Connect with us

Lingkungan

Pengasaman Air Laut, Bukti Nyata Perubahan Iklim Dampak Aktivitas Manusia

Published

on

Pengasaman air laut adalah

Pengasaman air laut adalah masalah global yang memengaruhi perairan di Indonesia. Dampaknya serius terhadap kesehatan dan biodiversitas akuatik yang ada di dalamnya.

Fenomena ini di Indonesia semestinya menjadi perhatian yang penting. Mengingat, kondisi kita yang merupakan negara maritim yang memiliki kekayaan sumber daya alam laut yang sangat melimpah.

Pengasaman laut di Indonesia tidak hanya berdampak pada kelestarian ekosistem laut, tetapijuga berdampak pada sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Pengertian Pengasaman Air Laut

Pengasaman air laut, yang juga dikenal sebagai pengasaman laut atau penurunan pH laut, merujuk pada proses di mana kadar pH air laut menurun. Ini disebabkan oleh peningkatan jumlah karbon dioksida (CO2) dalam atmosfer yang larut dalam air laut, membentuk asam karbonat (Tito & Susilo, 2021).

Proses ini terutama terkait dengan aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi, yang menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca, terutama CO2 (Rositasari dkk, 2010).

Baca juga: 4 Jenis Ekosistem Pesisir dan Manfaat yang Perlu Kamu Tahu

Peningkatan konsentrasi CO2 dalam atmosfer mengarah pada peningkatan penyerapan CO2 oleh air laut. Ketika CO2 larut dalam air, ia bereaksi dengan air dan membentuk asam karbonat. Reaksi ini mengakibatkan penurunan pH air laut, membuatnya lebih asam. 

Perubahan ini memiliki dampak serius pada ekosistem laut dan organisme yang hidup di dalamnya, terutama organisme seperti koral, moluska, dan hewan-hewan kecil lainnya yang memiliki cangkang atau kerangka kalsium karbonat.

Bagaimana Proses Pengasaman Air Laut?

Proses pengasaman air laut sangat erat kaitannya dengan aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi, yang menghasilkan emisi CO2 ke atmosfer. Sebagian besar CO2 ini kemudian diserap oleh laut, membentuk asam karbonat, yang mengakibatkan penurunan pH air laut (Tito & Susilo, 2021). 

Faktor antroposentrik menjadi faktor yang sangat kuat pada proses pengasaman air laut. Sementara manusia menjadi salah satu penyebab yang signisikfan. Berikut adalah prosesnya!

1. Emisi CO2

Penyebab pengasaman air lautnya awaknya merupakan sebab dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil (seperti batu bara, minyak, dan gas alam) untuk energi, serta perubahan penggunaan lahan, menghasilkan emisi CO2 ke atmosfer.

2. Penyerapan CO2

Laut menyerap sebagian besar CO2 yang ada di atmosfer. Ketika CO2 larut dalam air laut, ia bereaksi dengan air untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). Reaksi ini secara efektif mengurangi pH air laut.

3. Reaksi dengan Air Laut

CO2 yang larut dalam air laut bereaksi dengan molekul air dan membentuk asam karbonat (H2CO3). Ini adalah reaksi kimia yang secara bertahap meningkatkan konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam air laut.

4. Peningkatan Konsentrasi Ion Hidrogen

Ion hidrogen (H+) tambahan yang dihasilkan dari reaksi asam karbonat menyebabkan peningkatan konsentrasi ion hidrogen dalam air laut. Ion hidrogen merupakan aktor penyebab meningkatnya keasaman dalam larutan.

5. Penurunan pH

Kenaikan konsentrasi ion hidrogen dalam air laut menyebabkan penurunan pH air laut secara keseluruhan. Nilai pH yang lebih rendah menjadi penyebab pengasaman air laut.. Hal inilah yang menjadi proses final dari proses pengasaman air laut.

Baca juga: Padang Lamun, Pengendali Ekosistem yang Terlupakan

Pengasaman air laut

Apa Dampak dari Pengasaman Laut?

Dampak pengasaman air laut berpotensi mendegradasi lingkungan perairan secara masif dan destruktif. Berikut ini merupakan dampak pengasaman air laut dilihat dari akibatnya pada organisme akuatik, ekosistem, dan lingkungan laut secara holistik.

1. Dampak pada Organisme Laut

Penurunan pH air laut memiliki dampak serius pada organisme laut, terutama organisme yang memiliki cangkang atau kerangka kalsium karbonat, seperti karang, moluska, dan plankton. Asam karbonat yang lebih tinggi dapat mengurangi ketersediaan ion karbonat yang diperlukan untuk membangun struktur kalsium karbonat ini. Ini dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan organisme ini. Selain itu, pengasaman laut juga menghambat proses tumbuh kembang terumbu karang (Sari Hidayani, 2017).

2. Dampak Ekosistem

Pengasaman air laut juga dapat mempengaruhi rantai makanan dan ekosistem laut secara keseluruhan (Haiqal dkk, 2021). Organisme yang lebih rendah dalam rantai makanan, seperti plankton, terpengaruh oleh perubahan ketersediaan nutrien dan ion-ion penting. Ini kemudian dapat berdampak pada organisme yang lebih tinggi dalam rantai makanan, termasuk ikan dan mamalia laut.

3. Dampak Lingkungan Laut

Selain dampak pada organisme, pengasaman air laut juga dapat mengganggu lingkungan laut, termasuk terumbu karang dan ekosistem pesisir. Terumbu karang rentan terhadap perubahan pH karena mereka membutuhkan kondisi kimia yang tepat untuk tumbuh dan berkembang.

Baca juga: Mengenal Apa Itu FOLU Net Sink 2030

Bagaimana Cara Mengatasi Pengasaman Air Laut?

Cara mengatasi pengasaman air laut melibatkan proses pengurangan emisi CO2 ke atmosfer, yang dapat dilakukan dengan beralih ke sumber energi bersih dan berkelanjutan, serta mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan (Haiqal dkk, 2021). 

Selain itu, pemantauan terus-menerus terhadap perubahan dalam komposisi kimia dan ekosistem laut sangat penting untuk memahami dan merespons dampak pengasaman air laut yang semakin meningkat. Oleh karenanya, dampak perubahan kandungan air laut dapat diminimalisir sedini mungkin untuk menghindari kerusakan yang masif.

Apa Saja Penyebab Terjadinya Pengasaman Air Laut?

Pengasaman air laut bisa terjadi karena efek dari pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, proses industri, zat kimia, dan perubahan iklim.

Apa Pengaruh Pengasaman Air Laut Terhadap Terumbu Karang?

Meningkatnya kandungan CO2 dan asam karbonat yang merupakan faktor penyebab pengasaman air laut akan menghambat proses reproduksi terumbu karang.

Berapa Nilai pH Air Laut?

Nilai pH air laut yang normal umumnya berkisar antara 6,0 – 8,5.

Penulis: Bilal Adijaya

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan