Connect with us

Hutanpedia

Mencangkok: Teknik Perkembangbiakan Secara Vegetatif (2022)

Published

on

Apa itu teknik cangkok?

Pembiakan sangat penting bagi kelestarian makhluk hidup untuk mempertahankan jenis dan jumlahnya.

Ada banyak cara untuk mengembangbiakkan tumbuhan yaitu secara generatif maupun vegetatif. Pada umumnya pembiakan tanaman menggunakan biji yang ditanam kembali disebut dengan cara generatif.

Sementara pembiakan secara vegetatif dibagi menjadi dua yaitu vegetatif alami (spora, umbi-umbian, geragih, tunas) dan vegetatif buatan (cangkok, okulasi, stek, mengenten).

Perkembangbiakan secara vegetatif buatan memerlukan bantuan manusia, salah satunya cangkok. Metode ini penting untuk diketahui apabila kamu ingin menghasilkan bibit baru yang mempunyai kesamaan dengan induknya. Ingin tahu lebih dalam terkait cangkok? Mari kita simak penjelasan berikut ini!

Apa yang Dimaksud dengan Cangkok?

Mengenal apa itu cangkok?
Melihat lebih dekat batang pohon yang sedang dicangkok.

Layerage atau cangkok merupakan salah satu teknik pembiakan tanaman secara vegetatif. Teknik ini mudah diaplikasikan untuk memperbanyak bibit tanaman hortikultura.

Cangkok buatan biasa dikenal sebagai marcoteren, merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengakarkan suatu tanaman yang masih menyatu dengan induknya dengan melukai pada bagian tanaman induk. Akar adventif baru diharapkan tumbuh pada bagian yang telah terkena luka.

Tumbuhan yang bisa dicangkok adalah tumbuhan atau tanaman dikotil dan memiliki kambium. Misalnya mangga, jambu, alpukat, rambutan, dan lainnya.

Perbedaan Cangkok dan Stek

Mencangkok merupakan salah satu cara perbanyakan vegetatif dengan membuat perakaran baru pada bagian yang dilukai (batang, cabang, dan ranting). Contoh tanaman yang dapat dicangkok adalah apel, mangga, dan jambu.

Lin halnya dengan stek, teknik untuk memperbanyak tanaman dengan cara menanam salah satu bagian dari tanaman (akar, batang, dan daun). Contoh tanaman yang dapat dilakukan penyetekan antara lain cocor bebek, kangkung, dan ketela pohon.

Baca juga: Stek: Cara Vegetatif untuk Memperbanyak Tanaman (2022)

Keuntungan dan Kerugian Mencangkok

Menurut Buku Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura (2009), cangkok diartikan sebagai salah satu cara pembiakan secara vegetatif menggunakan teknik pengakaran organ vegetatif tanaman (batang/cabang/ranting) yang masih menyatu dengan induknya.

Beberapa keuntungan mencangkok, antara lain:

  • Perbanyakan beberapa bibit tanaman hortikultura tidak bisa dilakukan dengan cara stek maupun sambungan, misalnya rambutan, mangga, dan sawo.
  •  Mengurangi kegagalan pembentukan akar apabila menggunakan stek.
  • Pembentukan bibit baru yang sama dengan induknya.
  • Mempercepat fase generatif tanaman.

 Beberapa kerugian mencangkok, antara lain:

  • Merusak sistem percabangan pohon induk karena membutuhkan sayatan pada bagian pohon induk.
  • Produksi buah pohon induk akan berkurang, karena tanaman mengalami fase vegetatif dari awal sebelum masuk fase generatif.
  • Bahan cangkok (percabangan) pada pohon induk yang terbatas.
  • Jika hasil perakaran dari cangkok berkualitas kurang baik dan dangkal, maka tanaman mudah rebah.

Macam-macam Teknik Mencangkok

Mcam-macam teknik mencangkok.
Ada berbagai macam teknik mencangkok, apa saja?

Berikut penjelasan beberapa teknik mencangkok yang biasa digunakan, antara lain:

1. Ground Layering

Teknik ini dikenal dengan perundukan atau pembumbunan. Pembentukan akar dari teknik ini dilakukan pada bagian yang semestinya tidak membentuk akar. Akar yang tumbuh dinamakan akar adventif.Teknik ground layering ini dilakukan dengan cara membengkokkan cabang ke permukaan tanah dan membenamkan hingga kedalaman tertentu. Ada lima teknik ground layering, antara lain:

A. Tip Layerage

Teknik ini dilakukan dengan cara merundukkan sebagian cabang tanaman dan membenamkannya kira-kira 3-5 cm ke dalam tanah. Agar perakaran cepat terbentuk, dilakukan penyayatan pada sebagian cabang/ranting.

Perakaran akan muncul dalam waktu 2-3 bulan. Contoh tanaman yang menggunakan teknik ini adalah apel, delima, murbei, azalea, dan philodendron.

B. Simple Layerage

Teknik ini hampir sama seperti tip layerage, namun bagian cabang yang terbenam lebih panjang dan dibenamkan 10-25 cm, serta membiarkan ujung cabang muncul 10-25 cm di permukaan tanah.

Bagian cabang yang dibenamkan dilakukan sayatan terlebih dahulu dan diberi zat pengatur tumbuh tanaman. Contoh tanaman yang menggunakan teknik ini adalah berries, mawar pagar, delima, apel, dan rhododendron.

C. Trench Layerage

Dalam teknik trench layerage, penanaman cabang ke dalam tanah mencapai 10-50 cm dengan kedalaman 10 cm dari permukaan tanah bergantung pada jenis tanamannya. 

Cabang tersebut dapat menumbuhkan 3-5 tunas muda. Contoh tanaman yang menggunakan teknik ini adalah apel, mawar, azalea, ceri, dan plum.

