Lingkungan
Mengenal Pupuk Kompos dan Cara Membuatnya (2022)
Setiap aktivitas makhluk hidup menghasilkan limbah yang biasa disebut sampah. Sampah rumah tangga merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar yang dapat mencemari lingkungan.
Dalam skala kecil, limbah rumah tangga yang kita hasilkan setiap harinya ternyata dapat diolah kembali menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat bagi tanaman dan lingkungan. Yup, apalagi kalau bukan pupuk kompos.
Singkatnya, pupuk kompos terbuat dari bahan-bahan organik atau bahan alami. Untuk membuatnya pun cukup mudah! Lantas bagaimana caranya? Yuk simak ulasan berikut mengenai pupuk kompos!
Daftar Isi
Apa itu Pupuk Kompos?
Menurut Harahap (2020), kompos adalah proses yang dihasilkan pada pelapukan (dekomposisi) sisa-sisa bahan organik menjadi bagian-bagian yang terhumuskan.
Sementara, menurut Suhastyo (2017), kompos adalah sampah organik (bahan-bahan organik) yang telah mengalami pelapukan karena adanya interaksi dengan bakteri pembusuk (mikroorganisme).
Pupuk Kompos sendiri merupakan hasil pelapukan dari bahan-bahan yang berasal dari makhluk hidup misalnya kotoran hewan, dedaunan, ranting, dahan, dan lainnya.
Pupuk kompos sering disebut sebagai pupuk organik karena bahan penyusunnya berasal dari bahan organik. Penggunaan pupuk kompos sama sekali tidak merusak tanah dan sebaliknya bisa memperbaiki kesuburan pada tanah.
Baca juga: Apa Itu Hidroponik? Jenis-Jenis hingga Kelebihan dan Kekurangannya! (2022)
Pupuk Kompos Terbuat dari Bahan Apa Saja?
Seperti kita ketahui, pupuk kompos termasuk ke dalam jenis pupuk organik. Maka dari itu, bahan-bahan untuk pembuatan kompos pun tidak jauh dari sampah organik, antara lain:
- Tanaman sisa atau limbah panen (batang dan tongkol jagung, batang dan daun pisang, jerami dan sekam, daun dan kulit kopi, batang kering sehabis panen dari kacang-kacangan atau umbi-umbian),
- Rerumputan, semak belukar, tanaman pelindung (turi, lamtoro, titonia, dan lain-lain),
- Limbah organik rumah tangga (kupasan sayuran, sisa buah-buahan, air cucian ikan dan ayam, isi perut ikan dan ayam, dan lain-lain),
- Limbah peternakan (kotoran hewan, urin hewan, sisa pakan hewan),
- Limbah agroindustri (limbah pabrik gula, limbah kedelai industri tahu dan tempe, kelapa sawit, dan lain-lain),
- Kapur pertanian (kulit kerang, terak baja, dolomit).
Sebenarnya kompos dapat diolah dengan sendirinya (alamiah), tetapi proses tersebut memakan waktu yang sangat lama. Selain bahan utama yang digunakan dalam pembuatan kompos, bahan dekomposer sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses pengomposan.
Adapun contoh dekomposer adalah sekam padi, serbuk gergaji, gula pasir, dan air. Selain itu, bonggol pisang, sisa buah-buahan, dan rebung juga dapat digunakan sebagai dekomposer.
Sekam padi berfungsi untuk meningkatkan tekstur kualitas kompos dan mengurangi kelebihan air. Gula pasir berfungsi untuk sumber energi mikroorganisme pengurai. Kemudian, air berfungsi untuk membantu kelembaban tanah.
Namun, jika kamu ingin lebih simple, kini sudah banyak dekomposer yang dijual di toko-toko pertanian sekitar kita.
Apa Manfaat Pupuk Kompos?
Pupuk kompos memang berasal dari bahan organik yang sudah menjadi sampah (tidak dimanfaatkan lagi). Akan tetapi, bukan berarti sampah tersebut tidak bisa diolah dan memberikan manfaatnya bagi lingkungan sekitar kita.
Pupuk kompos sendiri seharusnya bisa menjadi solusi alternatif yang efektif. Mengingat, pupuk kompos memiliki manfaat antara lain:
- Memperbaiki struktur tanah berlempung menjadi ringan,
- Memperbesar daya ikat tanah berpasir,
- Meningkatkan daya ikat tanah dengan unsur hara dan air,
- Memperbaiki drainase tanah,
- Mengandung banyak unsur hara bagi tanaman,
- Membantu proses pelapukan bahan mineral,
- Memasok bahan makanan untuk mikroba,
- Menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan.
Syarat-Syarat Membuat Pupuk Kompos
Bahan organik tidak bisa digunakan langsung oleh tanaman, harusnya dikomposkan dulu atau diuraikan sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara yang dikandungnya. Syarat-syarat pembuatan kompos menurut Setyorini (2006) adalah:
- Ukuran bahan mentah, semakin kecil ukuran bahannya maka makin cepat diuraikan.
- Suhu dan ketinggian bahan, makin tinggi bahan timbunan maka semakin baik, sehingga panas yang dihasilkan makin tinggi dan bakteri akan bekerja secara optimum.
- Nisbah C/N, mikroorganisme di dalam tanah yang bekerja memerlukan karbon dan nitrogen untuk membentuk protein. Rasio C/N yang diperlukan antara 20-40, tidak bisa kurang maupun lebih karena akan mengganggu proses dekomposisi.
