Connect with us

Tim Kami

Pesisir Tambakrejo Semarang, Cikal Bakal Lokasi Penanaman LindungiHutan

Published

on

Cikal bakal penanaman LindungiHutan

Dulu Pesisir Tambakrejo Semarang terkenal sekali dengan area tambak dengan hasil yang melimpah. Masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan tambak.

Sekitar tahun 1980-an, jarak lokasi pesisir dengan pemukiman warga sekitar 1,5 km. Masyarakat terbiasa berjalan hingga mencapai bibir pantai. Perlahan, semua mulai berbeda. Pada tahun 2000-an, abrasi mulai menjadi ancaman pada wilayah ini. Bibir pantai yang dulunya terlihat, sekarang sudah tidak ada. 

LindungiHutan adalah sebuah platform crowdsourcing penggalangan dana online untuk kegiatan konservasi hutan dan lingkungan. Pada tahun 2016, LindungiHutan melihat kondisi yang memprihatinkan petani di wilayah utara Kota Semarang. Banjir rob menjadi ancaman tahunan bagi masyarakat sekitar.

Berkaca pada hal tersebut, LindungiHutan melakukan penggalangan dana yang berfokus pada penanaman untuk menolong mereka. Harapannya membantu memperbaiki kualitas lingkungan sekitar.

Bagaimana kondisi Pesisir Tambakrejo Semarang? Apa yang telah LindungiHutan lakukan hingga saat ini? Simak ceritanya di bawah ini!

Melihat Kondisi Lokasi Pesisir Tambakrejo Semarang Rusak Akibat Abrasi Air Laut

kondisi lokasi pesisir tambakrejo
Kondisi rumah nelayan di Tambakrejo

Pesisir Tambakrejo Semarang merupakan salah satu daerah pantai di Kota Semarang, tepatnya di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Gayamsari. 

Secara geografis, tambakrejo dikelilingi oleh perairan. Pada bagian utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa, bagian timur dibatasi oleh Sungai Banger dan Banjir Kanal Timur, sedangkan sisi barat dibatasi oleh Sungai Mati (buntu).

Mayoritas masyarakat desa dulunya bekerja sebagai nelayan tambak. Itulah alasan mengapa desa ini dinamakan Desa Tambakrejo. Adanya reklamasi membuat daerah ini sering terjadi pengerukan tanah hingga 20 cm setiap tahunnya. Tentunya, itu bukan hal baik. 

Satu persatu masyarakat Desa Tambakrejo kehilangan tambaknya imbas dari abrasi air laut. Perlahan, kerusakan ekosistem mangrove di Kawasan Pesisir Tambakrejo Semarang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan.

Tak bisa dimungkiri, mangrove memiliki peran penting bagi daerah pesisir. Sebab, keberadaannya mampu mengurangi abrasi, meredam ombak, dan meredam apabila terjadi gelombang tsunami.

Baca juga: Pesisir Tambakrejo, Kota Semarang: Abrasi, Makam Tenggelam, dan Kepedulian Kelompok CAMAR (2022)

Pesisir Tambakrejo Semarang Menjadi Lokasi Perdana Penanaman LindungiHutan dan Kondisinya Saat Ini

penanaman perdana lindungihutan
Dengan berkolaborasi, lebih dari 100 ribu mangrove berhasil ditanam di Pesisir Tambakrejo

Pada tanggal 18 Desember 2016, Pesisir Tambakrejo Semarang dipilih menjadi lokasi penanaman pertama LindungiHutan dalam upaya konservasi hutan dan lingkungan. 

Dari situlah, awal dari LindungiHutan melakukan kegiatan pelestarian lingkungan. Hingga saat ini aksi tersebut telah menyebar di lebih dari 30 lokasi penanaman lainnya.

Sejauh ini, lebih dari 100 ribu pohon mangrove Rhizophora sp. telah ditanam di Pesisir Tambakrejo Semarang hingga tahun 2022. Penanaman ini tidak dilakukan sendirian, melainkan kolaborasi LindungiHutan dengan masyarakat luas yang peduli dengan lingkungan.

Mangrove jenis Rhizophora sp. yang ditanam, berhasil menutupi area seluas 30.000 meter persegi dan menyerap emisi karbon sebanyak 94,81 ton CO2eq.

Pembenahan ekosistem mangrove di kawasan Pesisir Tambakrejo Semarang didukung dengan program konservasi fisik berupa pembangunan Alat Pemecah Ombak (APO). 

Pembangunan APO  digunakan untuk melindungi daerah perairan dari gelombang air laut. Selain itu, untuk meminimalisir kerusakan dari bibit mangrove yang baru ditanam. Hingga saat ini, APO dibangun sepanjang 90 meter dan akan terus dilanjutkan agar penanaman mangrove lebih aman dan terjamin. 

Program pemberdayaan masyarakat Pesisir Tambakrejo diwujudkan dengan adanya rumah pembibitan. Bangunan ini digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi bibit mangrove di Kawasan Pesisir Tambakrejo Semarang. Bentuknya berupa rumah panggung dengan ukuran 5 x 6 meter mampu menampung lebih dari 10.000 bibit mangrove. 

Dengan adanya rumah pembibitan, pasokan bibit untuk kegiatan penanaman mangrove di daerah Semarang dan sekitarnya dapat tercukupi dengan baik.

Penanaman Mangrove, Upaya Kelompok Tani CAMAR Menjaga Lingkungannya

Kelompok camar tambakrejo
Kelompok tani CAMAR, terus berupaya memperbaiki kondisi lingkungannya

Kondisi Pesisir Tambakrejo kian memprihatinkan. Satu-persatu masyarakat harus kehilangan tempat tinggalnya adan membuat masyarakat saling bekerja sama untuk mempertahankan daerah tempat tinggalnya. Salah satu upaya yang bisa mereka lakukan adalah aksi nyata penanaman mangrove.

Gerakan penanaman mangrove sudah dilaksanakan sejak 12 tahun lalu oleh kelompok masyarakat setempat. CAMAR atau Cinta Alam Mangrove Asri merupakan kelompok tani yang dibentuk pada 2 Desember 2011 beranggotakan 10 orang.

Inisiasi Pak Yazid bersama dengan kelompok CAMAR berhasil menanam lebih dari 170.000 bibit mangrove pada luasan lahan sekitar 2 hektar.

Baca juga: Hadirnya LindungiHutan sebagai Bukti Melakukan Kebaikan Itu Mudah

Sungguh capaian luar biasa yang dilakukan LindungiHutan. Pasalnya mereka tidak akan berhenti mengembangkan lokasi tersebut dan terus melakukan upaya demi meningkatkan  kualitas konservasi serta pemberdayaan masyarakat sekitar Pesisir Tambakrejo Semarang. Rencananya ada program eduwisata pada lokasi tersebut.

LindungiHutan menginginkan masyarakat dapat memanfaatkan hutan tanpa harus merusaknya. Dukung terus aksi #BersamaMenghijaukanIndonesia bersama LindungiHutan.  Lestari hutannya, sejahtera masyarakatnya.

Ana Salsabila adalah Junior SEO Content Writer di LindungiHutan yang berpengalaman dalam penulisan artikel tentang lingkungan dan kehutanan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Unduh annual report LindungiHutan