Connect with us

Lingkungan

Sistem Terasering: Pengertian, Tujuan dan Manfaatnya (2022)

Published

on

Pengertian terasering, mekanismenya, hingga fungsinya!

Sederhananya, terasering adalah sebuah teknik bercocok tanam, misalnya pada hamparan sawah, yang dibuat bertingkat-tingkat. Tujuannya untuk memperkecil kemiringan lereng, serta meminimalisir kemungkinan terjadinya erosi. 

Biasanya, budidaya terasering banyak ditemukan di lereng bukit atau kawasan dataran tinggi. Selain untuk mencegah erosi, teknik ini juga terbukti dapat meningkatkan penyerapan air oleh tanah, hingga memaksimalkan area tanam, loh! 

Penasaran dengan teknik bercocok tanam satu ini? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Bagaimana Mekanisme Terasering?

Bagaimana terasering dapat mencegah erosi? Sebelum lanjut mari kita bahas terlebih dahulu terkait mekanismenya. 

Terasering pada dasarnya dengan sengaja dibuat bertingkat untuk mengurangi kemiringan atau panjang lereng. Dengan begitu, dapat dikatakan fungsi dari tingkatan-tingkatan tersebut adalah sebagai penahan. 

Kecepatan dan aliran air pada permukaan tanah dapat diperkecil, tetapi di sisi lain serapannya ke dalam tanah justru meningkat. Struktur tanah pun menjadi lebih kuat dan tidak mudah terkikis.

Apa Fungsi dari Terasering?

Apa saja fungsi terasering?
Contoh gambar sistem tanam terasering! Indah bukan?

Metode ini sebenarnya cukup sederhana, tetapi apabila diterapkan dengan tepat akan sangat banyak manfaatnya, antara lain:

  • Mencegah erosi,
  • Mendukung proses infiltrasi (penyerapan air oleh tanah) yang lebih baik,
  • Memaksimalkan luas area bercocok tanam,
  • Mencegah terkikisnya unsur hara dalam tanah,
  • Menjaga kestabilan lereng,
  • Mencegah longsor,
  • Memperkecil kemiringan lereng,
  • Mempermudah perawatan pada kawasan lereng,
  • Menguatkan struktur tanah,
  • Mencegah terkonsentrasinya air pada suatu tempat, karena alirannya terkendali,
  • Sebagai penampung cadangan air di lahan miring,
  • Mempertahankan kelembaban tanah,
  • Meningkatkan kesuburan tanah,
  • Meningkatkan estetika/keindahan pemandangan,
  • Mendukung kegiatan ekowisata pada suatu kawasan,
  • Sebagai upaya konservasi tanah dan air yang krusial,
  • Mendukung sistem penanaman yang intensif di suatu lokasi.

Baca juga: Mengenal Pupuk Kompos dan Cara Membuatnya (2022)

Bagaimana sih, Bentuk Terasering?

Macam-macam bentuk terasering.
Terasering memiliki berbagai macam bentuk, apa saja ya?

Supaya makin jelas, mari kita bahas juga mengenai bentuk-bentuknya. Ada dua jenis teknik terasering yaitu terasering bergradasi dan terasering datar. 

Jenis terasering bergradasi macamnya ada teras kredit (ridge terrace), teras guludan (contour terrace), dan teras bangku/tangga (bench terrace). Di Indonesia sendiri, lebih banyak ditemui jenis teras bangku atau teras gulud. Berikut perbedaan dari tiap jenisnya:

1. Teras datar

Kemiringan lahannya kurang dari atau sama dengan 3% dengan kedalaman tanah kurang dari 30 cm. Biasanya, diaplikasikan pada jenis tumbuhan musiman dan daerah dengan curah hujan yang rendah.

2. Teras Kredit

kemiringan lereng sebesar 3-10% dengan kedalaman tanah lebih dari 30 cm. Syarat membangun teras ini antara lain daya resap air tanahnya harus tinggi dan tidak disarankan pada daerah yang sering hujan lebat.

3. Teras Guludan

Kemiringan lerengnya 10-15% dengan kedalaman tanah lebih dari 30 cm. Selain daya serap air oleh tanah yang tinggi, jenis teras ini juga membutuhkan drainase yang landai guna menampung endapan tanah hasil erosi.

4. Teras Bangku

Prinsipnya memotong lereng menjadi miring ke belakang hingga dikatakan menyerupai bangku. Jenis teras ini memerlukan drainase dan rumput-rumputan supaya lebih kuat. Kelebihannya adalah dapat diterapkan pada tanah yang resapan airnya rendah, tetapi pembuatannya memakan biaya yang cukup banyak dan cukup sulit diterapkan.

Sejarah Terasering

Selama berabad-abad, budidaya terasering telah populer dan dipraktikkan di berbagai wilayah, mulai dari benua Asia (Cina, Jepang, Asia Tenggara) hingga di benua Afrika, dan Amerika, terutama di daerah pegunungan. 

 Di Amerika Selatan Suku Inca memanfaatkan teknik ini untuk memanfaatkan lahan di perbukitan agar menjadi lebih subur. Di tempat yang berbeda, kemiringan tiap lereng pun bervariasi. 

Walakin, penerapan teknik ini dapat dapat dikatakan cukup adaptif untuk diterapkan pada berbagai daerah. Mulai dari kemiringan sedang hingga curam (15-25%).

Cara Membuat Terasering

Sampai di sini, mungkin kamu penasaran bagaimana sistem terasering dapat diciptakan. Nah, berikut proses pembuatannya!

Pengerjaan dimulai dengan membentuk struktur berundak-undak, membangun dinding-dindingnya, hingga menggali tanggul drainase. 

Setiap undakannya dapat dibuat parit, guna mengalirkan air ke undakan di bawahnya. Kemiringan dari setiap undakan tidak dibuat terlalu besar, supaya aliran air dapat lebih mudah mengarah ke outlet. 

Apabila dibutuhkan, metode ini juga dapat dimaksimalkan lagi dengan teknik olah tanah lain, seperti zero tillage atau cover crop.

Seberapa Efektif  Penerapan Metode Terasering?

Apakah sistem tanam terasering efektif dilakukan?
Nyatanya, metode terasering efekif dilakukan. Kok bisa?

Sebagai upaya pemeliharaan dan konservasi tanah, metode ini dikatakan sangat efektif. Prinsip kerjanya yang ‘mencegah’ erosi terutama saat curah hujan sedang tinggi, cukup ampuh diterapkan di kawasan dengan kontur tanah miring seperti lereng. 

Ibaratnya, tanah miring yang curam disederhanakan menjadi undakan-undakan dengan ukuran yang lebih pendek dengan kemiringan yang jauh lebih kecil. Metode ini juga sangat berarti untuk mencegah akumulasi tanah yang terkikis dan berpotensi mengendap.

Baca juga: Tumpang Sari, Solusi Keterbatasan Lahan Saat Ini (2022)

Jenis Pemeliharaan Seperti Apa yang Diperlukan?

Secara berkala, pemeliharaan sebaiknya dilakukan dalam kurun waktu satu tahun. Kegiatannya bisa dilakukan dengan menghilangkan debris, seperti tumpukan batu dan batang tumbuhan di bagian outlet. 

Selain itu, menghaluskan lumpur-lumpur yang menumpuk di saluran irigasi juga perlu dilakukan. Akan tetapi, pemeliharaan harus dilakukan dengan hati-hati, sebab dapat merusak susunan tanah dari terasering. 

FAQ

Apa itu terasering?

Terasering adalah sebuah teknik bercocok tanam, misalnya pada hamparan sawah, yang dibuat bertingkat-tingkat. Tujuannya untuk memperkecil kemiringan lereng, serta meminimalisir kemungkinan terjadinya erosi. 

Bagaimana terasering bekerja?

Terasering pada dasarnya dengan sengaja dibuat bertingkat untuk mengurangi kemiringan atau panjang lereng. Dengan begitu, dapat dikatakan fungsi dari tingkatan-tingkatan tersebut adalah sebagai penahan. 

Penulis: Rahma Nabila

Ambil Langkah Nyata dengan Menanam Pohon Bersama LindungiHutan Hanya 10 Ribu Rupiah

LidungiHutan telah dipercaya 40 RIBU sahabat alam untuk menanam pohon dengan mudah, transparan, dan berkelanjutan. Kami menjalin kerja sama dengan puluhan petani bibit dan masyarakat sekitar hutan untuk memberikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan