Connect with us

Mitra Hijau

338 Pohon dari TISOO untuk Pesisir Kota Semarang

Published

on

TISSO tanam mangrove di Semarang.

TISOO merupakan merek lokal 100% asli Indonesia yang berasal dari Denpasar, Bali dan berdiri sejak tahun 2021. TISOO paham akan kekhawatiran yang muncul tentang penggunaan kertas tisu. Barang rumah tangga yang menjadi kebutuhan sehari-hari bagi banyak orang. Namun, jadi makin kontroversial ketika proses pembuatannya mengorbankan pohon-pohon di kawasan hutan. 

Oleh sebab itu, TISOO hadir sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan: kertas tisu bebas pohon yang terbuat dari bambu. Dengan demikian, pohon dapat terus bertahan di hutan dan memberikan manfaat bagi bumi dan makhluk hidup di dalamnya.

Dalam menjalankan praktik dan proses bisnisnya, TISOO senantiasa berkomitmen untuk memprioritaskan perlindungan dan pelestarian lingkungan serta memberikan manfaat kepada masyarakat.

Sudah menjadi komitmen yang terwujud dalam kebijakan dan nilai TISOO untuk turut serta mengendalikan dampak lingkungan secara signifikan yang terkait dengan kegiatannya.

TISOO Sukses Inisiasi Kampanye Alam Bertajuk ‘TISOO Greening Project for Tambakrejo, Semarang’

TISOO tanam mangrove.
Mitra Petani LindungiHutan melakukan penanaman mangrove TISOO. (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Komitmen TISOO dalam mewujudkan lingkungan yang lestari diwujudkan dalam aksi penghijauan. Bersama LindungiHutan, TISOO menginisiasi kampanye alam bertajuk ‘TISOO Greening Project for Tambakrejo, Semarang’ sebagai bentuk kontribusi nyata pelestarian alam.

TISOO berkomitmen untuk mendonasikan 1 pohon di setiap pembelian 1 produk (terkecuali single packs) untuk penanaman mangrove di Cilacap, Demak, Semarang, dan Kendal. 

Melalui kampanye alam tersebut, 338  Mangrove Rhizophora sukses ditanam di Pesisir Tambakrejo, Kota Semarang pada tanggal 25 Januari 2023 Penanaman berlangsung dengan lancar dan dibantu oleh Kelompok CAMAR.

Apa yang dilakukan oleh TISOO untuk turut serta #BersamaMenghijaukanIndonesia sudah semestinya kita apresiasi bersama.

TISOO tak lupa akan peran dan tanggung jawabnya untuk bersama-sama ikut menjaga dan melestarikan bumi. Harapannya, inisiasi kampanye alam ini dapat memberikan manfaat baik bagi lingkungan dan juga masyarakat setempat.

Terlebih, kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam perlu ditanamkan dan dipraktikkan oleh banyak orang serta berbagai pihak. Kami percaya, makin banyak ‘tangan’ yang terlibat maka semakin banyak pula mereka yang turut menjaga.

Baca juga: Penanaman 300 Pohon Mangrove The Body Shop Indonesia di Jakarta

Selayang Pandang Pesisir Tambakrejo dan Makam yang Tenggelam

Bersama LindungiHutan Tisso tanam mangrove.
Menggandeng LindungiHutan, TISOO tanam mangrove di Pesisir Tambakrejo, Kota Semarang. (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Pemilihan Pesisir Tambakrejo, Kota Semarang sebagai lokasi penanaman tentu bukan tanpa pertimbangan, mengingat terdapat beberapa persoalan lingkungan yang melingkupinya.

Walaupun memiliki nama asli Tambakrejo, tetapi penyebutan ‘Tambak Lorok lebih dikenal oleh masyarakat luas. Mengapa demikian? Penyebutan lingkungan Tambak Lorok lantaran wilayah permukiman nelayan ini selalu mengalami pergeseran tanah atau dalam Bahasa Jawa masyarakat sering menyebutnya nglorok yang artinya merosot. Posisinya yang berada di pesisir lautan atau lebih tepatnya di Pelabuhan Tanjung Mas, Kota Semarang membuat Pesisir Tambakrejo juga terancam abrasi jika tidak dilakukan penjagaan pantai dengan penanaman konservasi hutan bakau.

Karena faktanya, sebuah makam di Pesisir Tambakrejo sudah tenggelam akibat abrasi yang melanda daerah setempat. Makam yang terletak di pinggir pantai tersebut terkepung air laut dan terendam hingga menyisakan sebagian nisannya saja. Bukan hanya itu, akses jalan kaki sekitar 200 meter dari perkampungan juga terendam air laut. Jadi, bagi mereka yang ingin berkunjung ke areal makam mau tak mau mereka harus melalui genangan air yang dipenuhi oleh sampah. 

