%).
Jawabannya adalah golongan alkaloid belladonna. Zat ini merupakan konstituen beracun yang pertama ditemukan pada Atropa belladonna, sejenis tanaman semak yang mematikan. Genus Datura sendiri mengandung zat tersebut dengan kadar yang cukup tinggi, terutama dari jenis Datura stramonium. Ekstrak tumbuhan ini dapat menjadi racun karena adanya hingga 28 alkaloid belladonna, yang didominasi oleh atropin dan skopolamin (Prusakov, 2014).
Efek samping dari penyalahgunaannya yaitu timbul gejala peningkatan saraf parasimpatis berupa midriasis, kulit kering, dan takikardia (MahendraKrisna dan Firdausi, 2020).
Kasus Kecubung & Penanganan yang Tepat
Forrester (2006) melaporkan kasus kecubung dapat mengakibatkan halusinasi, agitasi, ataupun eksitasi. Kasus keracunan kecubung juga dilaporkan dari IGD terhadap anak-anak dengan kondisi gelisah, meracau, dada sesak, dan berdebar (Mahendrakrisna dan Firdausi, 2020).
Dalam kondisi yang lebih serius, dilaporkan efeknya juga dapat memicu gagal napas dan kolaps kardiovaskular, rhabdomyolysis, serta hepatitis fulminan (Bouziri et al., 2011).
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, golongan alkaloid belladona-lah yang menjadi dalang di balik kasus kecubung. Memang, efek samping dari kecubung jarang berakibat fatal, tetapi juga perlu ditangani dengan tepat! Sebab, dapat terjadi reaksi yang berbeda dari setiap orang.
Berdasarkan jenis kasusnya, penanganan medis yang dapat dilakukan menurut Mahendrakrisna dan Firdausi (2020) antara lain:
- Tatalaksana suportif, guna mengembalikan keseimbangan sistem saraf otonom.
- Pemberian physostigmine, hanya pada kasus keracunan berat.
- Pemberian arang aktif, jika tidak ada gangguan motilitas usus.
Perlu diketahui, penanganan medis hanya boleh dilakukan oleh tenaga kesehatan. Efek kecubung yang mengancam nyawa cukup jarang dilaporkan, tetapi apabila dalam waktu 30-60 menit muncul gejala yang tidak umum dari pasien, segeralah ke rumah sakit!
Manfaat dan Sisi Lain Kecubung
Datura metel lama dikenal sebagai tumbuhan obat. Bioaktivitas dari metabolit sekundernya menunjukkan efek yang baik untuk insektisida, herbisida, anti jamur, anti bakteri, anti kanker, anti inflamasi dan anti rematik (Monira dan Munan, 2012), serta berkhasiat untuk saraf (Murch et al., 2009). Berikut sisi lain dan potensi yang bermanfaat dari kecubung:
1. Bidang pertanian
Hasil penelitian mengungkapkan, kecubung ternyata memiliki potensi yang besar hingga dijadikan bahan mentah dalam pembuatan insektisida dan herbisida. Ekstrak daun dari tanaman ini dinilai cukup efektif dalam mengendalikan hama, terutama Aspidomorpha miliaris (Idris, 2015).
2. Bidang kesehatan
Tanaman ini diketahui berkhasiat untuk mengobati sakit perut dan usus yang disebabkan oleh cacing, sakit gigi, dan demam akibat peradangan (Soni et al., 2012). Pemanfaatan kecubung secara tradisional diketahui berkhasiat untuk mengobati peradangan kulit dan psoriasis di Cina, mengobati ruam kulit, bisul, bronkitis, penyakit kuning, dan diabetes di India. Ia juga digunakan untuk membuat teh obat yang berfungsi menenangkan di Brazil (Monira dan Munan, 2012).
3. Bidang obat-obatan
Biji kecubung memiliki efek analgesik, dijadikan sebagai obat cacing serta memiliki efek anti-inflamasi. Efek sedatif dari kecubung dimanfaatkan sebagai obat penenang dalam dunia medis. Studi farmakologi menunjukkan potensi yang luas dari bioaktivitas kandungan kecubung, yaitu efek antidiabetes, sitotoksik, antioksidan, antiinflamasi, analgesik, antipiretik, neurologis, penyembuhan luka, anti epilepsi, anti asma, dan antioksidan (Snafi, 2017).
4. Bidang kosmetik
Soni et al.(2012) menjelaskan bahwa ekstrak dari buah kecubung berkhasiat untuk mengobati ketombe dan rambut rontok. Pengaplikasiannya pun mudah, yaitu dengan dioleskan langsung ke kulit kepala.
Baca juga: Temu Kunci (Bosenbergia pandurata): Ciri, Manfaat, dan Cara Budidayanya (2022)
Well, kecubung mengandung banyak khasiat dan memiliki segudang potensi pemanfaatan yang masih perlu digali. Maraknya kasus keracunan dan cerita halu akibat iseng mengonsumsi kecubung bisa jadi merupakan dampak dari akses informasi yang semakin mudah.
Apalagi tanaman ini mudah ditemui, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya penyalahgunaan di kalangan masyarakat. Dengan mempelajari lebih dalam tentang kecubung, harapannya dapat memperluas pengetahuan dan meningkatkan kewaspadaan kita. Semoga bermanfaat dan… sstt, jangan lupa share informasinya juga ya!
FAQ
Apa itu kecubung?
Datura metel atau yang biasa dikenal sebagai kecubung adalah tanaman yang umum dijumpai di kawasan tropis. Buah kecubung berukuran kecil, berwarna hijau dengan tekstur berduri.
Apa efek kecubung?
Efeknya seperti yang kita ketahui, membuat kebanyakan orang menjadi halu. Bahkan, dilansir dari American Poison Centers beberapa kasus dikabarkan fatal berujung pada kematian walaupun angkanya sangat rendah (0,1%).
Penulis: Rahma Nabila
Hutan Mangrove Indonesia Perlu Bantuanmu agar Tetap Lestari
LindungiHutan adalah startup yang mempermudah individu, kelompok, bisnis, dan perusahaan terlibat langsung untuk menanam pohon dan memberikan dampak kebaikan bagi lingkungan dan masyarakat di bawah naungan LindungiHutan.