Connect with us

Bisnis Lestari

Mengenal Hutan Gambut dan Aksi Rimba Raya Conservation Pulihkan Lahan Gambut di Kalimantan Tengah

Published

on

Aksi Rimba Raya Conservation pulihkan hutan gambut di Kalimantan Tengah.

Rimba Raya Conservation mengambil langkah nyata dan berani melindungi luasnya hutan gambut sehingga tidak beralih menjadi perkebunan kelapa sawit. Kesadaran dan keberanian tersebut berhasil mencegah hampir 65.000 hektar lahan dari nasib buruk seperti sebelum-sebelumnya.

Tentu, atas dukungan dari berbagai pihak, langkah tersebut tidak hanya memberikan dukungan keuangan kepada komunitas dari 14 desa, tetapi juga telah membantu Rimba Raya melindungi sebidang tanah yang berharga bagi masyarakat dan satwa liar dari generasi mendatang.

Perlu diketahui hutan gambut adalah ekosistem yang bersifat penting. Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir jumlahnya berkurang secara drastis dengan adanya konversi lahan pertanian dan kegiatan lainnya. Padahal mengutip asean.org dari databoks..katadata.co.id, Indonesia memiliki lahan gambut terbesar di Asia Tenggara dengan luas mencapai 20,2 juta hektar.

Lebih lanjut, mengutip dari pantaugambut.id lahan gambut di Indonesia tersebar di tiga pulau besar yaitu Sumatera dengan luas gambut 5,8 juta hektar, Kalimantan dengan luas gambut 4,5 juta hektar, dan Papua yang memiliki luas gambut sebesar 3 juta hektare.

Rimba Raya Conservation berkomitmen untuk melakukan pemulihan lahan gambut salah satunya dengan metode sekat kanal. Upaya ini adalah untuk menekan retensi yang terjadi pada lahan gambut di kawasan Rimba Raya Conservation. Total, sudah ada 4 titik dibangun sekat kanal, tepatnya di lokasi Tatah Ji.

Perlu dipahami, kini cara pandang terhadap hutan gambut tidak lagi sebatas mengambil kayunya atau merubahnya menjadi lahan pertanian dan perkebunan. Rimba Raya Conservation, memiliki New Normal dalam melihat hutan gambut:

  • Hutan bernilai ekonomi” lebih dalam konteks mitigasi perubahan iklim,
  • Hutan dijaga karena menyimpan karbon (HSC) dan bernilai konservasi tinggi (HCV, biodiversitas, dan natural habitat),
  • Nilai ekonomi hutan gambut: mencegah CO2 keluar (dilepaskan) atau  hutan dikonversi,
  • Upaya “mencegah” dilakukan melalui restorasi dan konservasi yang tidak murah dan memerlukan keterlibatan para pihak termasuk swasta.
  • Pihak swasta mau melakukan apabila usaha ini memberikan keuntungan secara finansial.
  • “Mencegah pelepasan CO2” menghasilkan karbon kredit.

Baca juga: Profil PT Rimba Raya Conservation, Visi, Misi, dan Sinergi untuk Negeri

Melalui proyek ini, Rimba Raya Conservation berusaha menyelamatkan hutan rawa gambut tropis tersisa di Kabupaten Seruyan yang memiliki High Conservation Value dan High Carbon Stock. Apalagi, rawa gambut Seruyan merupakan sumber penghidupan masyarakat (tangkapan ikan) terbesar di Seruyan. Selain itu, menjadi penyangga utama fisik dan sosial bagi TN Tanjung Puting, serta merupakan habitat bagi orangutan.

Apa itu Hutan Gambut dan Mengapa Penting?

Penanaman pohon di lahan gambut.
Penanaman pohon lahan gambut di dalam wilayah konsesi oleh Rimba Raya Conservation .

Tahukah kamu, dalam keadaan aslinya hutan rawa gambut Indonesia menyerap antara 0,01—0,003 Gigaton karbon per tahun? Berkaca kepada angka tersebut, kita akan sadar betapa pentingnya peran hutan gambut bagi kehidupan makhluk hidup. Namun, apa sebenarnya hutan gambut itu?

Gambut adalah jenis lahan basah yang terbentuk dari timbunan material organik berupa sisa-sisa pohon, rerumputan, lumut dan jasad hewan yang membusuk di dalam tanah.

Terbentuknya gambut di wilayah tropika bermula dari adanya genangan di daerah rawa, danau, maupun cekungan yang didukung oleh curah hujan tinggi sehingga proses pencucian basa-basa dan pemasaman tanah berlangsung intensif diikuti dengan penurunan aktivitas jasad renik perombak bahan organik.

Gambut memiliki karakteristik yang unik dan mempunyai manfaat yang beragam. Manfaat tersebut seperti:

  • Pengatur tata air,
  • Pengendali banjir,
  • Habitat (tempat hidup) aneka ragam jenis makhluk hidup,
  • Sebagai gudang penyimpan karbon,
  • Pengedali kestabilan iklim global.

Adapun, sifat lahan gambut sangat berbeda dengan tanah mineral berkaitan dengan sifat kimia, fisika, dan biologi. Ciri lahan gambut dapat berubah akibat adanya tindakan manusia seperti pembukaan lahan, pembakaran lahan, pembuatan saluran drainase, dan penambangan.

Baca juga: Upaya Pelestarian Pohon Bakau oleh Rimba Raya Conservation

Maka dari itu, penting bagi kita semua memiliki kesadaran untuk bersama-sama menjaga hutan gambut kita bersama. Hutan kita sehat, bumi kita hijau, masyarakatnya pun sejahtera!

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Survey LindungiHutan