Hutanpedia
Pohon Puspa Yang Kuat Bertahan Di Segala Kondisi
Pohon puspa atau nama latinya Schima Wallichii, tersebar di benua asia subtropis hingga asia tropis.
Nama Schima Wallichii diberikan sekaligus untuk menghormati ilmuwan asal Denmark, N Wallich yang telah mengembangkan Kebun Raya Kalkuta.
Di Indonesia, pohon ini dapat ditemukan di berbagai daerah seperti di area hutan Kalimantan, hingga di Taman Nasional Gunung Merbabu di Jawa.
Habitat pohon ini dapat ditemukan di area hutan primer dan sekunder seperti di dataran rendah hingga di area hutan primer pegunungan.
Pohon puspa tergolong jenis pohon yang dapat hidup dan tumbuh di berbagai kondisi tanah, kontur dan iklim.Tidak hanya dapat tumbuh di tanah dengan drainase baik, pohon puspa juga dapat tumbuh di daerah rawa dan tepian sungai.
Tidak heran jika pohon ini sering digunakan untuk mereboisasi hutan maupun pekarangan yang gundul. Cukup banyak perusahaan-perusahaan besar yang melakukan program CSR konservasi lingkungan dengan menanam pohon puspa di area reboisasi.
Kayu pohon puspa juga memiliki nilai ekonomi tinggi. Tak heran, beberapa penebang kayu memanfaatkan batang pohon puspa untuk diperdagangkan.
Pohon puspa sendiri dapat tumbuh hingga mencapai 40 meter saat dewasa. Batang kayunya tunggal dan bersifat kokoh. Batang pohonnya juga cukup diminati oleh pengrajin kayu.
Kayu pohon puspa sering juga disebut kayu gatal, hal ini karena saat penebang mengolah batang kayu puspa yang mentah, jika kayunya terkena kulit akan timbul rasa gatal.
Memiliki kayu yang kokoh sekaligus kulitnya yang tebal, membuat pohon ini dapat cukup kuat menahan panasnya api saat terjadi kebakaran di hutan.
Pohon puspa memiliki beragam manfaat bagi konservasi lingkungan hidup, maka diperlukan perbanyakan pohon puspa secara masif dan cepat.
Perbanyakan pohon puspa masih didominasi secara konvensional yaitu seperti menggunakan biji dan semai alami.
Seiring dengan kemajuan teknologi, teknik perbanyakan pohon puspa dapat dilakukan dengan inovasi-inovasi baru seperti melakukan teknik kultur jaringan.
Baca juga: 8 Anggrek Langka Beserta Kepunahannya
Daftar Isi
Morfologi Pohon Puspa
Daun pohon puspa berbentuk lonjong, terletak di dahan, dan tersusun secara spiral. Saat masih muda daun puspa berwarna kemerahan dan saat tua berwarna hijau muda.
Pohon puspa dapat menghasilkan Bunga. Bunga pada pohon puspa berbentuk tunggal dan memiliki bilangan kelopak berjumlah 5, mahkota dan putik saling melekat, memiliki benang sari yang cukup banyak dan mengumpul di tengah.
Bunganya berwarna putih susu, sementara bagian tengah yaitu benang sari dan putik berwarna kuning. Bunga pohon puspa jika dilihat sekilas hampir mirip dengan bunga melati.
Buah pohon puspa berbuah setiap tahun, paling banyak berbuah pada bulan Agustus-November.
Kingdom | Plantae |
Divisi | Tracheophyta |
Kelas | Magnoliopsida |
Ordo | Ericales |
Famili | Theaceae |
Genus | Schima |
Spesies | Schima wallichii |
Manfaat Pohon Puspa
Kehadiran pohon puspa tentunya telah dimanfaatkan bagi setiap masyarakat di berbagai Negara. Pohon ini termasuk serba guna dan memberikan manfaat bagi kelestarian lingkungan hidup.
Pohon puspa dapat digunakan sebagai pohon peneduh dan pelindung tanaman di area perkebunan.
Di wilayah timur laut India, pohon ini dapat berperan untuk menjaga kelestarian tanah dan air pada perkebunan kapulaga.
Schima wallichii juga dapat digunakan untuk reboisasi dan penanaman di suatu daerah untuk keperluan konservasi air dan tanah.
Seperti yang terjadi di daerah Thailand utara. Dalam rangka proyek reboisasi di hutan-hutan sana, mereka sengaja menanam bibit-bibit pohon puspa dan spesies-spesies pohon lainnya di hutan yang telah terdegradasi.
Pohon puspa memiliki kemampuan untuk tumbuh cepat, menghasilkan tajuk yang lebat dan mengurangi pertumbuhan gulma disekitar area pohon. Selain itu, pohon ini layak dijadikan tanaman reboisasi karena dapat menarik berbagai satwa liar yang dapat menyebarkan benih-benih seperti burung-burung maupun kelelawar.
Selain menjadi alat konservasi, pohon puspa juga dapat dibudidaya untuk diambil kayunya. Kayu pohon puspa memiliki bobot berat, keras dan cukup kuat dalam ketahanan dari hama dan rayap.
Selain itu, kayu dari pohon puspa mudah dibentuk dengan peralatan tangan dan mesin, hasil poles yang dihasilkan pada kayu puspa juga cukup bagus.
Hasil dari kerajinan tangan dengan bahan kayu puspa dapat berupa furniture, bangunan kapal perahu, kolom dan balok, kerangka bangunan perahu, hingga jembatan.
Baca juga: Mengenal Pohon Suren, Serba Guna dan Dapat Menjadi Insektisida Alami
Cara Budidaya Pohon Puspa
Cara yang dapat digunakan dalam perbanyakan pohon puspa yaitu dengan penyemaian benih.
Langkah pertama dalam perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan cara merendam benih dalam air hangat selama 12 jam.
Setelah itu, benih ditaburkan pada tanah. Gagal atau tidaknya bibit pada proses pertumbuhan dalam tanah penyemaian memiliki persentase 50%.
Setelah 2-3 bulan, bibit akan tumbuh setinggi 5-8 cm dan dapat dipindahkan dari persemaian ke wadah. Pada 6-8 bulan, bibit pohon puspa dapat tumbuh hingga 20 cm. setelah itu bibit dapat dipindahkan ke dalam lapangan.
FAQ
Kayu puspa kelas berapa?
Kayu puspa termasuk dalam golongan kelas awet III, untuk golongan kelas awet III cukup tahan terhadap serangan rayap kayu kering, namun tidak tahan terhadap jamur pelapuk kayu.
Apa manfaat pohon puspa?
Pohon puspa dapat digunakan sebagai pohon peneduh dan pelindung tanaman di area perkebunan.Schima wallichii juga dapat digunakan untuk reboisasi dan penanaman di suatu daerah untuk keperluan konservasi air dan tanah.
Penulis: Adji
Ambil Langkah Nyata dengan Menanam Pohon Bersama LindungiHutan Hanya 10 Ribu Rupiah
LindungiHutan telah dipercaya 40 RIBU Sahabat Alam untuk menanam pohon dengan mudah, transparan, dan berkelanjutan. Kami menjalin kerja sama dengan puluhan petani bibit dan masyarakat sekitar hutan untuk memberikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan.