Connect with us

Wilayah

Hijaukan Tanah Tandus di Desa Tualang Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak Riau (2022)

Published

on

Mengenal lokasi penanaman pohon lindungIhutan di Tualang, Kabupaten Siak.

Desa Tualang terletak di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau. Kecamatan Tualang memiliki luas wilayah 383,07 km persegi atau hanya 4,02 % dari Kabupaten Siak. Kecamatan ini adalah pemekaran dari Kecamatan Siak yang dimekarkan menjadi empat yaitu Siak, Tualang, Kerinci Kanan, dan Dayun pada tahun 2001. 

Lalu, pada tahun setelahnya, Kampung Tualang juga dimekarkan menjadi 2 kampung dan 1 kelurahan yaitu Dusun Surya, Dusun Merbabu, dan Dusun Sukadamai. Tujuan dari pemekaran ini adalah untuk memudahkan akses administrasi, jangkauan pembangunan, dan pemerintahan.

Desa Tualang terdiri dari 4 kepala dusun, 9 RW, dan 67 RT di mana jarak Desa Tualang ke Kecamatan Tualang sekitar 8 kilometer. Sementara itu, jarak desa Tualang ke Kabupaten Siak kurang lebih  70 kilometer dan 130 kilometer ke Ibu Kota Provinsi Riau.

Lanskap di Kecamatan Tualang didominasi oleh kawasan permukiman, fasilitas umum, ladang, perkebunan, industri, semak belukar, dan rawa-rawa. Secara umum, penggunaan lahan di Kecamatan Tualang dimanfaatkan untuk berladang dan kegiatan industri.

Maka tak jarang masyarakat di Kecamatan Tualang adalah seorang buruh pabrik. Kegiatan industri di Kecamatan Tualang didominasi oleh industri yang berhubungan dengan perkebunan seperti industri kertas, triplek dan lem. 

Adapun, di bidang pariwisata Kecamatan Tualang belum berkembang optimal. Namun, tepat di Desa Tualang sendiri terdapat wisata Toluk Jangkak.

Wisata alam dan budaya tersebut menyajikan pemandangan sungai dan mangrove di sepanjang pinggir sungai, fasilitas taman bermain, dan juga kerajinan lokal khas Kampung Tualang berupa kerajinan tali stripping, rotan dan kayu palet. Masakan khas melayu juga disajikan di sini diantaranya mie sagu, kue kemojo, salao dan asam pedas patin. 

Perubahan Lahan di Desa Tualang, Kabupaten Siak, Riau

Kecamatan Tualang mengalami pertumbuhan yang cepat dalam pembangunan di semua bidang dan perencanaan wilayah. Dengan adanya perkembangan itu, Kecamatan Tualang kini mengalami peningkatan kebutuhan lahan untuk aktivitas usaha, seperti perdagangan, jasa, industri dan fasilitas umum. 

Sayangnya hal tersebut menyebabkan perkembangan Kecamatan Tualang tidak merata dan banyaknya konversi lahan pertanian ke non pertanian. 

Di bidang perekonomian, perkebunan dan industri menjadi kegiatan ekonomi yang berkembang.  Hal ini disebabkan sebagian wilayah Kecamatan Tualang berupa perkebunan dan hutan tanaman industri baik itu milik warga perorangan atau milik korporasi. 

Penelitian menyebutkan bahwa konversi lahan yang terluas adalah di bidang pertanian atau perkebunan yaitu sekitar 56,51 %. Kemudian, perubahan untuk permukiman sebesar 47,48 %, dan perubahan penggunaan lahan untuk sarana prasarana sebesar 9,10 %. 

Namun berbanding terbalik dengan perkembangan perekonomian di Kecamatan Tualang. Penelitian menyebutkan bahwa kegiatan perekonomian yang paling profit adalah di bidang perdagangan sekitar 40,19 %, jasa sebesar 29,45 %, dan industri 12,76 %. Sementara  di bidang pertanian dan perkebunan justru menjadi sektor yang tidak menguntungkan yaitu hanya sekitar 4,10 % . 

Dengan kata lain, meskipun banyak melakukan pembukaan lahan baru untuk pertanian, tetapi hasilnya tidak menguntungkan masyarakat di Kecamatan Tualang. 

Selain perubahan lahan yang sangat masif, masyarakat umumnya membudidayakan sawit di lahan perkebunan mereka. Pola penanaman monokultur dan ketidakpedulian masyarakat untuk melestarikan hutan membuat kualitas lingkungan di tempat ini menurun. Akibatnya tanah berubah menjadi tandus, hilangnya keanekaragaman hayati dan flora dan fauna, tidak mampu menyerap air dalam jumlah yang besar, rentan terhadap banjir, kekeringan, serta mempercepat perubahan iklim. 

Selain kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pentingnya kelestarian hutan di Kecamatan Tualang tingkat pencemaran udara maupun air yang terjadi juga tinggi. Lantaran, banyaknya kegiatan industri dan minimnya pengawasan maupun pengendalian oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) terhadap lingkungan. 

Penelitian menyebutkan bahwa limbah cair yang dibuang telah melampaui standar baku mutu lingkungan. Imbasnya, banyak ditemukan pengidap penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Baca juga: Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya (2022)

Saatnya Mengembalikan Tanah yang Tandus Menjadi Hijau

Informasi inisiasi kampanye alam di Tualang, Kabupaten Siak, Riau.
Salah satu bentuk inisiasi kampanye alam bersama LindungiHutan di Tualang, Kabupaten Siak, Riau. (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Sebagai upaya pemulihan lingkungan, sebuah kampanye pelestarian hutan dan program reboisasi adalah hal yang dibutuhkan di Desa Tualang untuk mengembalikan hijau bumi di Kabupaten Siak. 

LindungiHutan bersama Bapak Irpal Unad serta masyarakat sekitar melakukan penanaman pohon di areal-areal tandus dan dipenuhi semak belukar. Penanaman pohon alpukat, pohon rambutan, dan pohon durian diharapkan bisa memperbaiki kualitas lingkungan seperti:

  • Mencegah degradasi lahan,
  • Mengurangi dampak banjir di permukiman warga,
  • Meningkatkan area tutupan hijau,
  • Membantu pengurangan emisi karbon,
  • Menjadi tempat ekowisata di masa mendatang,
  • Meningkatkan perekonomian petani dan warga sekitar.
  • Adanya ekowisata juga akan meningkatkan taraf hifup masyarakat dan menyediakan jam kerja bagi warga sekitar.

Baca juga: Muaragembong: Ekosistem Mangrove, Persoalan Lingkungan, dan Asa Menyelamatkan Bumi (2022)

Mari terus dukung kampanye alam di Kecamatan Tualang bersama LindungiHutan untuk segera menghijaukan tanah tandus di sana!

Muhamad Iqbal adalah SEO content writer di LindungiHutan dengan fokus pada tulisan-tulisan lingkungan, kehutanan dan sosial.

Sedekah Pohon LindungiHutan