D. Serpentine Layerage

Teknik ini cabang yang ditanam cukup panjang, cabang dibenamkan dan ditimbun dengan tanah secara selang – seling, ditimbun dan muncul kembali, kemudian ditimbun lagi.

Jika perakaran sudah tumbuh, maka akan dipotong menjadi individu-individu tanaman yang memiliki akar, batang, dan daun. 

Contoh tanaman yang menggunakan teknik ini biasanya dilakukan pada tanaman yang memiliki cabang yg bersifat lentur misalnya anggur dan beringin.

E. Mound Layerage

Perbanyakan tanaman ini seperti ratoon pada tanaman padi. Dilakukan dengan cara, memotong batang utama pohon induk dan ditimbun dengan tanah pada ketinggian tertentu.

Setelah beberapa bulan tunas akan tumbuh, dan terbentuk akar tanaman muda. Contoh tanaman menggunakan teknik ini adalah mawar, apel, dan krisan.

2. Air Layering

Teknik ini umumnya dikenal dengan istilah mencangkok, teknik mencangkok yang dilakukan di atas permukaan tanah (marcoteren / markotten). 

Teknik ini dipilih karena tanaman memiliki percabangan yang cukup tinggi, tidak mudah untuk dilengkungkan ke dalam tanah, dan dilakukan pada tanaman yang tidak bisa menggunakan teknik vegetatif lainnya.

Ada 2 macam teknik mencangkok, yaitu :

  • Cangkok sayat, dilakukan penyayatan pada kulit cabang dengan panjang 5-7 cm.
  • Cangkok belah, dilakukan pada cabang yang berukuran besar, cabang pohon dikerat hingga separuh ukuran diameter cabang, kemudian dibelah dengan panjang 15-20 cm.

Langkah mencangkok :

  • Pilih cabang yang sehat dan kuat.
  • Kupas kulit yang mengelilingi cabang atau membelah cabang berukuran setengah dari diameter batang hingga kambium terlihat jelas.
  • Sayatan atau belahan dibiarkan 2-4 hari agar mengering.
  • Pada bagian yang dilukai diletakkan tanah (humus) yang berperan sebagai media perakaran dan dibungkus dengan plastik / sabut kelapa / kaleng.
  • Waktu mencangkok sekitar 1-3 bulan.
  • Bila akar sudah muncul, maka sudah siap dipisahkan dengan pohon induk, dan siap untuk ditanam.

Baca juga: Tutorial Singkat Berkebun di Rumah untuk Pemula! (2022)

Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Hasil Cangkokan

Faktor penentu keberhasilan cangkok.
Paling tidak ada 7 faktor yang menentukan keberhasilan cangkok.

Keberhasilan hasil cangkokan tentu saja diikuti beberapa faktor pendukung. Berikut adalah 7 faktor yang harus diperhatikan saat teknik mencangkok pada tumbuhan dilakukan.

1. Waktu

Musim hujan dinilai sebagai waktu terbaik untuk melakukan pencangkokan pada tanaman. Kendati demikian, mencangkok pada musim kemarau pun tidak menjadi masalah, asalkan sering dilakukan penyiraman secara rutin pada pohon induk dan bagian yang dicangkok.

2. Pemilihan Batang atau Cabang

Batang atau cabang yang dipilih lebih baik tidak terlalu tua, biasanya berwarna coklat muda. Bagian ini memiliki cadangan makanan yang cukup banyak, sehingga hasil cangkokan dapat berkualitas baik.

3. Pemeliharaan

Menjaga kelembapan media cangkok perlu diperhatikan dengan cara melakukan penyiraman. Penyiraman minimal satu hari sekali, dapat dilakukan pada pagi hari maupun sore hari.

4. Peralatan

Alat dan bahan yang digunakan sebaiknya masih dapat berfungsi dengan baik dan bersih. Hal ini agar terhindar dari penyakit yang dapat mengurangi hasil cangkokan.

5. Media

Media yang dipilih harusnya mampu menyediakan kandungan unsur hara dan mempertahankan kelembapan dengan baik. Media yang biasa digunakan dalam mencangkok adalah tanah humus, pupuk kandang, kompos, dan lain-lain.

6. Pembungkus

Pembungkus media tanah biasa menggunakan plastik. Plastik memiliki kemampuan mempertahankan kelembapan tanah dengan baik.

7. Pemeliharaan Setelah Mencangkok

Individu baru hasil mencangkok dapat ditanam langsung, namun lebih baik jika mendapat naungan untuk beradaptasi. Jika perlu, tanaman baru disemaikan terlebih dahulu.

Itulah penjelasan mengenai teknik cangkok, mulai dari pengertian, keuntungan dan kerugian, jenis-jenisnya, hingga langkah-langkahnya. Well, selamat mencoba yaa!

Apa itu Cangkok?

Cangkok buatan biasa dikenal sebagai marcoteren, merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengakarkan suatu tanaman yang masih menyatu dengan induknya dengan melukai pada bagian tanaman induk.

Tumbuhan atau tanaman apa yang bisa dicangkok?

Tumbuhan atau tanaman dikotil dan memiliki kambium. Misalnya mangga, jambu, alpukat, rambutan, dan lainnya.

Penulis: Ana Salsabila

Mari Berkolaborasi Bersama untuk Membuat Dampak Kebaikan bagi Hutan dan Masyarakat Indonesia

LindungiHutan merupakan startup yang bertujuan untuk mempermudah program hijau yang trasnparan dan bermanfaat secara berkelanjutan. Kami telah dipercaya 300+ mitra hijau dari UMKM, perusahaan, startup dan multinational corporations sebagai rekan bisnis mereka.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan