Connect with us

Mitra Hijau

Hallah Activewear Jaga Pantura Dengan Menanam 300+ Mangrove

Published

on

Hallah Activewear jaga pantura dengan menanam mangrove.

Ada berbagai cara yang bisa kita lakukan untuk ikut serta menjaga bumi senantiasa tetap hijau. Salah satunya dengan menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan.

HALLAH Activewear adalah brand fashion yang berdiri sejak 21 Maret 2020 dan bertepatan dengan Hari Hutan Internasional. HALLAH menyediakan baju-baju yang dibuat dengan bahan eco-friendly dan dijahit secara ethical.

Lebih jauh, HALLAH bukan sekadar brand yang menjual activewear. HALLAH adalah sebuah komunitas yang memperkenalkan dan menyebarluaskan gaya hidup sehat yang menyenangkan untuk semua kalangan, serta menanamkan kesadaran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.

HALLAH hadir ingin mengedukasi dan melakukan gerakan berskala nasional maupun global untuk memunculkan kesadaran guna membantu bumi dari inisiatif usaha-usaha.

Brand ini memilih untuk meningkatkan awareness tentang sustainable fashion dan tree plantation, karena perlu kita sadari bersama bahwa hutan adalah harta karun Indonesia.

Baca juga: Toteally: Friends of the Earth Tanam 200+ Pohon di Pesisir Demak, Jawa Tengah Bersama LindungiHutan

Hallah Activewear dan LindungiHutan Menanam 316 Bibit Mangrove di Demak, Jawa Tengah

Mitra petani LindungiHutan menanam bibit mangrove hasil kerjasama dengan HALLAH Activewear.
Mitra petani LindungiHutan sedang melakukan penanaman mangrove kampanye alam HALLAH Activewear di Demak, Jawa Tengah (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Kali ini HALLAH bersama LindungiHutan ingin memberikan kontribusinya untuk melestarikan hutan-hutan di Indonesia. Dengan menanam pohon, harapannya flora dan fauna di hutan, tribe indigenous dan lingkungan sekitarnya akan lestari.

Maka dari itu, lahirlah kampanye alam bertajuk “Hallah untuk Bedono, Semarang” yang diinisiasi oleh HALLAH Activewear. Melalui kampanye alam tersebut, HALLAH sukses menanam 316 mangrove di pesisir Desa Bedono, Sayung, Demak pada tanggal 9 Januari 2022. Adapun, proses penanaman berjalan dengan lancar dengan mendapat bantuan dari Mak Jah dan keluarganya.

Langkah yang dilakukan oleh HALLAH merupakan wujud konkret untuk membantu segala upaya pelestarian lingkungan. Melalui kontribusi dana dan tenaga, diharapkan dapat membaha pembaruan pemikiran masyarakat bahwasanya menanam pohon adalah sesuatu yang keren dan wajib bagi kita semua.

Terlepas dari itu, semoga  apa yang dilakukan oleh HALLAH dapat menginspirasi banyak pihak terutama brand-brand lainnya untuk turut serta berkontribusi menjaga dan melestarikan alam.

Baca juga: Cozmeed dan LindungiHutan Bekerja Sama Menjalankan Program Penghijauan di Jawa Tengah

Selayang Pandang Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak

Banner kegiatan penanaman Hallah Activewear di Demak, Jawa Tengah.
Mak Jah dan mitra petani bibit LindungiHutan berfoto bersama banner kegiatan di lokasi penanaman mangrove (Dok: Business Devopment/LindungiHutan).

Desa Bedono terletak di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Tepatnya berada di 3 kilometer arah utara dari pusat Kecamatan Sayung dengan luas wilayah mencapai 7,39 Km (10% dari luas Kecamatan Sayung).

Mengingat letak Kecamatan Sayung yang menjorok ke laut, dan kondisi topografi nya landau serta datar, membuat kawasan ini kerap menjadi korban banjir rob.

Dalam 10-20 tahun terakhir, pengikisan daratan oleh air laut terus terjadi di Desa Bedono, Demak, Jawa Tengah. Hingga saat ini 200 rumah penduduk tenggelam akibat abrasi tersebut.

Akibatnya, warga terpaksa kehilangan mata pencaharian sebagai nelayan sehingga  mereka melakukan relokasi tempat tinggal.

Kondisi diperparah dengan rusaknya hutan mangrove. Sebab, pertahanan wilayah daratan di sekitar Pesisir Kabupaten Demak terhadap dinamika alam (arus, gelombang, angin) menjadi lemah.

Perlu diketahui, rusaknya vegetasi mangrove ini memperparah abrasi dan rob yang terjadi di Desa Bedono, yaitu merubah peta wilayah Kabupaten Demak. Bukan hanya itu, 640 hektare lahan tambak yang menjadi penopang hidup warga ikut hilang tak berbekas.

Abrasi pantai yang terjadi di Pesisir Demak, dikategorikan paling memprihatinkan. Posisi lahan terkena abrasi membentuk teluk. Apabila tidak ditangani secara serius, lahan yang tergerus air laut akan makin jauh ke perkampungan.

Oleh sebab itu, HALLAH menggandeng LindungiHutan menginisiasi penanaman Mangrove Rhizophora sebagai langkah restorasi lingkungan. Dengan harapan penanaman tersebut akan membawa dampak baik bagi lingkungan dan masyarakat.

Baca juga: Watsons Go Green Tanam 1.000 Pohon di Bali

Segudang Manfaat Hutan Mangrove untuk Alam dan Lingkungan

Sederhanannya, hutan mangrove adalah jenis hutan homogen pesisir pantai yang didominasi oleh pohon mangrove. Bagi yang belum tahu apa itu pohon mangrove, kita bisa melihat dari akarnya. Sebab, ciri utama  pohon bakau atau mangrove ada pada jenis akarnya (biasanya tampak mencuat ke atas).

Akar tunjang (still root) pada tanaman bakau-bakauan berfungsi untuk mempertahankan posisi pohon bakau ketika ombak dan pasang surut air laut menerjangnya.

Lantas, mengapa pohon mangrove dianggap penting bagi kawasan pesisir? Selain berperan sebagai benteng alami penahan abrasi, ada banyak manfaat lainnya yang dimiliki oleh mangrove, yaitu:

  • Menangkap karbon dioksida dan menukarnya dengan oksigen, sehingga mencegah pemanasan global,
  • Penahan badai dan angin yang bermuatan garam,
  • Tempat hidup beragam makhluk hidup baik itu yang berlindung, mencari makan, dan tinggal,
  • Menjaga kualitas air lewat akar tunjang yang mampu menyerap polutan-polutan,
  • Tempat rekreasi dan pariwisata, dari manfaat tersebut masyarakat sekitar hutan bakau dapat mengelola tempat wisata tersebut secara mandiri dengan desa atau pemerintah daerah,
  • Menjadi tempat bekerja masyarakat sekitar sebagai nelayan dan petani tambak hutan bakau dan hutan mangrove,
  • Bahan penghasil obat-obatan, banyak dari masyarakat Indonesia yang meyakini khasiat dari tanaman bakau memiliki khasiat.
Rawat Bumi LindungiHutan