Connect with us

Hutanpedia

Tanaman Kayu Putih: Taksonomi, Ciri-ciri, Persebaran, dan Manfaat Kayu Putih

Published

on

Minyak kayu putih adalah

Siapa yang tidak tahu minyak atsiri khas satu ini? Ya, kayu putih cukup dikenal  bagi masyarakat sebagai minyak atsiri serta banyak dijadikan bahan baku berbagai produk kesehatan. Namun tahukah kamu seperti apa pohon kayu putih sebenarnya? Apa saja manfaat minyak kayu putih? Simak penjelasan lengkapnya di sini!

Tanaman kayu putih (Melaleuca leucadendron Linn.) merupakan salah satu penghasil minyak atsiri yang penting bagi industri minyak atsiri di Indonesia. Tanaman kayu putih merupakan salah satu penghasil produk hasil hutan bukan kayu yang memiliki prospek cukup baik untuk dikembangkan. 

Potensi tanaman kayu putih di Indonesia cukup besar mulai dari daerah Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Bali dan Papua yang berupa hutan alam kayu putih. Sedangkan yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat berupa hutan tanaman kayu putih (Mulyadi 2005). 

Di Pulau Jawa sendiri kayu putih memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan, dilihat dari adanya pabrik-pabrik pengolahan daun kayu putih milik Perum Perhutani yang cukup banyak di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. 

Produk utama yang dihasilkan dari pohon kayu putih adalah minyak kayu putih yang diperoleh dari hasil penyulingan daun kayu putih. Pabrik kayu putih di Pulau Jawa memiliki kapasitas terpasang pabrik sebesar 53.760 ton per tahun untuk daun kayu putih dan total produksi tahunan minyak kayu putih yang dihasilkan di Pulau Jawa sebesar 300 ton (Rimbawanto et al. 2009).

Taksonomi Kayu Putih

Secara taksonomis, tanaman kayu putih memiliki nama latin Melaleuca leucadendra dengan ordo Myrtales,termasuk dalam famili myrtaceae . Berikut klasifikasi dari tanaman kayu putih:

KingdomPlantae
DivisiMagnoliophyta
KelasMagnoliopsida
OrdoMyrtales
FamiliMyrtaceae
GenusMelaleuca
SpesiesMelaleuca leucadendra

Ciri Morfologi Tanaman Kayu Putih

Batang

Batang memiliki ketinggian berkisar 10-20 m, kulit batang berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan tidak beraturan dan kasar. Batang tanaman kayu putih tidak terlalu besar dan memiliki percabangan sedikit.

Daun

Daun kayu putih tunggal, bertangkai pendek, helaian daun berbentuk lonjong atau lanset, panjang 4,5 cm sampai 15 cm, lebar 0,75 cm sampai 4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun sejajar. Permukaan berbulu, berwarna hijau muda sampai tua, daun jika diremas akan berbau minyak kayu putih.

Bunga

Bunga tanaman kayu putih adalah bunga majemuk berbentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota berwarna putih, kepala putik berwarna kekuningan, dan akan tampak atau muncul di pangkal ujung percabangan daun.

Buah

Kayu putih dikenal dengan buah gelam (micro bolong), berbentuk bulat kecil, di bagian tengah terdapat lubang kecil dan antena kecil, buah berwarna hijau muda hingga hijau  kecokelatan. Buah ini muncul secara bergerombol dalam satu tangkai memanjang, dengan jumlah 20-30 buah.

Baca juga: Serba-Serbi Tanaman Herbal: Ringan di Tanaman, Berat di Khasiat (Update 2024)

Syarat Tumbuh dan Persebaran Kayu Putih

Tanaman kayu putih tidak mempunyai syarat tumbuh yang spesifik. Biasanya tanaman ini tumbuh pada ketinggian 5-400 mdpl dengan curah hujan 1.300-1.750 mm/tahun serta zona iklim hot humid. Tanaman ini dapat tumbuh baik di lahan marginal, lahan tandus, maupun kurang subur.

Potensi tanaman kayu putih (Melaleuca leucadendron L.) di Indonesia cukup besar mulai dari daerah Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Bali, dan Papua yang berupa hutan alam kayu putih. Sementara yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat berupa hutan tanaman kayu putih (Mulyadi 2005). 