- Kelembapan, timbunan kompos harus selalu dalam kondisi yang lembap dengan kandungan lengas antara 50-60%. Jika kelebihan air akan memperkecil volume udara dan kekurangan air mengakibatkan proses dekomposisi berhenti
- Aerasi, proses dekomposisi sangat membutuhkan oksigen jadi diperlukan proses pembalikan timbunan bahan kompos untuk mengatur pasokan oksigen bagi mikroorganisme tanah.
- Nilai pH, pH untuk kompos biasanya berkisar 5,5-8,0.
Bagaimana Cara Membuat Pupuk Kompos?
Alat dan bahan dalam pembuatan pupuk kompos penting untuk dipersiapkan terlebih dahulu. Alat yang diperlukan dalam membuat pupuk kompos antara lain:
- Parang/pisau/sabit untuk mencacah bahan kompos menjadi kecil-kecil,
- Sekop untuk mengumpulkan bahan, mengaduk, membalikkan bahan kompos,
- Ember untuk menyiram air pada tumpukan bahan,
- Plastik untuk menutup bahan kompos saat proses sedang terjadi,
- Termometer untuk mengukur suhu,
- Ayakan dan karung penyimpan bahan untuk menyaring dan menyimpan kompos siap pakai,
Lokasi pembuatan kompos sebaiknya pada tempat yang teduh, ada penutup seperti atap. Jika tidak ada tempat khusus untuk pengomposan, maka bisa dilakukan dibawah pohon yang rindang dan ditutup dengan terpal selama proses pengomposan berlangsung.
Pupuk kompos terbuat dari bahan alami seperti dedaunan, kotoran hewan, limbah organik rumah tangga yang melalui proses pengomposan. Proses dalam membuat kompos dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Pemilahan sampah
Pemilahan sampah dilakukan untuk memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Bahan organik yang seragam akan matang secara merata dengan kualitas pupuk yang baik.
2. Ukuran bahan dasar
Bahan dasar harus dipotong kecil-kecil atau dicacah agar mempercepat proses mengurai oleh organisme di tanah.
3. Penyusunan bahan
Setelah bahan-bahan dikumpulkan sesuai dengan kriterianya, maka langkah berikutnya adalah melakukan penyusunan bahannya.
- Bahan organik dicacah menjadi kecil-kecil, apabila terdapat limbah panen, semak, atau rerumputan dapat dicacah dengan ukuran 25-50 cm,
- Potongan kecil-kecil bahan organik disusun dengan rapi setebal 30-50 cm,
- Taburkan kapur pertanian di atas kotoran ternak secukupnya secara merata,
- Di atas permukaan kotoran ternak dan kapur, disusun kembali potongan bahan organik, dan seterusnya hingga berlapis-lapis mencapai ketinggian 1,5 metem,
- Lakukan penyiraman dengan air secukupnya,
- Kompos ditutup dengan plastik untuk mempercepat proses pembusukan,
4. Pembalikan dan penyiraman
Pembalikan kompos dilakukan satu minggu sekali hingga kompos dirasa sudah matang. Lapisan kompos yang semula berada di atas diletakkan di bawah, dan begitu pula sebaliknya. Setelah pembalikan kompos ditutup sedia kala dan dilakukan penyiraman.
5. Pematangan
Setelah minggu keempat bahan organik makin lama akan hancur dan menyusut. Proses pematangan bahan kompos akan beriringan dengan menurunnya suhu hingga mendekati suhu ruang.
6. Pemanenan kompos
Hasil kompos yang sudah matang dapat digunakan secara langsung untuk kegiatan pertanian, perawatan tanaman, dan lainnya. Hasil kompos tidak seluruhnya memiliki ukuran yang sama, maka dapat dilakukan penyaringan untuk memisahkan bahan-bahan berdasarkan ukurannya.
7. Pengemasan dan Penyimpanan
Kompos yang telah disaring dapat disimpan di tempat yang aman (terlindung dari sinar matahari, jamur, gulma, dan terkena hujan). Jika kompos masih akan disimpan maka kadar airnya diturunkan hingga dibawah 50%.
Baca juga: Tumpang Sari, Solusi Keterbatasan Lahan Saat Ini (2022)
Cukup mudah bukan cara membuat pupuk kompos. Setelah mengetahui cara pembuatan pupuk kompos, apakah kalian ingin mencobanya di rumah? So, tunjukkan aksi nyata kalian bagi kelestarian lingkungan.
FAQ
Waktu membuat kompos berapa lama?
Dibutuhkan waktu 1-2 bulan tergantung pada bahan dasar yang digunakan
Apa ciri kompos yang sudah matang?
Bahan organik telah hancur (halus dan remah), berwarna coklat tua atau kehitaman, kompos tidak panas, kompos tidak berbau busuk.
Apa ciri Kompos yang baik?
Berwarna coklat kehitaman,bertekstur remah, tidak mudah larut dalam air, tidak berbau busuk namun berbau seperti tanah.
Penulis: Ana Salsabila
Ambil Langkah Nyata dengan Menanam Pohon Bersama LindungiHutan Hanya 10 Ribu Rupiah
LindungiHutan telah dipercata 40 RIBU sahabat alam untuk menanam pohon dengan mudah, transparan, dan berkelanjutan. Kami menjalin kerja sama dengan puluhan petani bibit dan masyarakat sekitar hutan untuk memberikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan.