Connect with us

Hutanpedia

Trenggiling: Klasifikasi, Ciri-ciri, Jenis dan Persebaran Trenggiling

Published

on

Gambar trenggiling

Trenggiling atau dapat pula disebut tenggiling merupakan hewan bersisik pemakan semut dan rayap. Trenggiling merupakan mamalia yang masuk dalam Ordo Pholidota. Hewan ini dapat ditemukan secara alami di daratan Afrika dan Asia.  Nama trenggiling sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti pengguling atau guling. Hal tersebut dinilai dari kebiasaan trenggiling untuk menggulung tubuhnya hingga menyerupai bola sebagai bentuk pertahanan dari ancaman atau serangan. 

Hewan yang juga dikenal dalam bahasa inggris yaitu pangolin memiliki nama latin Manis javanica (nama ilmiah untuk jenis trenggiling yang banyak dijumpai di Indonesia). Sisik yang menyelimuti tubuhnya menjadi daya tarik dan memiliki fungsi sebagai perisai dan senjata yang dapat dikibaskan kepada predator yang dinilai mengancam. Tak hanya itu, trenggiling mampu untuk mengeluarkan cairan dari kelenjar analnya yang beraroma busuk untuk mengusir predator atau makhluk hidup yang dianggap sebagai ancaman. 

Hewan trenggiling saat ini sudah terancam punah. Perburuan dan perdagangan trenggiling semakin marak karena nilai jual daging dan kulitnya yang tinggi. Masih kuatnya keyakinan masyarakat Indonesia akan khasiat beberapa bagian tubuh trenggiling untuk mengobati penyakit. Sehingga, trenggiling dilindungi dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.160/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. 

Klasifikasi Trenggiling

Berikut klasifikasi dari Trenggiling:

KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasMammalia
SuperordoLaurasiatheria
OrdoPholidota
FamiliManidae
SubfamiliManinae
GenusManis, Phataginus, Smutsia
SpesiesManis Javanica

Baca juga: 10+ Hewan Endemik Asli Indonesia Beserta Gambarnya

Ciri-ciri Trenggiling 

Bentuk tubuh trenggiling memanjang dengan ciri khasnya adalah tubuh bersisik. Sesungguhnya trenggiling memiliki rambut namun tidak banyak sehingga sisik mendominasi visualisasi dari tubuh trenggiling. Panjang tubuh trenggiling dari kepala hingga ekor dapat mencapai 79-88 centimeter dengan panjang ekornya sendiri mencapai 45 centimeter. Tubuh trenggiling dapat berbobot hingga 12 kilogram, untuk trenggiling dewasa biasanya hanya berbobot 8-10 kilogram. 

Sisik yang dimiliki trenggiling terbentuk dari keratin yang juga merupakan material pembentuk kuku manusia. Ketika masih muda, sisik tersebut terbilang masih lunak dan pucat, namun akan mengeras ketika bertambah dewasa. Sekitar 20% bobot tubuh trenggiling berasal dari sisik yang terdapat dalam tubuhnya. 

Memiliki 4 kaki yang pendek dan masing-masing jari kaki dilengkapi cakar yang panjang dan melengkung. Tujuannya adalah untuk dapat menggali semut atau rayap dan serangga kecil lainnya di kedalaman tanah. 

Trenggiling mengkonsumsi semut, rayap dan serangga kecil lainnya. Untuk dapat mencari mangsa, terlebih dahulu trenggiling akan menggunakan indera penciumannya guna menemukan tempat tinggal dari semut atau rayap. Kemudian, menggunakan cakar kaki depannya untuk merusak tempat tinggal mangsa, dan memungkinkan semut atau rayap dapat keluar. Setelah itu, hewan ini akan mengeluarkan lidah panjangnya yang mencapai 25 centimeter atau sepertiga panjang tubuhnya dan bertekstur lengket. 

Fakta menarik bahwa trenggiling mampu untuk menyantap 20.000 semut dalam sehari dan lebih dari 70 juta semut dalam setahun. 

Trenggiling memiliki keunikan dalam memproses makanan. Karena hewan ini tidak memiliki gigi dalam mulutnya, sehingga trenggiling akan dibantu oleh batu kerikil yang tertelan saat menjulurkan lidah untuk menarik mangsa, dan batu kerikil tersebut membantu dalam lambungnya. Nantinya, kotoran yang terangkut dapat dikeluarkan kembali ketika proses menjulurkan lidah dengan cepat. 

Trenggiling merupakan mamalia yang aktif berkegiatan di malam hari, sehingga termasuk binatang nokturnal. Hewan ini akan lebih memilih tinggal di habitat dengan kecenderungan hutan sekunder tua yakni lokasi hutan yang banyak ditumbuhi pohon mani, puspa, ki endog, ki jebug dan pohon rasamala. Tentu, trenggiling juga akan memilih tempat tinggal yang memiliki ketersediaan pangan tinggi terutama keberadaan semut dan serangga yang banyak. 

Trenggiling termasuk hewan mamalia yang berkembang biak dengan melahirkan. Tingkat reproduksinya sangat rendah yakni dalam setahun hanya dapat melahirkan 1-2 kali pada musim kawin. 

Jenis Trenggiling 

Trenggiling sendiri terbagi atas delapan jenis spesies. Dari delapan spesies trenggiling ini terbagi atas tiga Genus dalam klasifikasi trenggiling, yakni Genus Manis, Genus Phataginus, dan Genus Smutsia. Penamaan ilmiah pada trenggiling umumnya berdasarkan lokasi persebarannya. 

1. Genus Manis

  • Manis crassicaudata, banyak ditemukan di India.
  • Manis pentadactyla, banyak ditemukan di Tiongkok.
  • Manis culionensis, banyak ditemukan di Filipina.
  • Manis Javanica, banyak ditemukan di Indonesia.

Menurut Wikipedia terdapat satu spesies dari Genus Manis yaitu Manis paleojavanicus. Sering disebut sebagai Asian Giant Pangolin yang ditemukan di wilayah Asia Tenggara. Menjadi spesies trenggiling terbesar yang pernah hidup terutama ketika zaman pleistosen atau zaman es terakhir. Saat ini spesies Manis paleojavanicus sudah tidak ada dan hanya berupa fosil sejarah. 

2. Genus Phataginus

  • Phataginus tricuspis, dikenal pula sebagai trenggiling pohon.
  • Phataginus tetradactyla, disebut sebagai trenggiling berekor panjang.
  • Genus Smutsia
  • Smutsia gigantea, bermakna sebagai trenggiling raksasa.
  • Smutsia temminckii, dikenal pula sebagai trenggiling tanah.

Baca juga: Memahami Apa Itu Hewan Endemik dan Contohnya di Indonesia

Persebaran Trenggiling

Persebaran trenggiling sendiri dapat dengan mudah ditemui di wilayah Afrika dan Asia. Persebaran tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan jenis dari trenggiling sendiri. Terdapat 4 jenis trenggiling yang mendiami Asia seperti jenis (1) Manis crassicaudata tersebar di Bangladesh, India, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka; (2) Manis culionensis tersebar di Filipina yaitu di beberapa pulau seperti Pulau Palawan, Pulau Coron, Pulau Dumaran, Pulau Busuanga, dan Pulau Balabac; (3) Manis Javanica tersebar di Indonesia, Kamboja, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Laos, Thailand, Vietnam dan Myanmar; (4) Manis pentadactyla tersebar di Bhutan, Nepal, Taiwan, Hongkong, Vietnam, Thailand, Indonesia dan Tiongkok. 

Kemudian untuk persebaran di wilayah Afrika juga terdapat 4 jenis seperti (1) Phataginus tetradactyla tersebar di Kongo, Ghana, Gabon, Nigeria dan Liberia; (2) Phataginus tricupis tersebar di Afrika Tengah, Kongo, Angola, Benin dan Kamerun; (3) Smutsia temminckii tersebar di Kenya, Malawi, Mozambiq, Namibia, Afrika Selatan dan Ethiopia; (4) Smutsia gigantea tersebar di Rwanda, kamerun, Afrika Tengah, Kongo, Gabon, Guinea, Liberia, Senegal, Sierra Leone, Uganda dan Tanzania. 

Untuk jenis trenggiling yang banyak dijumpai di Indonesia Manis Javanica tersebar di beberapa pulau Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Lombok dan Bali. 

FAQ

1. Bagaimana ciri-ciri Trenggiling?

Bentuk tubuh trenggiling memanjang dengan ciri khasnya adalah tubuh bersisik. Sisik yang dimiliki trenggiling terbentuk dari keratin yang juga merupakan material pembentuk kuku manusia. Memiliki 4 kaki yang pendek dan masing-masing jari kaki dilengkapi cakar yang panjang dan melengkung. Trenggiling mengkonsumsi semut, rayap dan serangga kecil lainnya. Simak penjelasan lengkapnya pada artikel ini.

2. Apa saja jenis dari Trenggiling?

Tenggiling sendiri terbagi atas delapan jenis spesies. Dari delapan spesies trenggiling ini terbagi atas tiga Genus dalam klasifikasi trenggiling, yakni Genus Manis, Genus Phataginus, dan Genus Smutsia. Penamaan ilmiah pada trenggiling umumnya berdasarkan lokasi persebarannya. Jenis dari trenggiling telah kita bahas dalam artikel ini.

Penulis: Jati Ratna Arifah

Editor: Rionaldo Andira Lesmono

Referensi

Al Khairi, Y. (2021). Trenggiling, Hewan Darat Bersisik yang Semakin Terancam. Dikutip dari https://www.greeners.co/flora-fauna/trenggiling/ 

Hejo, K. (2016). Trenggiling, Satu Lagi Hewan Asal Indonesia yang Kian Terancam Punah – Kuya Hejo. Kuyahejo.Com. Dikutip dari https://kuyahejo.com/trenggiling/ 

Suraga, I. (2020). 8 Fakta Trenggiling, Hewan yang Paling Banyak Diperdagangkan di Dunia. Dikutip dari https://www.idntimes.com/science/discovery/ina-suraga/8-fakta-trenggiling-hewan-yang-paling-banyak-diperdagangkan-di-dunia-exp-c1c2/8 

TroodonVet. (2020). Indonesian Fauna: Manis paleojavanica (redraw) by TroodonVet on DeviantArt. Dikutip dari https://www.deviantart.com/troodonvet/art/Indonesian-Fauna-Manis-paleojavanica-redraw-839176121 

Rawat Bumi LindungiHutan