Connect with us

Mitra Hijau

Berkolaborasi Bersama LindungiHutan, Tutor Asrama ITB Tanam 1.017 Mangrove di Cirebon

Published

on

Tutor asrama ITB jalankan aksi penghijauan

Asrama ITB merupakan organisasi yang bergerak di bidang akademik, sosial, dan lingkungan di dalam lingkup Kampus ITB. Beberapa layanan yang dihadirkan oleh Asrama ITB antara lain pelayanan asrama mahasiswa, konseling, kegiatan kemasyarakatan, dan lainnya. Untuk meningkatkan nilai akademik mahasiswa, Asrama ITB membentuk kelompok belajar bernama Tutor Asrama ITB.

Tutor Asrama ITB senantiasa berkomitmen untuk memprioritaskan perlindungan dan pelestarian lingkungan serta memberikan manfaat kepada masyarakat. Sudah menjadi komitmen Tutor Asrama ITB untuk turut serta mengendalikan dampak lingkungan secara signifikan yang terkait dengan kegiatannya.

Tutor Asrama ITB Berhasil Tanam Ribuan Mangrove di Kawasan Hutan Mangrove Caplok Barong, Cirebon

Komitmen Tutor Asrama ITB dalam mewujudkan lingkungan yang lestari diwujudkan dalam aksi penghijauan. Bersama LindungiHutan, Tutor Asrama ITB menginisiasi kampanye alam bertajuk “Menanam Harapan, Menjaga Lingkungan: Mewujudkan Keberlanjutan Pesisir Melalui Penanaman 1000 Pohon Mangrove di Hutan Caplok Barong” sebagai bentuk kontribusi nyata pelestarian alam.

Melalui kampanye alam tersebut, 1.017 mangrove sukses ditanam di Kawasan Hutan Mangrove Caplok Barong, Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon  pada tanggal 20 Mei 2023. Penanaman berlangsung dengan lancar dan dibantu oleh Rifcky Mohamad Al-Anwari.

Upaya yang dilakukan oleh Tutor Asrama ITB untuk turut serta #BersamaMenghijaukanIndonesia sudah semestinya kita apresiasi bersama.

Tutor Asrama ITB tak lupa akan peran dan tanggung jawabnya untuk bersama-sama ikut menjaga dan melestarikan bumi. Harapannya, inisiasi kampanye alam ini dapat memberikan manfaat baik bagi lingkungan dan juga masyarakat setempat.

Terlebih, kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam perlu ditanamkan dan dipraktikkan oleh banyak orang serta berbagai pihak. Kami percaya, makin banyak ‘tangan’ yang terlibat maka semakin banyak pula mereka yang turut menjaga.

Baca juga: Earthero Hijaukan Pantai Kartika Jaya dengan Menanam 496 Pohon Mangrove

Potensi Kawasan Hutan Caplok Barong yang Patut Dijaga Bersama

lokasi penanaman mangrove tutor asrama ITB
Lokasi penanaman mangrove Tutor Asrama ITB di Kawasan Hutan Mangrove Caplok Barong, Cirebon. (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Pemilihan Kawasan Hutan Mangrove Caplok Barong sebagai lokasi penanaman tentu bukan tanpa pertimbangan, mengingat terdapat beberapa persoalan lingkungan yang melingkupinya.

Wilayah pesisir merupakan lingkungan yang diberkahi dengan kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang beragam. Kekayaan alam yang dimaksud termasuk hutan bakau di sepanjang pesisir Cirebon, salah satunya berada di Ekowisata Mangrove Caplok Barong. 

Sayangnya, ekosistem hutan bakau kian hari tampaknya menunjukkan gejala degradasi. Alih fungsi lahan yang terjadi mengubah wajah hutan bakau di enam kecamatan di Pesisir Kabupaten Cirebon, termasuk Kecamatan Losari di dalamnya. Kecamatan tersebut mengalami pengurangan panjang sebaran bakau sepanjang ±2,9 km. Upaya pelestarian lantas dilakukan melalui pengelolaan ekowisata hutan mangrove.

Sadar akan potensi keindahan dan keaslian yang ada membuat masyarakat kemudian mengelola Ekowisata Mangrove Caplok Barong. Kawasan hutan mangrove sepanjang lebih dari 300 meter ini menyediakan berbagai fasilitas lengkap untuk pengunjung. Hutan mangrove lebat yang menghampar dan panorama laut yang khas melengkapi kepuasan mereka yang mengunjungi tempat ini. 

Untuk itu, Ekowisata Mangrove Caplok Barong perlu dijaga kelestarian dan keberlanjutannya. Selain memberikan profit dari aktivitas pariwisata, aspek lingkungan dan ekologinya pun jangan sampai kemudian terlupakan. 

Apalagi, Ekowisata Mangrove Caplok Barong menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna di antaranya bangau, kepiting bakau, udang, Rhizophora apiculata, Avicennia marina, Bruguiera sp, dan Nypa sp. 

Maka tepat dikatakan jika keberadaan Ekowisata Mangrove Caplok Barong dapat memberi manfaat ekonomi dan jasa lingkungan tanpa mengeksploitasi mangrove.

Besarnya potensi yang dimiliki sayangnya tidak sejalan dengan ketersediaan sumber daya manusia yang mengelola ekowisata mangrove. Hal tersebut membuat pengembangan dan pengelolaan lebih lanjut kawasan ini cukup terhambat. 

Maka dari itu, dalam rangka membantu upaya pelestarian mangrove di Ekowisata Mangrove Caplok Barong dan sekitarnya, sejak tahun 2021 LindungiHutan telah melakukan kampanye penanaman bersama masyarakat setempat. 

Berkaca kepada kondisi lingkungan di daerah Kawasan Hutan Mangrove Caplok Barong, LindungiHutan bersama Tutor Asrama ITB mengambil inisiasi penanaman 1.017 pohon mangrove sebagai langkah konservasi dan restorasi lingkungan.

Selain dari sisi ekologi, partisipasi penanaman pohon ini juga telah mendukung poin-poin program Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) dengan:

  • Mencegah degradasi lahan akibat abrasi (SDG’s 15)
  • Mengurangi dampak banjir di pemukiman warga (SDG’s 15)
  • Meningkatkan area tutupan hijau (SDG’s 15)
  • Membantu pengurangan emisi karbon (SDG’s 13)
  • Meningkatkan perekonomian petani dan warga sekitar (SDG’s 1)
  • Menyediakan jam kerja bagi warga sekitar (SDG’s 8).

Baca juga: U-Report Indonesia Tanam 400+ Mangrove di Pesisir Trimulyo, Kota Semarang

Ciri-ciri dan Manfaat Mangrove Bagi Kelestarian Alam

Penanaman mangrove tim Asrama ITB dengan LindungiHutan
Mangrove menyimpan potensi dan manfaat untuk lingkungan dan masyarakat. (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Rhizophora mucronata merupakan tanaman bakau yang paling sering ditemukan di ekosistem mangrove Indonesia. Berdasarkan hasil penilaian kesesuaian lahan, Rhizophora mucronata sangat cocok untuk ditanam di Kawasan Hutan Mangrove Caplok Barong. Pohon ini memiliki ciri-ciri:

  • Daun berkulit dengan bentuk elips melebar hingga bulat memanjang dan ujungnya meruncing. Ukuran daun berkisar antara 11-23 cm x 5-13 cm. Gagang daun berwarna hijau dengan panjang 2,5-5,5 cm.
  • Buah berbentuk lonjong/panjang seperti telur, berukuran 5-7 cm, dan berwarna hijau kecoklatan. Kulit buah seringkali kasar di bagian pangkal. Buah tersebut memiliki biji tunggal (monokotil).
  • Batang dapat mencapai tinggi 27 m dengan diameter hingga 70 cm. Kulit kayunya berwarna coklat gelap hingga hitam.
  • Akar berbentuk tunjang. Akar ini tumbuh dari percabangan bagian bawah sehingga muncul di udara.
  • Bunga menempel pada gagang, berkelompok 4-8 buah. Dauh mahkota setiap bunga berjumlah 4, berwarna putih, dan berambut. Kelopak bunga berwarna kuning pucat dan berjumlah 4 helai.

Adapun, manfaat ekologi dari Rhizophora mucronata antara lain:

  • Menghasilkan O2 dan menyerap emisi CO2
  • Akarnya memperkuat struktur tanah di daerah pesisir sehingga mencegah penurunan muka tanah dan eros
  • Memecah ombak, mengurangi abrasi, dan mengurangi dampak tsunami
  • Buahnya menjadi sumber makanan bagi hewan mangrove seperti monyet, bekantan, kepiting bakau, dan burung
  • Formasi pohon menjadi habitat tempat berlindung hewan air seperti kepiting bakau, udang, burung, dan ikan

Sementara itu, potensi manfaat ekonominya seperti:

  • Kayu digunakan untuk kayu bakar dan mebel,
  • Tanin dari kayu dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami,
  • Daun dapat diolah menjadi keripik,
  • Memperbaiki ekosistem tambak udang dan ikan dengan menghasilkan fitoplankton dan zooplankton.

CollaboraTree: Bantu Brand Anda Upayakan Aksi Nyata Peduli Lingkungan dan Kelestarian Hutan

Melaksanakan program kebaikan dan peduli lingkungan brand Anda tidak perlu menyita waktu dan tenaga. Melalui CollaboraTree, LindungiHutan bantu wujudkan aksi nyata brand peduli lingkungan untuk kelestarian hutan.

Sederhanannya, CollaboraTree merupakan sebuah program untuk brand peduli lingkungan agar dapat merealisasikan kepeduliannya menjadi bentuk nyata dengan aksi penghijauan bersama LindungiHutan.

Berikut ini 5 alasan brand/perusahaan Anda perlu menjalin kerja sama dengan LindungiHutan yaitu:

  1. Mudah dan berkelanjutan, LindungiHutan menjalin kerja sama dengan Penggerak penghijauan dan petani hutan untuk mempermudah proses penanaman dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial kepada masyarakat sekitar hutan.
  2. Meningkatkan citra baik brand/perusahaan di mata publik.
  3. Menumbuhkan kredibilitas bisnis dan kepercayaan konsumen, karyawan, mitra usaha, vendor atau auditor terhadap komitmen brand/perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan publik.
  4. Menaikan penilaian investor dan pemegang saham perusahaan.
  5. Skema kerja sama, biaya, dan lokasi kegiatan dapat diatur dan dibicarakan.

Baca juga: Kolaborasi Tokopedia Bersama Lindungi Hutan Tanam 13.000 Pohon

Rawat Bumi LindungiHutan