Gunung Andong di Magelang: Menikmati Indahnya Berbagai Gunung di Jawa dan Hamparan Hutan Pinus!

Apakah kamu salah satu penggemar aktivitas mendaki gunung? Jika iya, barangkali Gunung Andong patut masuk dalam list pendakian berikutnya.

Meski gunung ini relatif rendah (Puncak tertinggi, 1.726 mdpl), tetapi panorama alam dan kesejukan yang ditawarkan patut menjadi alasan kamu menyambanginya. Datang ke Gunung Andong, selain menjadi sarana olahraga hiking, juga cocok untuk wisata ecotourism.

Lantas, seperti apa kondisinya Simak ulasan berikut ini!

Kondisi Gunung Andong Magelang

Gunung Andong merupakan sebuah gunung bertipe perisai yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Secara administrasi, wilayah ini masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan juga masuk dalam kawasan hutan lindung.

Nama Andong sendiri konon diambil dari nama daun “andong” yang termasuk daun menjadi syarat dalam melakukan ritual Jawa seperti di acara slametan. Adapun makanya yaitu keselamatan dan perlindungan. Sementara daun andong ini bermakna andongo atau berdoa kepada sang pencipta. Ada juga yang menyebut gunung ini mirip dengan punggung atau punuk sapi dan sering disebut andong.

Terlepas dari namanya, Gunung Andong menyimpan potensi dan daya tarik dari segi pariwisata utamanya wisata alam. Puncak gunungnya yang tidak terlalu tinggi membuatnya terlihat mungil dibandingkan dengan Gunung Merapi dan Merbabu yang letaknya tidak jauh.

Hal tersebut membuat para pendaki dapat melihat Gunung Merapi, Merbabu, dan Lawu di sebelah timur, serta Gunung Telomoyo yang letaknya di sebelah Gunung Andong, Gunung Prau, serta gunung triple S (Sumbing, Sindoro, dan Slamet).

Baca juga: Potensi Tersembunyi Gunung Sawur Kabupaten Lumajang yang Perlu Kita Jaga Bersama

Untuk menuju puncak Gunung Andong, terdapat 3 (tiga) jalur pendakian yaitu, Dusun Swit, Dusun Pendem, dan Dusun Gogik. Jalur pendakian Dusun Swit merupakan jalur paling ramai digunakan mengingat kemudahan akses serta kelengkapan fasilitas yang memadai bagi para pendaki.

Tak hanya puncaknya yang menjadi incaran pemburu sunrise/sunset, salah satu tujuan wisata alam di lereng Gunung Andong yaitu Hutan Wisata Mangli. Hutan Mangli secara administrasi pengelolaan hutan berada di bawah tanggung jawab RPH Pager Gunung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Ambarawa yang merupakan salah satu BKPH di wilayah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara.

Kendati aslinya termasuk hutan alam hujan tropis, tetapi vegetasi pepohonan utama yang ada di Hutan Mangli adalah tanaman pinus. Walaupun selain Pinus, ada 34 jenis tumbuhan lain di Gunung Andong yang terdiri dari 19 jenis pohon, 12 jenis perdu, dan 3 jenis semak.

Secara keseluruhan, wilayah di sekitar kawasan Gunung Andong memiliki potensi antara lain:

• Sektor pertanian: Pertanian hortikultura dengan komoditas unggulan berjenis kubis, cabai, wortel, dan lain-lain.
• Sektor peternakan: Sebagian masyarakat Desa Girirejo beternak sapi, ayam kampung, domba, dan angsa.
• Sektor UMKM: Terdapat gabungan kelompok tani yang bergerak di bidang produksi pembibitan cabai, ada pula yang membuat usaha warung rumahan dan jual beli sayur.
• Sektor pariwisata: Terdapat wisata pendakian Gunung Andong dan wisata Bumi Perkemahan Hutan Pinus yang ada di Mangli Girirejo.

Dampak Pendakian terhadap Kondisi Lingkungan

Keindahan alam Gunung Andong yang menarik banyak wisatawan dan pendaki berimbas terhadap kondisi lingkungan, utamanya keberadaan sampah. Sebagai kegiatan yang membutuhkan banyak energi, membuat para pendaki memerlukan asupan makanan selama mendaki. Sayangnya, persiapan logistik tersebut kemudian menjadi sampah yang ditinggalkan oleh pendaki tak bertanggung jawab.

Karena jika dilihat dari karakteristik sampah yang tertinggal di Gunung Andong antara lain sampah plastik berupa botol plastik, bungkus makanan ringan dalam kemasan, wadah makanan, kemudian diikuti oleh sampah organik berupa sisa makanan, sampah logam seperti peralatan makan dan memasak, Styrofoam, tisu, hingga limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun).

Selain sampah, ancaman kebakaran hutan juga nyata apabila pendaki lalai terhadap api unggun dan puntung rokok yang dibuang sembarangan. Maka dari itu, untuk menjaga kelestarian dan keindahan alamnya, kita perlu  merawatnya bersama-sama.

Rasa memiliki bersama ini lah perlu kita tanamkan, sehingga ada niat untuk menjaga agar Gunung Andong yang indah saat ini senantiasa indah sampai kapanpun!

Baca juga: Kelurahan Jabungan, Kota Semarang dan Ancaman Longsor yang Ada

Manfaat Hutan Pinus

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa salah satu vegetasi dominan di Gunung Andong adalah tanaman pinus utamanya di Hutan Mangli.

Pinus sendiri termasuk kategori tanaman cepat tumbuh dan tidak memerlukan syarat-syarat tempat tumbuh yang khusus. Alhasil, mudah untuk dibudidayakan termasuk di tempat yang kering. Hal tersebut membuat pohon pinus cocok untuk penghijauan dan reboisasi.

Selain itu menanam pohon pinus juga bisa menjadi upaya mencegah longsor. Sebab, sifat genetik pinus tetap berpeluang tinggi dalam memperkuat tanah ataupun meningkatkan kekuatan tahanan geser tanah. Hal ini tentunya membuat tanah lebih stabil dan kemungkinan longsor dapat diminimalisasi.

Sadar akan besarnya potensi manfaat pohon pinus membuat LindungiHutan tergerak untuk ikut menjaga kelestarian alam dan keanekaragaman hayati di Gunung Andong. Hingga saat ini LindungiHutan ikut membantu penanaman pohon pinus melalui program Kampanye Alam dan sejauh ini berhasil menanam 500 pohon pinus.

Aksi penanaman pohon pinus oleh LindungiHutan di Gunung Andong menjadi upaya pelestarian serta turut serta dalam menjaga ekosistem lingkungan. Lebih lanjut, dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat melalui kegiatan dan potensi yang ada.

Penanaman 500 pohon pinus oleh LindungiHutan ini hanyalah awal dari perjalanan kita #BersamaMenghijaukanIndonesia! Kami menunggu peran dan aksi nyatamu untuk ikut membantu menghijaukan Gunung Andong melalui donasi pohon maupun inisiasi Kampanye Alam!