Di Pulau Jawa sendiri kayu putih memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan, dilihat dari adanya pabrik-pabrik pengolahan daun kayu putih milik Perum Perhutani yang cukup banyak di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. 

Baca juga: 10+ Sosok Peduli Hutan dan Lingkungan yang Jarang Muncul

Kandungan Kayu Putih

Penelitian tentang minyak atsiri kayu putih telah banyak dilakukan. Dalam laporannya, Siregar (2010) melakukan penelitian dengan menggunakan metoda proses penyulingan rebus terhadap daun kayu putih kering dan daun kayu putih segar. 

Hasil identifikasi menunjukkan komponen minyak atsiri yang didistilasi dari daun kayu putih segar dengan GC-MS menunjukkan minyak atsiri tersebut mengandung 32 komponen, tujuh diantaranya merupakan komponen utama yaitu : α-pinene (1,23%), sineol (26,28%), α-terpineol (9,77%), kariofilen (3,38%), αcaryofilen (2,76%), Ledol (2,27%), dan elemol (3,14%). 

Daun kayu putih kering mengandung 26 komponen, tujuh komponen diantaranya merupakan komponen utama yaitu: α- pinene (1,23%); sineol (32,15%); α- terpineol (8,87%); kariofilen (2,86%); α- kariofilen (2,31%); Ledol (2,17%); dan Elemol (3,11%).

Manfaat Kayu Putih

Di Pulau Jawa sendiri kayu putih memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan, dilihat dari adanya pabrik-pabrik pengolahan daun kayu putih milik Perum Perhutani yang cukup banyak di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

Produk utama yang dihasilkan dari tanaman kayu putih adalah minyak kayu putih yang diperoleh dari hasil penyulingan daun kayu putih. Pabrik kayu putih di Pulau Jawa memiliki kapasitas terpasang pabrik sebesar 53.760 ton per tahun untuk daun kayu putih dan total produksi tahunan minyak kayu putih yang dihasilkan di Pulau Jawa sebesar 300 ton (Rimbawanto et al. 2009). 

Minyak kayu putih merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang banyak digunakan untuk bahan berbagai produk kesehatan atau farmasi sehingga minyak kayu putih menjadi produk yang banyak dicari.

Minyak kayu putih diproduksi dari daun tumbuhan Melaleuca leucadendra dengan kandungan terbesarnya adalah eucalyptol (cineole). Hasil penelitian tentang khasiat cineole menjelaskan bahwa cineole memberikan efek mukolitik (mengencerkan dahak), bronchodilating (melegakan pernafasan), anti inflamasi dan menurunkan rata-rata eksaserbasi kasus paru obstruktif kronis dengan baik seperti pada kasus pasien dengan asma dan rhinosinusitis. Selain itu efek penggunaan eucalyptus untuk terapi bronkitis akut terukur dengan baik setelah penggunaan terapi selama empat hari (Fischer, 2013).

Manfaat minyak kayu putih lainnya adalah meredakan hidung tersumbat. Cajuput yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minyak kayu putih mengandung senyawa yang bersifat dekongestan. Senyawa ini dapat melegakan tenggorokan dan hidung yang tersumbat.

Kandungan zat cineole pada minyak kayu putih juga bermanfaat untuk mengatasi infeksi di kulit Anda. Jika Anda mengoleskannya di kulit, cineole pada minyak kayu putih juga menimbulkan rasa hangat dan mengurangi rasa sakit pada permukaan kulit.

Selain minyaknya yang bermanfaat untuk kesehatan, produk lain yang cukup potensial adalah kayu untuk konstruksi maupun kerajinan. 

Tanaman Kayu putih dapat dimanfaatkan untuk kerajinan karena jaringan kayunya mempunyai tingkat kepadatan yang cukup (kompak), kuat, warna pink merata dan tekstur kayu yang cukup halus. Pemanfaatan lainya yang pernah dilakukan adalah memanfaatkan bagian kulit batang untuk perpak pada sambungan kayu pada pembuatan sampan dan kapal tradisional.   

Baca juga: Simak Hasil Publikasi Ilmiah LindungiHutan di Widyantara

LindungiHutan Menanam Lebih Dari 800 RIBU Pohon di 50 Lokasi Penanaman Bersama 500+ Brand dan Perusahaan

Penulis: Sintiami Ramadhani

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Unduh annual report LindungiHutan