Connect with us

Wilayah

Kelurahan Jabungan, Kota Semarang dan Ancaman Longsor yang Ada

Published

on

Kondisi Kelurahan Jabungan, Semarang.

Jabungan adalah sebuah kelurahan yang berada di Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah. Walau letaknya berada di pinggiran Kota Semarang, Jabungan masih memiliki kawasan hutan lindung dan semak belukar yang belum tertimpa beton-beton bangunan.

Namun, banjir dan tanah longsor menjadi permasalahan yang dihadapi masyarakat Jabungan. Hal ini disebabkan oleh mulai banyak praktik penebangan pohon oleh masyarakat untuk memanfaatkan kayunya.

Memangnya, seperti apa kondisi Kelurahan Jabungan, Semarang sebenarnya?

Letak Geografis dan Kondisi Penduduk

Kelurahan Jabungan terletak di pinggir wilayah Kecamatan Banyumanik di Kota Semarang atau sekitar 13 Km dari Kantor Pemerintahan Kota Semarang. Memiliki luas wilayah sebesar 2.265 Ha dan terletak cukup strategis di pinggir kota.

Adapun batas administratif Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang yaitu:

  • Sebelah Utara: Kelurahan Meteseh
  • Sebelah Timur: Kelurahan Kalikayen
  • Sebelah Selatan: Kabupaten Semarang
  • Sebelah Barat: Kelurahan Padang Sari.

Total penduduk di Kelurahan Jabungan yaitu sebanyak 4.328 jiwa, terdiri dari 2.237 laki-laki (51%) dan 2.145 perempuan (49%).  Sementara itu, 80% dari mereka tinggal di kawasan pemukiman pedesaan yang padat penduduknya. Kelurahan Jabungan terdiri dari 6 Rukun Warga dan 33 Rukun Tetangga.

Di Kecamatan Banyumanik sendiri penggunaan tanah paling tinggi dari pengolahan yang telah dilakukan di Kecamatan Banyumanik yaitu kelas hutan dengan luas sebesar 8541583,209 m2 atau 27,964 persen dari total keseluruhan luas Kecamatan Banyumanik, (Larasati, et al:2017).

Sementara itu, keanekaragaman hayati di Kelurahan Jabungan terdiri dari:

  • Jati (Tectona grandis)
  • Sawo kecik ( Manilkara kauki)
  • Buah luwingan (Ficus hispida)
  • Sonokeling (Dalbergia latifolia)
  • Mangga (Mangifera indica)
  • Pisang (Musa sp.)
  • Mahona (Swietenia mahagoni)
  • Sengon (Paraserianthes falcataria).

Baca juga: Ekowisata Mangrove Caplok Barong Cirebon: Upaya Meningkatkan Perekonomian Sekaligus Menjaga Lingkungan

Potensi Kelurahan Jabungan, Kota Semarang

Berbicara tentang potensi salah satu yang ada di Kelurahan Jabungan yaitu pertanian. Pertanian di Kelurahan Jabungan sudah ada sejak masa Kolonial Belanda. Hal itu dibuktikan dengan irigasi utama yang ada di Jabungan sudah berdiri sejak masa Kolonial Belanda.

Irigasi tersebut didirikan dan dimanfaatkan oleh warga untuk melakukan kegiatan pertanian secara konvensional. Sejak saat itu komoditas utama di Jabungan adalah tanaman pangan berupa padi dan jagung. Petani di Jabungan memenuhi kebutuhan makan dari hasil pertanian tersebut, karena dari satu kali masa tanam dapat mencukupi sampai 1 tahun lamanya.

Kondisi lokasi penanaman di Jabungan.
Lokasi penanaman di Kelurahan Jabungan, Kota Semarang.

Alhasil, para petani tidak pernah kekurangan untuk masalah kebutuhan pangan untuk diri sendiri dan keluarganya.

Selain jagung, empon-empon juga menjadi komoditas potensi dari kelurahan yang mayoritas warganya bekerja sebagai petani.  Bahkan, terdapat Kampung Empon-Empon Kelurahan Jabungan, Kota Semarang.

Empon-empon adalah sekumpulan akar tanaman yang menjadi rempah dan berperan penting dalam perawatan kesehatan. Termasuk dalam empon-empon meliputi jahe, kunyit, lengkuas, temulawak, dan beberapa lainnya. Tanaman ini amat identik dengan Nusantara, dan makin diakui nilai dan khasiat kesehatannya terutama setelah masyarakat modern makin melihat cara hidup sehat sebagai bagian dari peradaban.