Berkaca pada kondisi lingkungan Pantai Tambakrejo, LindungiHutan bersama TISOO mengambil inisiasi penanaman 338 Mangrove Rhizophora sebagai langkah konservasi dan restorasi lingkungan.

Selain dari sisi ekologi, partisipasi penanaman pohon ini juga telah mendukung poin-poin program Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan:

  • Mencegah degradasi lahan akibat abrasi (SDG’s 15)
  • Mengurangi dampak banjir di pemukiman warga (SDG’s 15)
  • Meningkatkan area tutupan hijau (SDG’s 15)
  • Membantu pengurangan emisi karbon (SDG’s 13)
  • Meningkatkan perekonomian petani dan warga sekitar (SDG’s1)
  • Menyediakan jam kerja bagi warga sekitar (SDG’s 8).

Tanaman Mangrove: Serba-Serbi Manfaat dan Potensinya

Rhizophora mucronata merupakan tanaman bakau yang paling sering ditemukan di ekosistem mangrove Indonesia. Berdasarkan hasil penilaian kesesuaian lahan, Rhizophora mucronata sangat cocok untuk ditanam di Desa Bedono, Demak. Pohon ini memiliki ciri-ciri:

Daun berkulit dengan bentuk elips melebar hingga bulat memanjang dan ujungnya meruncing. Ukuran daun berkisar antara 11-23 cm x 5-13 cm. Gagang daun berwarna hijau dengan panjang 2,5-5,5 cm.

Buah berbentuk lonjong/panjang seperti telur, berukuran 5-7 cm, dan berwarna hijau kecoklatan. Kulit buah seringkali kasar di bagian pangkal. Buah tersebut memiliki biji tunggal (monokotil).

Batang dapat mencapai tinggi 27 m dengan diameter hingga 70 cm. Kulit kayunya berwarna coklat gelap hingga hitam. Akar berbentuk tunjang.

Akar ini tumbuh dari percabangan bagian bawah sehingga muncul di udara.

Bunga menempel pada gagang, berkelompok 4-8 buah. Dauh mahkota setiap bunga berjumlah 4, berwarna putih, dan berambut. Kelopak bunga berwarna kuning pucat dan berjumlah 4 helai.

Adapun, manfaat ekologi dari Rhizophora mucronata antara lain:

  • Menghasilkan O2 dan menyerap emisi CO2
  • Akarnya memperkuat struktur tanah di daerah pesisir sehingga mencegah penurunan muka tanah dan eros
  • Memecah ombak, mengurangi abrasi, dan mengurangi dampak tsunami
  • Buahnya menjadi sumber makanan bagi hewan mangrove seperti monyet, bekantan, kepiting bakau, dan burung
  • Formasi pohon menjadi habitat tempat berlindung hewan air seperti kepiting bakau, udang, burung, dan ikan

Sementara itu, potensi manfaat ekonominya seperti:

  • Kayu digunakan untuk kayu bakar dan mebel,
  • Tanin dari kayu dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami,
  • Daun dapat diolah menjadi keripik,
  • Memperbaiki ekosistem tambak udang dan ikan dengan menghasilkan fitoplankton dan zooplankton.

Baca juga: Citilink Tanam 1.000 Pohon di Makassar Bersama LindungiHutan

ColaboraTree: Membantu Brand Wujudkan Inisiasi Pelestarian Lingkungan dengan Mudah

Melaksanakan program kebaikan dan peduli lingkungan brand Anda tidak perlu menyita waktu dan tenaga. Melalui CollaboraTree, LindungiHutan bantu wujudkan aksi nyata brand peduli lingkungan untuk kelestarian hutan.

Sederhanannya, CollaboraTree merupakan sebuah program untuk brand peduli lingkungan agar dapat merealisasikan kepeduliannya menjadi bentuk nyata dengan aksi penghijauan bersama LindungiHutan.

Berikut ini 5 alasan brand/perusahaan Anda perlu menjalin kerja sama dengan LindungiHutan yaitu:

  1. Mudah dan berkelanjutan, LindungiHutan menjalin kerja sama dengan Penggerak penghijauan dan petani hutan untuk mempermudah proses penanaman dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial kepada masyarakat sekitar hutan.
  2. Meningkatkan citra baik brand/perusahaan di mata publik.
  3. Menumbuhkan kredibilitas bisnis dan kepercayaan konsumen, karyawan, mitra usaha, vendor atau auditor terhadap komitmen brand/perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan publik.
  4. Menaikan penilaian investor dan pemegang saham perusahaan.
  5. Skema kerja sama, biaya, dan lokasi kegiatan dapat diatur dan dibicarakan.

Adapun, mengenai bentuk kolaborasi dan manfaat yang akan didapat perusahaan bisa dilihat selengkapnya di alamat berikut https://lindungihutan.com/collaboratree

Muhamad Iqbal adalah SEO content writer di LindungiHutan dengan fokus pada tulisan-tulisan lingkungan, kehutanan dan sosial.

Sedekah Pohon LindungiHutan