Ancaman Longsor di Kelurahan Jabungan

Menurut Indriana (2017), Kelurahan Jabungan Kecamatan Banyumanik memiliki kondisi lahan yang relatif terjal yang termasuk ke dalam satuan bentang alam struktural berbukit terjal yang memiliki persen lereng rata-rata sebesar 30%.

Berdasar peta Lembar Geologi Magelang-Semarang dan beberapa struktur yang tampak di daerah Jabungan, di antaranya adalah sesar turun, sesar naik, lipatan, dan beberapa sesar yang masih diperkirakan.

Berdasarkan peta geologi regional Semarang, formasi yang terdapat pada lokasi ini adalah Formasi Kalibeng yang merupakan hasil endapan marine berumur tersier. Secara litologi, tersusun atas batu pasir, batu lempung, dan batu gamping.

Purba (2014), mengklasifikasikan daerah Jabungan sebagai daerah yang cukup rawan longsor. Dalam dua tahun terakhir ini setidaknya terdapat dua kali kejadian longsoran tanah di daerah Jabungan. Tahun 2015 terjadi longsoran tanah pada tanggal 08 April 2015 yang mengakibatkan sebagian jalan yang menghubungkan Kelurahan Jabungan dengan Kelurahan Bulusan Kecamatan Tembalang longsor hampir setengah jalan.

Selanjutnya, tahun 2016 kembali terjadi longsor pada tanggal 27 Januari mengakibatkan jalan akses utama warga Jabungan menuju pusat kota ambles hingga setengah jalan, padahal jalan dan talud baru selesai perbaikan dua bulan lalu dalam proyek senilai Rp4,3 miliar.

Selain longsoran yang menyebabkan amblesnya badan jalan, terjadi juga ambrolnya talud sungai yang berada di bawah titik longsor. Talud yang ambrol terlihat di dekat sungai Kalisadang sepanjang sepuluh meter dengan tinggi tiga meter dan sungai Kethekan sepanjang tujuh meter juga retak.

Baca juga: Kawasan Hutan Mangrove Kabupaten Belitung Timur

Tanam Pohon Alpukat Cegah Longsor

Penanaman pohon alpukat di Kelurahan Jabungan,
Penanaman Kampanye Alam #LaDorWeCanDoMore di Jabungan

Sadar akan ancaman longsor terjadi di Kelurahan Jabungan, LindungiHutan membantu masyarakat melakukan penanaman pohon alpukat sejak tahun 2022. Penanaman pohon alpukat bermanfaat dalam menahan tanah agar tidak mudah turun dan bergerak.

Selain mencegah longsor, pohon alpukat menyimpan manfaat lain antara lain:

  • Alpukat kaya akan nutrisi,
  • Buah alpukat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan mata,
  • Buah alpukat memberikan efek kenyang lebih lama,
  • Lezat dan mudah dikombinasikan ke dalam menu diet,
  • Menjaga kesehatan jantung,
  • Alpukat mampu mencegah osteoporosis,
  • Buah alpukat mengandung lebih banyak kalium dibandingkan pisang,
  • Mencegah dan memaksimalkan pengobatan kanker,
  • Menjaga kesehatan ibu hamil dan janin,
  •  Alpukat menurunkan risiko depresi.

Berkaca pada manfaat pohon alpukat, maka LindungiHutan mengajak masyarakat untuk ikut menanam di Kelurahan Jabungan. Hingga saat ini, telah ada 14 Kampanye Alam dengan total pohon tertanam 11.170.

Penanaman pohon alpukat di Jabungan, Semarang.
Penanaman pohon alpukat di Jabungan, Semarang..

Kamu juga bisa ikut melakukan penanaman di Kelurahan Jabungan melalui donasi pohon dan inisiasi Kampanye Alam di www.lindungihutan.com. Karena kami percaya kita bisa #BersamaMenghijaukanIndonesia!

Lebih lanjut, dengan mendukung program ini maka kamu juga turut mendukung Pembangunan Keberlanjutan SDG’s dengan:

  • Mencegah degradasi (SDGs 15),
  • Mengurangi dampak banjir dan longsor di pemukiman warga (SDGs 15),
  • Meningkatkan area tutupan hijau (SDGs 15),
  •  Membantu pengurangan emisi karbon (SDGs 13),
  • Meningkatkan perekonomian petani dan warga sekitar (SDGs 1),
  • Menyediakan jam kerja bagi warga sekitar (SDGs 8).
Sedekah Pohon LindungiHutan